Ruangan Paling Ujung

1088 Kata

Nalendra terdiam. Memilih untuk tidak menanggapi apa yang dikatakan oleh Dewi. Sedang berada dalam keadaan yang malas untuk berdebat. Apalagi, beradu argumen dengan Dewi yang ia kenal sebagai perempuan yang tidak mau mengalah—terkadang. “Ikut saja, ayo. Beli jajan,” kata Nalendra sembari melirik ke arah Dewi yang sedang sibuk dengan ponselnya. “Jajan melulu,” jawabnya tanpa menatap ke arah Nalendra. “Ini juga masih di kantin, makanan belum diantar,” sambungnya. “Eh .... “ Nalendra mengedarkan pandangan. Dia tidak mengingat jika sedang berada di dalam kantin rumah sakit. Pikirannya, masih berada di dalam ruangan yang digunakan oleh pasien. Nalendra berdiri untuk membenarkan kaos putih yang sedikit terangkat akibat terlalu lama duduk di bangku itu. Beberapa saat kemudian, makanan dan

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN