Mengikhlaskan Mu

1633 Kata
Falshback On Author POV Di madrasah tempat Jayyid mengajar hari ini sedang di adakan razia asrama santri, baik itu santri putra maupun santri putri, oleh para guru dan perwakilan santri yang merupak ketua setiap kamar masing-masing. "astaghfirullah hal'adzim, ini lemari nya siapa? ucap mba Rois saat menemukan beberapa lembar kertas di sela-sela tumpukan baju "itu lemari nya Dea mba" ucap salah satu santri yang mengikuti kegiatan razia. "tolong kasih tau Dea, setelah sholat Dzuhur suruh ke ruang kesiswaan" "baik mba" ucap santri tersebut. kemudian mba Rois melanjutkan untuk mengecek kamar-kamar santri yang lain, dari hasil razia yang di adakan oleh para guru ditemukan beberapa barang yang seharusnya tidak di dimiliki oleh santri ketika ada di asrama, seperti, Handpone, komik, bahkan di santri putra di temukan beberapa bungkus r***k yang masih ada isi nya. Salah satu tujuan orang tua memasukan anak-anak nya kesebuah madrasah berbasis pesantren adalah agar anak-anak nya menjadi anak-anak yang sholeh/sholehah dan memiliki pengetahuan agama yang baik untuk bekal di akhirat nya. Namun ketika di pesantren tidak semua santri lantas menjadi anak yang baik begitu saja selalu ada proses, karena itu sebagai orang tua ada baik nya tidak hanya mengharapkan anaknya menjadi orang yang sholeh/sholehah. tapi juga harus mendukung setiap kebijakan yang ada di pesenatren tersebut. "assalamulaikum, mba Rois memanggil saya?" ucap Dea yang sudah ada di ruang kesiswaan "waalaikumussalam, silahkan duduk Dea" ucap mba Rois. selain mba Rois di Ruang kesiswaan juga sudah ada ustadz Yahya dan Bu Ningsih "Dea betul ini punya kamu? ucap mba Rois sambil menunjukan tiga lembar kertas yang berisi pesan lewat tinta "eemm be--betul mba" ucapa Dea gugup "siapa pengirim nya?" tanya mba Rois kemudian "ustadz Rizki mba" ucap Dea lirih namun masih bisa terdengan oleh orang yang ada di ruangan tesebut. "berarti kamu saling berkirim surat dengan ustadz Rizki? tanya Bu Ningsih dengan nada kecewa "i--iya Bu" "ya sudah, kamu boleh kembali ke kamar mu, nanti untuk sangsi nya saya kasih tau setelah sholat maghrib" ucap mba Rois "iya mba, saya permisi, assalamualaikum" "waalaikumussalam" "abi, sudah panggil Rizki supaya kesini?" ucap Bu Ningsi kepada ustadz Yahya "udah mi, sebentar lagi dia sampai katanya" "ya udah kita tunggu aja.. mba Rois kamu juga ikut tunggu disini ya" "baik Bu" jawab mba Rois.  setelah menunggu sekitar lima belas menit, Rizki sampai di ruang kesiswaan "assalamualaikum" "waalaikumussalam, masuk Rizki" ucap ustadz Yahya "baik ustadz" ucap Rizki, sambil duduk di sebuah kursi di dekat ustadz Yahya. "maaf ustadz ada apa ya saya di panggil kesini" tanya Rizki sambil tersenyum. "begini Rizki, tadi pagi kami menemukan ini di lemari nya Dea, betul ini punya kamu?" ucap ustadz Yahya, sambil menyerahkan tiga lembar surat. "eemm i--itu.. " "astaghfirullah Ki Ki.. mba bener-bener ga nyangka" ucap mba Rois memotong perkataan Rizki.. tangannya menggenggam menahan amarah. "betul ustadz itu surat saya, yang kasih ke Dea" ucap Rizki sambil menundukan kepalanya. "kenapa kamu bisa melakukan hal seperti itu Rizki, kata-kata kamu di surat itu, kamu tau kan itu tidak di benarkan... lagi pula kamu kan sudah menyetujui perjodohan kamu dengan Rahmah..apa kamu mau merusaknya? ucap ustadz Yahya masih dengan suara tenang. "maaf ustadz, tapi saya melakukan itu karena Jayyid yang selalu mendekati Rahmah" "mendekati bagaimana maksud kamu Rizki?" kali ini Bu Ningsih ikut bicara "ya Jayyid selalu berusaha mendekati Rahmah, dia jemput Rahmah waktu camping beberapa bulan lalu, Jayyid pinjamkan jaket nya ke Rahmah, dan terakhir kemarin saya lihat di handpone Jayyid saling chating dengan Rahmah dengan alasan meminjam buku" "alasan mu ga masuk akal masuk akal Rizki"ucap mba Rois kesal... "ya sudah, sekarang saya minta kamu untuk memperbaiki diri jangan sampai ini terulang lagi.. saya harap ini tidak sampai merusak perjodohan mu dengan Rahmah. dan kamu juga harus siap dengan sanksi sebagai konsekuensi dari kesalahan mu" ucap ustadz Yahya. "ya ustadz insya Alloh saya tidak akan mengulangi nya lagi" "baik sekarang kamu boleh keliuar Rizki" "baik ustadz kalo gitu saya permisi, assalamualaikum" "waalaikumussalam" "Bi, terus Jayyid gimana?" tanya Bu Ningsih kepada ustadz Yahya. "besok di panggil ke rumah kita aja Mi, nanti Umi di temani Nisa yang nasehatin dia soal nya besok abi ada jadwal pengajian di Kebumen" "baik Bi kalo gitu" Flashback Off ***** Rahmah POV Semenjak semalam hujang turun terus menerus walaupun tidak terlalu deras, alhmdulillah sekarang sudah mulai rada, siang ini aku ada janji bertemu dengan mba Rois di komplek gedung putri, semalam mba Rois mengirim pesan pada ku, katanya ada hal penting yang ingin di bicarakan karena memang sudah dua hari aku tidak berangkat ke madrasah untuk mengajar karena sakit. aku memutuskan untuk berangkat sbelum Dzuhur dan melaksanakan sholat Dzuhur di masjid komplek putri" "apakah yang tadi aku lihat itu Jayyid, tapi kenapa dia terlihat seperti terburu-buru sehingga mengendarai motor nya dengan kecepatan tinggi, ada apa? dia mau kemana?" gumam Rahmah dalam hati nya "Assalamulaikum, sudah dari tadi Rahmah ? mba kira ga jadi kesini" "waalaikumussalam mba, lumayan mba, tadi aku sampai sini pas sholat Dzuhur Jama"ah selesai.. jadi aku langsung ke kamar mba dan sholat disini" "oh gitu.. ya sudah" ucap mba Rois sambil membuka mukena nya. "mba,... kata nya ada hal penting, apa sih emang sampe aku di suruh kesini?" "kamu dengerin mba ya.. jangan potongan omongan mba sampe selesai mba cerita" "iya mba" mba Rois pun menceritakan kejadian rajia beberapa hari yang lalu dengan sedetail-detail nya. "nah jadi gitu cerita nya Rahmah" ucap mba Rois mengakhiri ceritanya. "asstaghfirullah, aku ga nyangka akan sepertini kejadian nya mba, bahkan Jayyid harus kena imbas nya karena di anggap sebagai perusak perjodohan ini, terus apa Jayyid sudah di panggil kerumah ustadz Yahya" "kaya nya udah, tadi mba sempet ketemu Jayyid di parkiran dan katanya abis ada keperluan di rumah Bu Ningsih, jadi kemungkinan Jayyid sudah tau semua nya" "berarti tadi Jayyid dari sini, dia mau kemana, kok ga kearah gedung putra" ucap Rahmah lirih dengan nada cemas... "kamu ketemu Jayyid?' tanya mba Rois yang mendengan perkataan lirih Rahmah "tadi aku cuma liat dia pas di jalan kesini tadi, dia bawa motor nya kenceng banget, aku jadi cemas mba" "seandainya seandainya waktu itu aku sempat membaca pesan Jayyid dulu, mungkin semua ga akan seperti ini mba" ucap ku pelan "istighfar Rahmah, jangan berandai-andai untuk sesuatu yang telah terjadi.. itu tidak baik" اَلْمُؤْمِنُ اَلْقَوِيُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلىَ اللَّهِ مِنَ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيْفِ، وَفِيْ كُلٍّ خَيْرٍ، اِحْرِصْ عَلىَ ماَ يَنْفَعُكَ، وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَلاَ تَعْجِزْ، وَإِنْ أَصَابَكَ شَيْءٌ فَلاَ تَقُلْ لَوْ أَنِّيْ فَعَلْتُ كَانَ كَذَا وَكَذَا، وَلَكِنْ قُلْ: قَدَّرَ اللَّهُ وَماَ شَاءَ فَعَلَ، فَإِنَّ لَوْ تَـفْتَـحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ.” أَخْرَجَهُ مُسْلِمٌ “Orang mukmin yang kuat itu lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada orang mukmin yang lemah, namun pada masing-masing (dari keduanya) ada kebaikan. Bersemangatlah terhadap hal-hal yang berguna bagimu, mohonlah pertolongan kepada Allah, dan jangan menjadi lemah. Jika kamu ditimpa sesuatu, jangan berkata seandainya aku berbuat begini, maka akan begini dan begitu, tetapi katakanlah Allah telah menakdirkan, dan kehendak oleh Allah pasti dilakukan. Sebab kata ‘seandainya’ itu dapat membuka perbuatan setan.” (HR. Muslim) "astaghfirullah hal'adzim" ucap ku pelan "sudah, kamu ga usah mencemaskan Jayyid, dia itu bukan laki-laki cengeng" ucap mba Rois menenangkan Rahmah "iya mba... tapi aku merasa bersalah sama Jayyid mba.. dia difitnah karena aku mba.. sungguh dia ga pernah deketin aku mba..seminggu setelah liburan dia memang pernah bilang sama aku, kalo dia meninta ijin untung datang kerumah ku dan dia bilang mau mengkhitbah ku mba dan itu pun lewat chat aja" ucap Rahmah sambil menahan tangis, karena rasa bersalahnya "terus kamu jawab apa?" tanya mba Rois dengan wajah penasaran "waktu itu aku cuma bilang kalo aku sudah ada yang punya.. dan menyuruh nya mencari perempuan lain" "terus sekarang keputusan mu bagaimana? sudah tinggal beberapa hari lagi loh" "aku pikirin dulu mba... insya Alloh besok baru aku ambil keputusan" "apapun keputusan mu, mba selalu doakan yang terbaik buat kamu" "mba.. aku bisa minta tolong" ucap ku pelan "minta tolong apa?" "tolong cari kabar nya Jayyid ya mba, aku masih cemas mba" "tenang Rahmah, nanti mba minta tolong mas Taslim untuk hubungi Jayyid" ucap mba Rois "makasih mba" ******** Jayyid POV "assalamualaikum" ucap ku sambil memasuki kamar "waalaikumussalam, alhmadulillah anak ganteng pulang juga" ucap mas Taslim yang ku jawab dengan senyuman "Dari mana mas, kusut banget mukanya" tanya Parsan melihat wajah ku yang kusut dan kumel... "biasa san... cari inspirasi" "ya udah mas.. mandi dulu sana bae asem.. sama bau asep rokok ga baik kalo kecium santri" ucap Parsan sambil menyerahkan anduku.. "ck ck ck "mas Tasli hanya berdecak saja melihat ku "masih tajem aja penciuman mu san...ya udah mandi dulu ya" ucap ku sambil tersenyum kemudian berjalan menuju kamar mandi. setelah selasai mandi aku keluar kamar untuk duduk dipinggiran teras masjid, memndangi langit yang dipenuhi bintang.. pikiran ku masih melayang mengingat kembali semua perkataan Bu Ningsih"Rahmah menerima perjodohan dengan Rizki". kata-kata itu selalu muncul dalam kepala ku. "haruskah aku merelekannya.. haruskah aku mengikhlaskannya... Ya Rabb hamba sadar kalo wanita yang baik hanya untuk laki-laki yang baik..aku sadar itu ya Rabb..tapi apakah salah jika hamba mengarapkan dia menjadi pendamping hidup, apa salah jika hamba mengarapakan bisa berjalan bersama dia untuk mendapatkan ridho mu... mungkin aku memang harus mengikhlas kan mu Rahmah" "aku carin ternayata sampeyan disini mas" tiba-tiba mas Taslim duduk disamping ku membuyarkan lamunan ku "eh mas... ada apa cari saya?" "sampeyan ngapain malam-malam ngelamun disini... udah jam hampir jam satu malam loh mas" ucap mas Taslim mengingatkan ku bahwa sekarang sudah larut malam "lagi merenungi nasin mas" ucapku sambil tersenyum kecut "aku minta maaf mas Jayyid, kemarin aku ga bisa kasih tau sampeyan tentang perjodohan nya mba Rahmah dan mas Rizki" ucap mas Taslim penuh penyesalan "ga pa pa mas.. aku ngerti kok, mungkin dia bukan jodoh ku mas.. aku dah ikhlasin kok mas.." "sabar ya mas.. masih banyak perempuan yang baik dan sholeh di luar sana, suata saat sampeyan pasti akan di pertemukan dengan salah satu perempuan itu" "Aamiin, ya udah masuk tidur yuk mas"
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN