Fitting Baju

1117 Kata
   "Pak, kembaliin handphone saya ." Pinta Kia , tetapi Gavin masih tidak menghiraukan Kia sedikitpun. Kia menggoyang goyangkan tangan Gavin agar segera mengembalikan ponselnya. "Pak, kembaliin dong." Rengek Kia. "Pak, ngak enak tau diginin. Hargai juga saya yang sedari tadi hanya diam nungguin bapak. Wajarkan kalo saya main handphone untuk ngebuang rasa bosan saya." Ucap Kia kesal. Gavin menatap Kia dengan tatapan datarnya. "Makanya kalo saya lagi ngajar itu jangan sibuk dengan hal yang lain." Ucap Gavin mengingatkan. "Oh jadi bapak balas dendam ceritanya?. Lagian saya juga ngak sengaja pak, namanya juga reflek. " Ucap Kia yang mulai ikutan kesal. "Saya bukannya balas dendam, tapi saya menghukum kamu sekaligus ngajarin kamu pentingnya ngehargai orang. Orang ngak akan sadar kalo dia sendiri ngak ngerasainnya." Ucap Gavin. "Jadi tungguin saya bentar lagi." Lanjut Gavin lagi. "Itu mah sama saja kalau bapak balas dendam. Lagian buat apa sih saya nungguin bapak?, saya juga udah sadar kok pak salah saya dimana. Kalo gitu kembaliin hp saya." Ucap Kia sembari mengulurkan tangannya. Tapi Gavin malah sibuk menyusun berkas berkas dan laptopnya. Untung Kia tidak ada kelas Setelahnya. "Ayo." Ucap Gavin , sembari memakai jasnya. "Kemana?." Tanya Kia heran. "Fitting baju." Jawab Gavin singkat. Saat ia mau membuka pintu, Kia menahan tangannya. "Tunggu pak, nanti kalo orang liat kita jalan barengan apalagi naik mobil bareng, bisa berabe urusannya pak. Jadi biar saya yang keluar duluan, ntar bapak nyusul aja, saya tunggu di mobil bapak." Ucap Kia dan berlalu meninggalkan Gavin yang termenung di ruangannya karena ucapan Kia.      Tak menunggu lama, akhirnya Gavin datang. Kia melihat keadaan sekitar sebelum memasuki mobil Gavin. Di dalam mobil Kia sibuk membujuk Gavin untuk mengembalikan ponselnya, tapi Gavin tetap tidak mengembalikan ponselnya. "Kenapa sih pak?, itu kan ponsel saya." Ucap Kia. "Jangan panggil saya dengan panggilan bapak kalo di luar kampus." Ucap Gavin dingin. "Iya iya, kalo gitu siniin ponsel saya." Ucap Kia yang pantang menyerah untuk mendapatkan ponselnya kembali. Tapi Gavin tidak mempedulikannya, sampai mereka tiba di butik milik Nila mama Gavin. Kia masuk kedalam butik tanpa menunggu Gavin yang masih di dalam mobil. Kia berjalan dengan wajah kesalnnya. Gavin hanya geleng geleng kepala melihat tingkah Kia. "Kamu kenapa??." Tanya Sena yang sudah ada di sana sejak tadi. "Tuh calon menantu kesayangan mami." Ucap Kia sembari menatap Gavin kesal. Sena menatap Gavin dengan tatapan bertanya. "Ponselnya Gavin sita mi." Ucap Gavin. "Oohh." Sena hanya berooh ria. "Kok mami cuma ber ohh si? mami ngak bantuin Kia gitu?." Tanya Kia. "Ya kamu usaha sendiri dong." Ucap Sena dan menarik Kia untuk mencoba gaun pernikahannya.       Setelah beberapa gaun yang di coba Kia, akhirnya ia memutuskan satu buah gaun yang juga di setujui Gavin. Waktu bagi Gavin untuk mencoba pakaiannya tidak lah selama Kia. Setelah fitting baju, sekarang mereka menuju toko perhiasan untuk mencari cincin pernikahan.      Saat rasanya semua sudah selesai, Mereka mampir ke sebuah restoran untuk makan siang. Tidak ada percakapan diantara mereka, hanya ada bunyi sendok dan piring yang saling bergesekan. Kia benar benar merasa Lelah Setelah beberapa kali membujuk Gavin untuk mengembalikan ponselnya, tapi Gavin tetap tidak mengembalikannya.      Akhirnya Setelah makan siang, Gavin mengembalikan ponselnya pada Kia. Kia langsung mengambilnya dengan wajah girang. Kia membuka sebuah aplikasi di ponselnya yang menunjukkan ada pesan dari teman temannya, tapi ia memutuskan untuk menyimpan ponselnya terlebih dahulu, ia tidak mau lagi jika ponselnya disita lagi.      Gavin hanya tersenyum tipis saat melihat reaksi Kia seperti anak kecil baru mendapatkan permainannya kembali. Dalam perjalanan pulang kerumah, tidak ada percakapan di antara Kia dan Gavin. Hanya terdengar alunan musik yang menemani sepi mereka. "Kak." Panggil Kia yang masih sibuk dengan ponselnya. Sepertinya Kia sudah tidak peduli jika Gavin akan mengambil ponselnya lagi. "Mmm.." Gumam gavin. "Apa ngak pa-pa ya kak kalo kayak gini?." Tanya Kia yang membuat Gavin bingung dengan pertanyaan Kia. "Apanya?." Tanya Gavin tak paham. "Kitakan ngak saling suka, apalagi saling cinta. Tapi kita melakukan sebuah pernikahan, apakah rumah tangga kita akan seperti rumah tangga orang pada umumnya?."Tanya Kia sambil menatap Gavin dengan serius. Gavin menatap Kia sekilas dan kembali fokus mengendarai mobilnya. "Kalau kamu mau mundur sekarang, udah telat. Apa kamu tidak memikirkan bagaimana perasaan orang tua kamu?. Dan cinta itu datangnya karena terbiasa, kita lihat saja kedepannya gimana." Jawab Gavin, Kia hanya menganggukkan kepalanya. "Emang kakak ngak punya pacar atau orang yang disukai gitu?." Tanya Kia lagi. "Mmm.. Mungkin." Jawab Gavin. "Mungkin?, Berarti ada dong?." Ucap Kia. "Dia udah ngak ada." Jawab Gavin dingin. "Eh..maaf kak." Ucap Kia merasa bersalah. "Maksudnya udah ngak ada di hati saya, dia cuma masa lalu." Jawab Gavin yang membuat Kia kesal. "Yaelah kak, saya fikir udah meninggal. Emang kenapa udah ngak ada di hati kakak?." Tanya Kia penasaran. "Dia udah nikah." Jawab Gavin. "Ops.. sorry kak." Ucap Kia sambil menutup mulutnya. "Santai aja." Jawab Gavin. Padahal setiap Gavin mengingatnya saja sudah sangat menyakitkan. Dan Setelah itu percakapan mereka terpaksa terhenti karena mereka sudah sampai di depan rumah Kia. "Ngak mampir dulu kak?." Tanya Kia saat sudah berada di luar mobil. "Ngak usah, kapan kapan aja, titip salam buat tante Sena sama om Hasa." "Oke, dan makasih kak untuk hari ini. hati hati di jalan." Ucap Kia dan masuk kedalam rumahnya.      Saat Kia memasuki rumahnya ternyata tidak ada orang sama sekali. Ia masuk ke kamarnya dan membersihkan tubuhnya. Selesai ritual mandinya, Kia tiduran dengan memainkan ponselnya. Hingga ada pesan dari grup line nya. Kumpulan_Cewek_Cantik Jovita_IndiraKalila. Malam semua. Cewek cantik datang nih. Keyra_Mei Cantikan gue dari pada lo. Nayara_Sase. Berisik. ZelineAuris. Berisik(2). AzkiaFG Berisik(3). Keyra_Mei Berisik(4) lo Vita. Jovita_IndiraKalila. Eh padahal lo yang berisik Mei-mei. ZelineAuris. Padahal kalian berdua sama aja. Dan asal Kalian tahu aja ya, Gue yang paling cantik..Wkwkwkw AzkiaFG Aduh, Gue jadi malu nih, jangan terlalu puji puji gue cantik deh, gue tau kok gue itu emang cantik, udah jadi rahasia umum kali. wkwkk.. Nayara_Sase. Susah ya kalo punya teman yang ngak punya kaca gini. Prihatin gue sama kalian semua. Keyra_Mei Anjir lu Nay.      Kia yang bosan melihat ke haluan sahabat sahabatnya menutup ponselnya dan turun menuju dapur untuk mengambil minum dan mencari cemilan untuk pendamping menonton TV. Padahal ia juga ikutan halu. Saat asik asiknya menonton TV, Raka datang dan duduk di sebelah Kia sembari mengambil cemilan yang sadari tadi ada di pangkuan Kia. "Gimana kabarnya calon ibu ibu?." Goda Raka. "Enak aja lo bilang gue calon ibu ibu, Gue masih muda kali. Dari pada lo berondong tua." Balas Kia kesal. "Kan lu mau nikah dek, dan ngak lama lagi lo akan jadi ibu ibu juga kan." Jawab Raka. "Masih lama kali kak. Dan lo kapan nikahnya? Masa iya gue udah mau nikah dan lo masih belum punya calon. Dramatis bat dah hidup lo kak." Ejek Kia. "Sialan lo dek." Umpat Raka. Sedangkan Kia hanya tertawa terbahak bahak melihat kakaknya itu.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN