Pagi datang menyambut hari itu dengan hangat, Seojin hari ini mulai kembali masuk sekolah pasca menjalani skors selama tiga hari akibat perkelahian yang ia lakukan bersama dengan anak dari sekolah lain. Seojin bersekolah di salah satu sekolah sains di provinsi Gyeongsang utara, di Hwarang-ro, Bukbu-do. Cukup jauh memang tetapi di sanalah Seojin di terima. Gyeongsang Science High School, sekolah campuran antara perempuan dengan laki-laki. Terkadang Seojin tinggal di tempat temannya jika mereka pulang terlalu malam, ia pun tidak akan pergi bekerja di café milik Jeonsu dan akan menjadi kasir di salah satu supermarket di dekat apartemen temannya yang selalu memberikan tempat padanya.
Kim Yeongju, adalah nama teman Seojin yang selalu memberikan tumpangan kepadanya. Kim Yeongju adalah anak yang berasal dari keluarga yang cukup, yang memilih untuk menyewa apartemen bersama teman sekamarnya yaitu Kim Eunjoon. Keduanya memilih untuk menyewa apartemen karena jarak rumah mereka yang jauh dari sekolah, sehingga mereka tidak perlu menghabiskan waktu dan tenaga seperti Seojin yang terkadang bolak-balik dari rumahnya ke sekolah yang memakan waktu hampir dua jam.
Jika untuk pergi ke sekolah, Seojin akan pergi jam enam pagi hingga sampai jam setengah delapan pagi menggunakan bus dan stasiun. Seojin akan pergi dari Cheongdo stasiun pukul enam pagi arah kereta ke seoul, dan akan turun di wilayah Sajeong-dong pada pukul enam lebih dua puluh dua menit. Kemudian ia akan berjalan kaki selama tiga menit untuk sampai ke Bukbu Bus stop yang memiliki jadwal keberangkatan setiap enam menit sekali untuk pergi ke arah Gyeongsang Intercity Bus stop. Setelah di Gyeongsang Intercity Bus stop, Seojin akan kembali berjalan kurang lebih selama satu menit untuk menyebrangi jalan dan menaiki bus di pengehentian bus Sora APT dengan bus tujuan Taewang Dream Heights yang memiliki jadwal keberanngkatan setiap dua puluh empat menit. Setelah Seojin sampai di Taewang Dream Heights ia harus kembali berjalan selama dua puluh empat menit untuk akhirnya sampai ke Gyeongsang Science High School. Itulah yang akan ia lakukan jika ia berangkat dari apartemennya yang berada di Cheongdo, menuju sekolahnya yang berada di wilayah Hwarang-ro.
“Jadi kau akan kembali ke rumah, dan pergi ke sekolah selama satu minggu ini? Kau akan menghabiskan waktumu selama dua jam di jalan?” Tanya Eunjoon pada Seojin yang baru saja mengatakan bahwa dirinya akan pulang dan pergi dari Cheongdo ke Hwarang-ro selama satu minggu ini.
Seojin yang saat ini sedang duduk di kursi belajarnya yang berada di pojok kelas itu pun mengangguk membenarkan pertanyaan yang Eunjoon tanyakan padanya. “Mau bagaimana lagi? Jeonsu Hyung sudah mempercayakan cafenya padaku!” Jawab Seojin dengan putus asa. Eunjoon yang tidak percaya sekaligus tak habis pikir itu, hanya bisa menghela napasnya dan bersandar pada kursi yang ia duduki.
“Wah… Kau gila!” Ujarnya. Seojin mengangguk pada Eunjoon yang ada di hadapannya, meskipun lelaki itu bukan berasal dari kelas di mana Seojin berada saat ini, tetapi ia terlihat sangat santai. Mengunjungi Seojin dan Yeongju hampir setiap hari, bahkan duduk di sembarang kursi yang sudah tentu milik orang lain. Tetapi Eunjoon tidak peduli dan melakukan apa yang ia suka.
“Andaikan saja kau punya mobil, Seojin-a!” Ucap Yeongju yang datang menghampiri keduanya dan memberikan soda yang baru saja ia beli di kantin.
“Gomawo!” Ucap Eunjoon yang langsung mengambil soda yang baru saja Yeongju sodorkan padanya itu. Seojin menerima soda tersebut dan mengatakan ‘Thank’s’ pada teman sekelas sekaligus sahabat karibnya itu.
*Gomawo Adalah ungkapan terimakasih yang di berikan kepada teman sebaya, atau teman dekat atau juga di gunakan di saat situasi tidak formal (Informal).
Yeongju duduk di samping Seojin dan meminum soda miliknya seraya menoleh pada salah seorang wanita teman sekelas mereka yang datang menghampiri ketiganya. “Ya… Lee Seojin!” Seojin dan Eunjoon pun menoleh pada wanita yang memanggil Seojin dengan nada yang menantang itu.
“Ada apa?” Seojin bertanya dengan santai pada wanita tersebut, sedangkan Eunjoon menatap dengan sangat tajam sehingga wanita itu berusaha untuk mengabaikan lelaki yang berasal dari kelas lain itu.
“Kau akan satu kelompok dengan ku di mata pelajaran studi sosial! Dan kau tidak satu kelompok dengan soulmate mu itu, jadi jangan tanya padanya atau memberitahunya apapun yang akan kita kerjakan nanti!” Ujar wanita itu pada Seojin dengan nada bicara yang menyolot (seperti mengajak berkelahi).
Seojin menganggukkan kepalanya berulang kali seraya membuang napasnya dengan panjang, “Oke, oke! Beritahu saja aku kapan kita akan memulainya!” Jawab Seojin pada wanita itu. Sang gadis berambut pandang dengan poni di atas alis itu pun mengeluarkan handphone miliknya dan menyodorkannya pada Seojin.
“Tulis nomor barumu, aku akan mengirimkan informasinya melalui pesan nanti!” Perintahnya pada Seojin seraya meminta nomor Seojin yang tidak di ketahui banyak orang itu. Saat wanita itu memberikan handphonenya pada Seojin, Eunjoon yang duduk di hadapan Seojin atau secara tidak langsung berada di samping wanita itu pun merebut handphone tersebut.
“Ah…” Wanita itu terkejut tetapi tidak bisa berteriak ataupun marah pada Eunjoon yang memiliki tatapan tajam itu. Sedangkan Yeongju hanya bisa melihati apa yang sedang Eunjoon lakukan pada handphone milik wanita itu.
Seojin yang tadinya akan mengambil handphone tersebut pun hanya mendecak dan menendang kursi Eunjoon dengan pelan, “Ya! Eunjoon-a, jangan merebut handphone miliknya!” Seojin memperingatkan Eunjoon agar tidak melakukan hal-hal aneh. Karena selama ia mengenal anak lelaki itu, tidak ada satupun dari diri seorang Kim Eunjoon yang tidak aneh menurutnya dan Yeongju. Pasti saja ada hal yang membuat mereka berdua tidak percaya dengan apa yang di lakukan oleh Eunjoon. Baik dia lakukan pada dirinya sendiri ataupun yang ia lakukan pada orang lain. Mungkin sifat tersebut adalah efek dari dirinya yang selalu di manja oleh kedua orang tuanya yang mempunyai banyak uang. Tetapi itu tidak bisa menjadi faktor sebenarnya, itu hanya tebakan Seojin dan Yeongju saja.
“Nih! Aku menuliskan nomor Seojin di sana, dan dia akan menunggu informasi darimu. Aku dan Seojin sedang berbincang, jadi… Gaseyo!” Ucap Eunjoon setelah mengetik nomor Seojin di handpone itu, dan memberikannya pada si pemilik, Eunjoon pun mengusir wanita itu dari hadapan ketiganya dengan sebuah ucapan dan senyuman yang di buat-buat di wajahnya.
*Gaseyo Adalah ungkapan yang berarti selamat jalan, atau silahkan pergi. Kata yang terkadang di tujukan untuk mengusir seseorang dari tempat mereka berada.Yeongju dan Seojin membelalakan mata mereka saat mendengar ucapan yang Eunjoon ucapkan pada wanita itu, bukan hanya mereka… Wanita tersebut pun terkejut dan hanya bisa mendelikkan matanya ke atas seraya berucap. “Woah… Jinja!” Seraya pergi dari sana karena kesal.
*Jinja Adalah arti dari kata asli, namun dalam hal ini Jinja adalah sebuah ungkapan saat merasa kesal atau sebal. Maksudnya lebih ke ‘Wah! Benar-benar deh!’ atau ‘Wah! Yang benar saja!’ yang di ungkapkan saat merasa kesal dengan intonasi yang khas.
To be continued