"Pagi Karina" sapa dokter Karin yang datang untuk memeriksa keadaan Karina.
Ibu Karina pun menyambut dokter Karin dengan tersenyum dan mempersilahkannya masuk.
"Hari ini Karina sudah boleh pulang".
"Hasil dari pemeriksaan Karina menyatakan kalau kondisi Karina sudah pulih total. Jadi dia boleh pulang" kata dokter Karin.
"Alhamdulillah. Terima kasih dok sudah merawat Karina" kata ibu Karina dengan penuh rasa bahagia.
Karina hanya tersenyum melihat ke arah dokter Karin. Seolah-olah matanya menyiratkan sesuatu. Senyuman kecil dengan tatapannya yang sinis. Sebuah tatapan yang penuh misteri. Hal itulah yang dirasakan dokter Karin. Dia melihat Karina yang sekarang seakan melihat sosok orang lain yang telah dikenalnya sebelumnya. Namun hal itu masih membuatnya ragu dengan sosok yakin diyakininya.
****
"Terima kasih banyak bu dokter,karena sudah banyak membantu untuk kesembuhan Karina" kata ibu Karina sebelum pamit pergi.
Sedangkan Karina sudah duduk didalam mobil. Dia tak menoleh sedikitpun ke arah ibunya yang sedang berbicara dengan dokter Karin. Dia hanya duduk diam terpaku. Seolah-olah sedang terhipnotis. Namun saat mobil akan berjalan dokter Karin terkejut melihat sesosok bayangan wanita berbaju merah dibelakang Karina. Sosok tersebut tersenyum ke arah dokter Karin yang terkejut melihatnya. Tiba-tiba saja wajah dokter Karin menjadi pucat dan gemetar setelah melihat sosok wanita berbaju merah tadi. Mobil pun melaju hingga hilang dari pandangan dokter Karin.
"Nyai Dasima....." gumamnya.
****
Karina sudah bersiap untuk berangkat ke kampus. Semua terheran melihat Karina yang berpenampilan tidak seperti biasanya. Wajahnya yang biasanya hanya dipoles dengan bedak saja sekarang dia berdandan dengan begitu cantiknya. Pakaian yang dikenakannya pun juga begitu ketat dan seksi. Jauh sekali perbedaannya dengan Karina yang dahulu.
"Mau pergi kemana sayang kamu berpakaian dan berdandan seperti ini?" tanya ibunya.
"Karina mau ke kampus" jawabnya.
"Dengan pakaian seperti ini".
"Apa kamu masih sakit? Ini bukan kamu sayang" kata ibunya keheranan dengan tingkah Karina.
"Karina yang sekarang bukan Karina yang dulu. Jadi jangan mengatur Karina" ucap Karina kasar kepada ibunya dengan tatapan dingin.
Sontak hal ini sangat mengejutkan Karina dan juga Santi yang sedang menemani ibu Karina saat itu. Santi merasakan sesuatu hal yang aneh dalam diri Karina. Dia merasa yang berdiri didepannya bukanlah Karina. Melainkan sosok lain yang sedang berada dalam tubuh Karina. Tapi dia tidak bisa mengungkapkannya karena tidak begitu yakin. Dia takut kalau nanti dibilang sok paranormal.
Karina berlalu dan pergi meninggalkan mereka berdua tanpa berpamitan. Hal ini membuat ibu Karina sedih dan terpukul. Bagaimana mungkin sosok Karina bisa berubah drastis secepat ini? Dia menangis dalam rangkulan Santi dan mencoba menenangkan ibu Karina.
****
"Hai cantik" panggil seseorang dari belakang.
Karina menoleh kebelakang dan alangkah terkejutnya si pemanggil tadi terhadap Karina. Ternyata yang memanggil tadi adalah Ringgo. Salah satu orang yang melakukan pelecehan terhadap Karina.
Ringgo sangat terkejut melihat kedatangan Karina dikampus serta perubahan penampilan pada diri Karina.
"Karina. Lu....." katanya dengan gagap karena terkejut.
"Hai Ringgo. Kenapa kaget?" tanya Karina sambil berjalan menghampiri Ringgo.
"Lu beneran Karina kan" katanya dengan nada takut.
Dia merasa takut kalau semua rahasia tentang pemerkosaan Karina terbongkar. Alhasil dia nanti bakal dipenjara.Selama ini dia mendapat kabar kalau Karina mengalami trauma dan syok berat. Tapi kenyataannya Karina dalam kondisi yang sehat dan juga baik-baik saja.
"Kamu takut".
"Kenapa? Tidakkah kamu merindukan aku?" tanya Karina.
Secara perlahan Karina mendekati Ringgo dan kemudian berbisik ditelinga Ringgo.
"Kita jalan yuk! Aku ingin menikmati waktu berdua dengan kamu Ringgo".
"Aku ketagihan sama permainan s*x kamu" goda Karina sambil mendesah di telinga Ringgo. Tangan Karina membelai area senjata Ringgo secara refleks cepat senjata tersebut langsung aktif.
Ringgo yang tadinya merasa takut dan cemas kini berubah menjadi sumringah. Dia begitu bernafsu melihat pakaian seksi Karina dan remasan lembut tangan Karina diarea sensitifnya. Tak ada pikiran takut ataupun curiga terhadap Karina. Bagi Ringgo ini adalah kesempatan yang luar biasa dimana dia bisa menikmati tubuh Karina sekali lagi. Tanpa pikir panjang dia mempersilahkan Karina masuk ke dalam mobilnya.
"Kita ke apartemen gua ya" tanya Ringgo sebelum menyalakan mobilnya.
"Terserah kamu saja sayang. Pokoknya cuma kita berdua saja" kata Karina.
Ringgo pun langsung mencium bibir Karina dan menyalakan mobilnya hingga melaju ke jalan raya. Disaat dia beranjak pergi,mobilnya berselisihan dengan mobil Amora. Amora sedikit bingung kenapa Ringgo pergi keluar begitu terburu-buru? Siapa perempuan yang ada di dalam mobil Ringgo? Dia tidak bisa melihat dengan jelas sosok perempuan tadi. Amora hanya tersenyum di mobil karena dia tau apa yang akan dilakukan Ringgo?
****
Ringgo sangat begitu bersemangat dan senang sekali bisa berduaan dengan Karina. Dia begitu menikmati bercinta dengan Karina dalam keadaan sepi dan hanya berdua. Apalagi Karina yang begitu liar dan agresif membuatnya tak kenal lelah menggenjot tubuh Karina. Hingga permainan selesai dan Ringgo pun langsung lemah terkulai diatas tubuh Karina.
"Aku sangat menyukainya" kata Karina.
Sebuah ciuman diberikan Ringgo kepada Karina karena dia merasa Karina memujinya.
Karina bangkit dari kasur empuk yang baru saja menjadi gelanggang arena pertempuran birahi antara dirinya dengan Ringgo. Dia berjalan menuju sebuah meja. Dimana diatas meja ada satu gunting yang tergeletak disana. Diambilnya secara perlahan dan disembunyikannya dibelakang tubuhnya.
"Aku suka permainan kamu. Tapi sayang bukan kamu yang aku inginkan" kata Karina yang berjalan perlahan ke arah Ringgo.
"Maksud lo apa?" tanya Ringgo bingung.
"Aku menginginkan Rio. Hahahaha" kata Karina sambil tertawa.
Lengkingan tawa Karina membuat merinding Ringgo. Tiba-tiba suasana yang asal mulanya panas membara berubah menjadi dingin. Seketika Ringgo ketakutan. Dia mencoba untuk berteriak tapi tidak bisa. Seolah-olah suaranya telah hilang. Tubuhnya juga kaku tidak bisa bergerak. Sosok Karina berubah menjadi nyai Dasima. Ringgo terkejut melihat sosok tersebut karena sosok nyai Dasima selama ini selalu menghantuinya. Sosok yang sama sekali tidak dikenalnya.
"Kenapa? Kamu takut Ringgo" kata nyai Dasima.
"Bukankah kamu sangat menikmati tubuh Karina ini?".
"Setiap kenikmatan itu memiliki sebuah harga".
"Dan kamu harus membayarnya" kata nyai Dasima.
Sebuah tusukan langsung dihujamkan kejantung Ringgo. Disertai berkali-kali tusukan ke tubuh Ringgo. Gunting tersebut kini sudah berlumuran dengan darah. Serta seprai putih itu kini berubah warna menjadi merah.
Tiba-tiba Karina tersadar. Dia terkejut melihat Ringgo yang bersimbah darah. Sedangkan tangannya memegang sebuah gunting yang berlumuran penuh darah. Dia sangat syok dan juga bingung. Bagaimana dia bisa bersama dengan Ringgo berduaan di sebuah Kamar dalam keadaan telanjang?
Karina takut dan gemetar dengan penampakan Ringgo yang telah tewas dengan kondisi mengenaskan didepan matanya. Sosok nyai Dasima muncul disamping Karina.
"Dia memang pantas mati Karina. Karena dia juga ikut andil merusak dirimu" bisik nyai Dasima.
"Tapi...Aku takut" jawab Karina.
"Aku tidak ingin membunuh siapapun. Kenapa kau jadikan aku seorang pembunuh" teriak Karina.
Nyai Dasima kembali merasuk ke dalam tubuh Karina lagi. Dia membersihkan tubuh yang penuh darah terlebih dahulu sebelum meninggalkan mayat Ringgo yang masih tergeletak di atas kasur apartemennya.
Tubuh Karina sekarang benar-benar menjadi inang yang bagus bagi nyai Dasima untuk balas dendam terhadap semua laki-laki yang suka menyakiti wanita. Nyai Dasima sendiri adalah arwah yang dipenuhi dendam dan kebencian terhadap pria. Sebenarnya tragedi apa yang menyebabkan kematian nyai Dasima sehingga arwahnya menyimpan dendam? Siapa yang akan jadi korban selanjutnya? Ketakutan apa yang dimiliki dokter Karin terhadap sosok nyai Puspa?