Sebuah Peringatan

787 Kata
Agung yang ditinggalkan sendirian Amora dan Surya di kampus kini merasa bosan dan jenuh menunggu kedatangan pak Broto. "Sendirian" tegur seseorang dibelakang Agung. Rupanya seseorang tersebut adalah Dira. "Eh... Lu Dir". " Gue pikir siapa tadi? " jawab Agung sambil tergagap-gagap. " Emang lu pikir gue setan". "Ngapain lu disini?" tanya Dira ke Agung. " Gue lagi nungguin pak Broto nih. Mau nanyain tugas bulan kemaren" kata Agung. "Lu nggak tau ya. Pak Broto kan lagi cuti sakit. Soalnya beliau baru habis operasi usus buntu" jawab Dira. " Oh my gosh.... Sumpah beneran gue nggak tau Dir". "Gila... Gue nungguin disini kaya orang g****k. Menunggu seseorang yang nggak bakalan datang". " Kalo gitu gue mau cabut aja deh nyusul Surya sama Amora". "By the way. Lu ngapain disini Dir?" tanya Agung ke Dira. "Oh... Gue mau ke perpus nyari buku buat tugas bu Rinda". " Kuatin Rio ya. Kalo lu bersamanya" kata Dira. "Iya. Tentunya" ucap Agung. "Gue beneran syok tadi sama berita Ringgo. Dan gue nggak berani melihat TKPnya. Karena gue dengar tadi tubuh Ringgo sungguh mengenaskan" kata Dira dengan tatapan kosong seolah tak percaya dengan baru saja yang terjadi pada Ringgo. "Nggak usah dibahas lagi. Gue merinding" kata Agung. "Ya udah gue cabut dulu ya" pamit Agung. " Iya" jawab Dira. **** Dira tengah asyik menelusuri buku yang tersusun rapi di rak buku perpustakaan. Satu persatu judul buku dibacanya dengan sangat teliti. Disaat tengah asyik mencari buku referensi buat tugas bu Rinda. "Halo... Dira" sapa seseorang dibelakang Dira. Dira pun menengok kebelakang dan sangat terkejut dengan si pemanggil namanya. Sampai-sampai buku yang dipegangnya berjatuhan ke lantai. " Gimana kabarmu Dira? ". " Kamu sudah lupa denganku? " tanyanya dengan senyum sinis dibibirnya. Dira ketakutan melihat kedatangannya. Serta terkejut dengan perubahan si sosok pemanggil namanya. Tak lain bukan adalah Karina. " Pasti kamu sangat berbahagia sekali bisa bersama orang yang sangat kamu cintai". "Karina.... ". " Ada apa? Kamu takut? ". " Tenang saja aku tidak akan pernah menyakitimu Dira. Karena kamu berharga" kata Karina dengan senyum bahagia. Dira yang melihat ekspresi Karina seperti itu menjadi bingung dengan yang dikatakan oleh Karina. Karina mendekati tubuh Dira dan mencium aroma tubuh Dira dengan begitu dalam. "Aku menyukai wangi tubuhmu". " Kamu memiliki apa yang aku inginkan Dira" kata Karina sambil mengelus rambut Dira. Dira yang sejak tadi hanya mematung dan berdiam diri seolah tak bisa berkata satu patah kata pun. Seakan mulutnya terkunci tak bisa dibuka untuk berbicara. "Beritahu Amora. Aku akan datang untuk menemuinya" kata Karina dengan nada yang menakutkan serta tatapan mata yang penuh dendam. " Jangan lupa jaga baik-baik milikku itu ya" kata Karina kepada Dira tanpa memberitahu apa yang harus iya jaga. Karina berjalan menjauh meninggalkan Dira yang hanya mematung berdiam diri dengan wajah yang pucat. Dia benar-benar sungguh terkejut dan bingung dengan apa yang terjadi. Beribu pertanyaan muncul dalam otak Dira dengan semua perkataan yang Karina ucapkan. Apa yang iya miliki sehingga benda itu sangat berharga untuknya? Apa yang harus iya jaga? Apakah ini ada hubungannya dengan Rio? Beribu tanya berkecamuk dalam benaknya. **** Amora tengah asyik merapikan dandanannya dikamar mandi apartemen Surya. Tiba-tiba terkejut dengan bunyi notif petanda sebuah pesan baru masuk. "Aku akan segera menemuimu untuk balas dendam". Seperti itulah isi dari pesan yang baru saja masuk di handphone Amora. Sebuah pesan dari nomer yang tidak tersimpan dalam kontaknya. Dengan perasaan geram serta penasaran siapa pengirim pesan tersebut Amora menelpon ke nomer yang tertera. " Halo". "Ini siapa? " tanya Amora dengan nada ketus. Bukan dijawab dengan sebuah jawaban melainkan sebuah pekikan tawa yang membuat Amora terkejut dengan penuh rasa ketakutan. Sontak saja secara refleks dia menjatuhkan handphone yang di genggamnya jatuh ke lantai. Mendengar sesuatu yang tak biasa Surya bergegas masuk ke dalam kamar mandi. Betapa terkejutnya Surya melihat Amora yang gemetar dan ketakutan. Seolah-olah dia baru saja melihat sebuah penampakan hantu. "Ada apa Amora? " tanya Surya kepada wanita yang sedang berada dalam pelukannya. " Suara itu... Suara itu mengerikan" kata Amora ketakutan diikuti dengan suara isak tangisnya. Surya tak bisa bertanya apapun kepada Amora yang benar-benar ketakutan. Untuk pertama kalinya dia melihat seorang Amora yang selalu ceria ketakutan begitu sungguh memilukan. Tiba-tiba saja pandangan mata Surya menuju ke arah handphone Amora yang jatuh di lantai. Dia coba meraih dan membuka. Surya pun terkejut dengan sebuah pesan ancaman yang ditujukan kepada Amora tersebut. Pantas saja Amora terlihat sangat ketakutan. Surya pun tidak bisa menyangkal jika banyak orang yang sangat membenci sifat Amora yang sering menyakiti perasaan orang lain. Selain itu dia juga tidak segan untuk menghancurkan hidup seseorang yang dia benci. Seperti yang dialami Karina. Entah berapa banyak Karina yang sudah jadi korbannya. Apa sebenarnya yang diinginkan Karina dari Dira? Apakah Rio? Apa yang terjadi kepada Amora selanjutnya?
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN