Part 3 Diana Home

1457 Kata
Setelah mandi dan sholat isya, Diana bersiap untuk tidur, saat ini ia sudah berada di rumahnya setelah tadi diantar Alex, untungnya Alex langsung pamit pulang dan tidak sempat bertemu orangtuanya. Sebelum tidur ia mengecek ponselnya melihat WA dan aplikasi lainnya, matanya melihat sebuah pesan dari nomor yang tak dikenalnya “Selamat malam dan selamat tidur istriku :* ” Diana memandang ponselnya lalu membaca ulang pesan yang beremot cium tersebut tak ada yang berubah, Diana masih tak percaya ia telah menikah dengan brondong yang bahkan pacaran saja belum pernah. Diana baru saja ingin menaruh ponselnya dan tak membalas pesan dari suaminya, suami? rasanya aneh saat dirinya menyebut bocah imut itu suami, ponselnya bergetar tanda ada pesan masuk “Kok enggak dibalas? gue Alex kak suami kakak.” Astaga bocah ini Diana menggelengkan kepalanya. “Iya Alex.” Balas Diana singkat Diana menaruh ponselnya di nakas lalu merebahkan diri diranjangnya, ia menatap langit-langit yang penuh dengan tempelan bintang-bintang jika lampunya dimatikan akan menyala. Rasanya ia masih tak percaya dirinya sudah tak jomblo lagi padahal baru saja diputuskan. Revan laki-laki itu entahlah, Diana sudah pacaran dengan Revan selama 2 tahun, ia diputuskan karena Diana tak mau disentuh. Demi apapun Diana lebih baik jomblo dari pada merelakan kesuciannya pada orang yang bukan suaminya, ia tak sangka Revan laki-laki dewasa yang sangat pengertian tega ingin berbuat itu dengannya, sumpah ia benci dengan laki-laki itu, saat berpacaran Revan memang laki-laki yang sangat baik, murah senyum, tampan, sayang dengan pacar, apapun yang diminta Diana pasti dituruti tapi apalah arti semuanya jika Revan pamrih dan meminta kesucian Diana, memang Revan memintanya baik-baik tapi menurut Diana itu tak pantas, untuk ciuman saja Diana hanya berani di pipi, setelah Diana menolak permintaan Revan, Revan mengancam memutuskan hubungan dan Diana tanpa pikir panjang menyetujuinya. Air mata Diana turun begitu saja mengingat semua perlakuan Revan, ia tak pernah menyesal karena putus dari laki-laki itu dan ia sudah move on. "Lu sudah move on Na, lupain dia, sekarang sudah ada pengganti dia, Alex bocah unyu itu pacar sehidup lu." Diana berbicara sendiri sambil menghapus air matanya, lalu tak lama ia memejamkan mata untuk beristirahat. Diana sudah bangun pukul 04.30 pagi ia mandi dan melaksanakan sholat subuh lalu ingin tidur lagi karena hari ini hari sabtu yang artinya libur, ia ingin menikmati tidur panjang, harusnya hari ini ia berada di desa Sukakamu menikmati udara pagi di sana mengingat desa itu membuat ia teringat lagi dengan adiknya Indah, bocah unyu itu, Diana mengambil ponsel lalu mengeceknya, ada pesan dari grup kelasnya, pesan dari Indah dan tidak ada pesan dari nomor tak dikenalnya, Alex tak membalas lagi pesannya, Diana menyimpan nomor Alex dengan nama Bonyu (bocah unyu), ia suka dengan panggilan itu. Diana membaca pesan dari Indah Woi adik ipar, pengantin baru... Jangan tidur lagi habis subuh pamali! Indah sangat tahu kebiasaan Diana yang akan tidur lagi sehabis subuh dan bangun siang hari apabila ada hari libur. Diana hanya membacanya tak berniat membalas, tak butuh waktu lama Diana sudah kembali tertidur. **** "Woy Lex dicari tuh sama Nesya." ucap seorang yang berseragam basket dari arah pintu masuk lapangan Alex laki-laki yang dipanggil menengok setelah memasukkan bola ke dalam ring "Mau ngapain, bilang aja gue enggak mau diganggu," teriak Alex Saat ini Alex masih mengikuti extrakulikuler basket olahraga kesukaannya, di lapangan hanya ada beberapa orang yang bermain karena yang lainnya sudah pulang. Alex sibuk mendrible bola lalu melemparnya ke dalam Ring, setelah itu ia pamit pada teman-temannya untuk pulang duluan, ia sudah tak sabar ingin ke rumah pacar barunya. Setelah berganti baju dan menyemprotkan parfum, Alex keluar dari ruang ganti lalu berjalan ke arah tempat parkir. "Alex!!" teriak seseorang, Alex menengok mengernyitkan dahi saat gadis berambut pirang menghampirinya. "Alex ini makanan buat lu, makasih ya sudah ajari gue matematika kemarin." ucap gadis bernametag Nesya sambil menyodorkan sebuah paperbag, Alex menerimanya ia tak enak hati untuk menolak "Makasih. Gue duluan." ucap Alex lalu berlalu meninggalkan Nesya yang tersenyum kegirangan Alex mengendarai motor matic scoppy milik kakaknya, sebenarnya ia ingin sekali naik motor gede seperti teman-temannya tapi apa boleh buat orangtuanya tak mau membelikannya dan ia berniat untuk membelinya sendiri setelah cukup tabungannya, di ATM nya sudah ada hampir 20 juta hasil dari ia ngegamers dan hadiah dari hasil pertandingan basket, hadiah dari kompetisi matematika serta uang jajan yang ia kumpulkan. "Woy Lex masih aja pakai scoppy, cupu lu hahaha." ujar temannya yang mengendarai Ninja ZX-10R. Alex menghiraukannya ia tak peduli temannya mau bilang apa, namun Alex tiba-tiba berpikir lagi mengenai motor impiannya, ia sudah menikah dan ada orang yang harus ia nafkahi, ia harus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan Diana istrinya, ia ingin membahagiakan istrinya, dan mengesampingkan keinginannya. Alex memarkirkan motor di depan pagar rumah orangtua istrinya lalu memencet bel, rumah orang tua istrinya lebih besar dibanding rumah orang tuanya, yang Alex tau dari kakaknya, Orangtua Diana atau sekarang adalah mertuanya adalah orang terpandang yang mempunyai banyak bisnis tapi keluarga istrinya itu selalu tampil sederhana, baik, ramah dan tak sombong, baru sebatas itu yang Alex tau. Satpam membuka pagar lalu bertanya "Mau cari siapa ya den?" tanya satpam berkumis tebal ramah. "Mau ketemu kak Diana pak, boleh saya masuk?" jawab Alex sopan. Pak Selamet membuka pagar lalu mempersilahkan Alex masuk, "Nanti pencet lagi bel di pintu ya den," ucap pak Selamet sambil menutup pagar. Setelah memarkirkan motor Alex menuju pintu masuk dengan membawa paperbag yang dikasih Nesya tadi, Alex sudah mengecek isinya ada banyak kue kue, lumayan untuk mertua tanpa keluar modal. Setelah dibukakan pintu oleh ART, Alex dipersilahkan duduk di sofa ruang tamu, ruang tamu yang cukup besar dengan sebuah pigura besar di dinding yang terdapat foto Diana, papa dan mamanya. "Eh nak Alex," ucap seorang wanita berjilbab biru yang baru saja turun menghampiri Alex, Alex berdiri lalu mencium punggung tangan mertuanya. "Assalamualaikum tante." salam Alex sopan "Waalaikumussalam Alex, panggil mama dong kan kamu sudah jadi mantu mama." ujar Renata penuh dengan senyuman, benar kata kakaknya mamanya orang yang ramah dan murah senyum "Hehe iya mah, ini ada sedikit makanan buat mama." ucap Alex memberikan paperbagnya yang diterima Renata "Wah repot-repot kamu, ayo duduk nak, kamu pasti mau ketemu Diana ya?" Renata mengajak menantunya duduk lalu memanggil bibi untuk membuatkan minuman. "Iya mah mau ketemu kak Diana mau ngajak beli cincin, semalam kan belum ada cincin." ucap Alex dengan senyumannya yang manis "Ya ampun sweet banget sih kamu, unyu-unyu bagaimana gitu." ucap Renata sambil tertawa ia gemas dengan wajah imut menantunya. "Diana masih tidur, maaf ya nak, anak itu kalau libur tidur sampai siang, oiya nak Alex dari rumah?" tanya Renata yang digelengi Alex. "Oalah hehe sama dong kaya aku mah kalau libur suka tidur, Alex dari sekolah mah, latihan basket." jawab Alex sambil tersenyum "Diminum ya mah." ujar Alex mengambil gelas yang berisikan es batu dengan air berwarna orange yang baru saja diantar oleh ART. "Iya silakan sayang, lupa deh mama menawarkan ." Renata menggelengkan kepalanya melihat laki-laki yang terlihat sangat imut yang sudah menjadi suami putrinya, ia berdoa dan berharap semoga dengan adanya Alex, putrinya bisa bahagia, ia yakin laki-laki yang terlihat masih kekanakan dan polos ini pasti bisa membuat bahagia putri satu-satunya. "Kamu ke kamarnya saja langsung nak, bangunin Diana." "Memang boleh mah?" "Ya boleh atuh, kamarnya di bawah di dekat tangga yang pintunya berwarna pink, sana bangunin istri kamu." Alex mengangguk setelah meminum kembali minumannya, di luar sangat panas membuat Alex kehausan dan air berwarna orange itu terlihat menyegarkan. "Makasih ya mah, Alex ke kamar kak Diana dulu." Alex berjalan setelah diangguki mertuanya, Renata menggeleng kepalanya, Alex anak itu jauh dari kriteria Diana, Renata tau betul putrinya menyukai laki-laki dewasa bukan kekanakan seperti Alex, tapi hati dari seorang ibu mengatakan Alex adalah suami yang tepat untuk Diana, pasti rumah tangga mereka akan ramai dengan perbedaan sifat keduanya. ** Alex memasuki kamar istrinya, sebelumnya ia sudah mengetuk tapi tak ada jawaban, oiya Alex baru ingat kak Diana pasti masih tidur kata mama mertuanya ia diperbolehkan masuk ke kamar istrinya, tanpa menunggu lagi Alex membuka pintu secara perlahan agar tak bersuara, pintu tak dikunci, Ceklek Alex masuk ke kamar dan menutup pintu, kepalanya mendongak dan "Ahhhkkk." teriak Diana "Ahhkkk." Alex ikut berteriak lalu memutar balik badannya, Diana gadis yang menjadi istrinya itu sedang membuka handuknya, membuat Alex beristigfar berkali-kali dalam hatinya. "Elu... keluar dari kamar gue!! ngapain sih elu disini Alex." teriak Diana sambil melemparkan bantal dan boneka-boneka kecilnya ke punggung Alex. Alex meringis kesakitan "Aduh sakit kak, ampun, gue enggak tau kakak lagi ganti baju gue disuruh mama kakak masuk ke kamar bangunin kakak." ucap Alex, Diana masih melempari Alex dengan bonekanya, boneka Diana cukup banyak sangat cukup untuk menimpuki bonyu-nya (baca: bocah unyu). "Keluarrr dari kamar gue Bonyuuu." teriak Diana lagi, dengan cepat Alex keluar kamar lalu menutup pintu. Renata yang mendengar mereka dari ruang tamu hanya bisa tertawa pelan.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN