"Saya terima nikahnya dan kawinnya Diana Larasati binti Bram Sulistyo dengan maskawinnya tersebut tunai." ucap Alex lantang setelah Bram menghentakkan tangannya.
"Bagaimana para saksi sah?"
“Sah...”
“Alhamdulillah.”
Semua pun berdoa atas pernikahan malam hari ini, Diana gadis itu meneteskan air mata, ia tak menyangka akan menikah seperti ini, setelah berdoa Diana dipersilakan untuk mencium tangan Alex yang sudah sah menjadi suaminya, Diana pun mencium dengan takzim seperti ia mencium tangan papanya. Setelah itu Alex dan Diana diberi nasihat oleh penghulu yang kebetulan adalah warga desa tersebut juga pak RT yang menjadi saksi pernikahan mereka.
Diana memeluk mamanya, Renata tak kuasa menahan tangis anak gadis satu-satunya telah menikah, ia menciumi puncak kepala Diana lembut.
"Jadi istri yang baik ya nak, mau bagaimanapun Alex sudah menjadi suamimu turuti perintahnya ya jika memang perintahnya sesuai dengan aturan agama kita." ucap Renata lembut Diana hanya bisa mengangguk, sungguh ia belum siap menjadi istri di umurnya yang masih muda.
Indah gadis itu sangat terharu, Diana sahabatnya menjadi adik iparnya, ia tersenyum lalu memeluk Diana setelah mamanya melepas pelukan.
"Ahhh Diana gue senang kita jadi keluarga, jangan takut ya lu pasti bisa bahagia sama adik gue." ujar Indah menenangkan sahabat karibnya.
"Ndah sumpah gue masih enggak menyangka ini, gue pasti mimpikan?" Indah menggeleng mencubit pipi tembam Diana.
"Lu enggak mimpi sayang, ini nyata." Diana hanya bisa mengangguk lalu tersenyum pahit, Indah bisa merasakan perasaan sahabatnya apalagi belum lama ini Diana putus dari pacarnya, ia berjanji akan membuat Diana bahagia dengan adik tersayangnya
Alex laki-laki itu dia hanya bisa mendengarkan petuah dari orangtuanya, sungguh ini di luar kendalinya, menikah? Suatu kata yang tak pernah terpikirkan olehnya, bayangkan ia masih kelas 2 SMA pacaran saja ia tidak pernah namun sekarang ia telah resmi menjadi suami sahabat kakaknya sendiri, entah bagaimana kedepannya ia juga tak tau.
Setelah nasihat-nasihat orangtua telah selesai dikumandangkan, keluarga Alex dan keluarga Diana pamit pulang, karena hari juga sudah malam, para warga yang menjadi saksi pun berhamburan pulang. Pak RT meminta maaf sekaligus berterima kasih atas kejadian hari ini, 2 keluarga pun menerima dengan lapang d**a.
Bram papa Diana menyuruh untuk Diana ikut dulu dengan suaminya, Adam pun setuju, lagi pula memang tadi Alex membawa mobil bersama kakaknya, sedangkan Indah disuruh ikut kedua orangtuanya, agar tidak mengganggu pengantin baru, Diana gadis itu ingin menolak tapi apalah daya orangtuanya sudah membuka pintu mobil dan menyuruh Diana masuk, Alex pun masuk ke mobil lalu mobil pun meninggalkan desa yang menjadi saksi pernikahan dadakannya, disusul dua mobil lainnya.
Di perjalanan hening seketika, Diana hanya diam memainkan ponselnya, membuka akun Instagramnya melihat postingan-postingan, Alex melirik gadis yang sibuk dengan ponselnya.
“Ehemm” deheman Alex membuat Diana menengok
"Kenapa?"
"Ehmm kak, entah mau mulai dari mana, tapi kita beneran sudah jadi suami istri?" tanya Alex ia tak pernah berurusan dengan perempuan, ia anti perempuan tapi bukan berati dia tak suka perempuan.
Diana menaikkan alisnya.
"Menurut lu?"
Alex terdiam sejenak kembali fokus menyetir mobil.
"Hemm kak jujur gue enggak pernah berurusan dengan cewek, lu cewek pertama yang mempunyai hubungan dengan gue, gue harap kita bisa serius dengan hubungan ini apalagi ini bukan pacaran lebih dari pacaran, lu mau kan kak?" tanya Alex penuh harap, ia sudah bertekad dan berjanji pada dirinya sendiri untuk serius menjalankan hubungan dan menjadikan hubungan ini ladang ibadah, Alex memang bukan laki-laki yang alim dan sholeh tapi ia laki-laki yang sedang belajar untuk tidak mengikuti pergaulan zaman sekarang, contohnya dengan tidak berpacaran.
Diana menghela nafas, mematikan ponsel dan menaruhnya ditas.
"Jujur gue enggak pernah berpikiran untuk nikah saat ini, gue baru saja putus dari pacar gue, dan sekarang siapa yang enggak syok, niat mau liburan eh malah dinikahkan, gue enggak tau kedepannya bagaimana, seperti yang lu bilang ini bukan pacaran malah lebih dari pacaran, gue enggak mau dosa dan mungkin ini jalannya mungkin memang lu jodoh gue tapi entahlah, kita jalankan saja secara perlahan." ucap Diana membuat Alex tersenyum mengangguk, tak disangka gadis yang sudah menjadi istrinya baru saja patah hati, ia bertekad akan mengembalikan hati istrinya dan mengisi hati istrinya dengan dirinya. Istri? Bolehkah Alex menyebut Diana istrinya?
"Okey, emm kak kenalkan gue Alex Permana Putra anak dari Adam Richard Putra dan Tyas Ningsih adik gantengnya kakak Indah Permata Putri." Alex menjulurkan tangannya yang kebetulan ia sudah meminggirkan mobilnya untuk berhenti sebentar.
Diana heran dengan lelaki yang menjadi suaminya, aneh sekali tapi Diana membalas uluran tangan Alex dan menjabat tangannya.
"Gue Diana Larasati anak satu-satunya papa Bram Sulistyo dan mama Renata." mereka tersenyum bersama lalu melepaskan jabatan perkenalan mereka.
"Gue masih sekolah kelas 2 SMA di SMA Merah Putih."
"Jadi lu masih kelas 2? Oh My God, beneran ini gue nikah sama brondong?" Alex mengangguk dengan senyuman manisnya.
"Bulan depan gue 18 tahun, dan sebentar lagi gue naik kelas 12 kak." ucap Alex lalu kembali menjalankan mobilnya.
"Astaga kita beda 4 tahun 5 tahun deh, tahun ini gue 23 tahun, astaga apa kata teman-teman gue." Diana cukup kaget dengan perbedaan umurnya dengan Alex, padahal Diana sangat suka laki-laki yang lebih tua dan dewasa darinya seperti mantannya yang usianya 5 tahun di atasnya sedangkan ini kebalikannya 5 tahun di bawahnya.
"Enggak usah pikirkan apa kata orang lah, bagus dong lu dapat suami yang imut kayak gue." Diana memandang Alex yang masih fokus menyetir, memang sih wajahnya imut banget tapi masih kelihatan anak-anak banget, Diana enggak suka ia suka laki-laki dewasa.
"Kenapa gue ganteng ya?"
"Iya ganteng tapi kelihatan banget anak-anaknya." ejek Diana meremehkan Alex
"Anak-anak gini bisa loh bikin anak." balas Alex mengisengi Diana
"Oh ya? Tau apa anak kecil, pacaran aja enggak pernah." ucap Diana sambil tertawa kecil, Alex kesal ia bukan anak kecil ia sudah beranjak dewasa dan sudah mengerti walau ia tak punya pacar tapi ia adalah laki-laki normal yang pastinya mempunyai hasrat pada wanita.
Alex memberhentikan mobilnya kembali, lalu membuka seat beltnya membuat Diana bingung dan hendak protes.
Alex membungkam bibir istrinya dengan bibirnya, mengecup bibir gadis tersebut, entah keberanian dari mana yang membuat Alex memberikan ciuman pertamanya pada Diana.
Diana cukup kaget dengan Laki-laki yang baru saja menjadi suaminya, Diana mendorong lalu menampar pipi Alex keras.
"My first kiss huaaa." Diana mengambil tisu dan mengelap bibirnya.
Alex laki-laki SMA itu tercenung sambil memegang pipinya yang terasa sakit akibat tamparan Diana, ia tak sangka ternyata itu ciuman pertama Diana.
"Maaf." ujar Alex, Diana menengok dan menatap Alex garang.
"Lu..ini tuh ciuman pertama gue, yang akan gue kasihkan ke suami gue, huhu jahat." Diana tak menangis hanya sedih ciuman pertamanya hilang.
"Kan gue sudah jadi suami kakak, enggak apa-apa dong? maaf kak gue enggak bermaksud tapi tadi tuh reflex mau cium lu karena mau buktikan gue bukan anak kecil yang seperti lu bilang, gue serius gue sudah dewasa gue sudah baligh sudah mimpi basah kalau belum mana mungkin kan gue nikahkan lu kak." Diana menghela nafasnya.
"Huh ya ya ya oke gue percaya." Sahut Diana mempercayainya.