Prolog
Dan kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang yang sabar.
(Q.S. Al-Baqarah: 155).
Seorang anak yang masih berusia delapan tahun harus diterpa kerasnya hidup yang tidak memberinya istirahat barang sehari pun. Di dini hari, saat dia mencoba untuk melarikan diri bersama ibunya dari ayah tirinya yang begitu kejam gagal. Alhasil ayahnya memukul dia dan ibunya tanpa ampun.
"Jangan pukul ibu, pukul aku saja!!!" teriaknya berulang kali yang membuat ayah tirinya yang kejam menendang tubuh kecilnya tak berdaya.
"Keluar Syafiq, keluar!" Teriak ibunya
Tidak, dia ingin melindungi ibunya, bapak bilang bahwa Seorang lelaki dilahirkan sebagai pemimpin, pahlawan bagi keluarganya, dia tidak akan mungkin membiarkan tubuh lemah ibunya terus-terusan disiksa tanpa ampun.
"DASAR p*****r, mau melacur di mana kamu sampai harus kabur segala?" Padahal ibunya pergi karena tidak tahan dengan sikap ayah tirinya yang sering mabuk-mabukan, membawa pulang wanita lain dan menyiksa ibunya.
Syafiq memeluk tubuh ibunya "Dasar anak sialan, ngapain kamu di sana?" Ucapnya menendang wajah Syafiq hingga kepalanya terbentur disudut meja.
"Ibu bukan p*****r" teriaknya
"Kalau tahu kamu akan menyiksa aku dan anakku, aku tidak akan mau menikah denganmu" ucap Ibunya murka.
"Apa kamu bilang?" Tangan kekar ayah tirinya menampar wajah ibunya hingga bekas tangannya membekas di sana.
"Coba ulangi lagi" tamparnya sekali lagi "Akan kubunuh kalian berdua, mati kalian sialan" ayah tirinya meraih sebuah pisau yang tak jauh darinya.
"Lari Syafiq, Lariiiii" ibunya mendorong tubuhnya dengan sangat keras
Syafiq kecil menggeleng "Lari sekarang!" Teriak ibunya mendorong Syafiq "Ibu mohon nak" Syafiq lari berlari keluar untuk mencari pertolongan dengan derai tangis.
"Aaaarrggh" suara teriakan ibunya membuat langkahnya terhenti. Dia kembali ke dalam rumah dan melihat ibunya telah berlumuran darah.
"Iiiiibuuuuu" teriak Syafiq.
Menyadari tindakan bengisnya yang membunuh seseorang, ayah tirinya kabur meninggalkan dia dan ibunya yang sudah tidak berdaya.
"Toloooong, toloooong" teriak Syafiq menyaksikan tubuh ibunya yang sudah tidak berdaya lagi.
***
Pemakaman ibunya diurus oleh para tetangga dan Ustaz Ilham, guru mengajinya.
"Syafiq, tabahlah, semoga Allah memberikan tempat terbaik untuk ibumu di surga. Ibumu sekarang sudah tenang di sana"
"Benarkah Ustaz? Ibu sudah tidak kesakitan lagi?" Ustaz Ilham mengangguk
"Insyaa Allah, maka dari itu berdo'alah kepada Allah karena Allah pasti akan mengabulkan do'a hambaNya
"Bukankah hafalanmu sudah sampai pada surah Al-baqarah ayat 186?" Syafiq mengangguk
"Kalau begitu, bacakanlah" dengan air mata yang berderai dia melafalkan surah Al-Baqarah ayat 186, hingga tiba pada arti dari ayat tersebut, Ustaz Ilham berderai air mata.
"Apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu (Wahai Muhammad) tentang Diriku, maka jawablah, bahwa Aku ini dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepadaKu, maka hendaknya mereka itu memenuhi perintahKu dan hendaklah mereka yakin kepadaKu, agar mereka selalu berada dalam kebenaran (Al-Baqarah: 186)"
Waktu berlalu begitu cepat bagai daun yang berguguran tertiup angin pada musim penghujan.
Kisah pahit yang berbeda, seorang anak perempuan di Sekolah menengah atas harus mengikhlaskan kepergian kedua orang tuanya. Laila Syauqia, Malam-malam penuh kerinduan. mungkin alasan itu mengapa orang tuanya memberi dia nama itu, karena dia harus tersiksa menahan rindu kepada mereka disetiap malam, setiap dia ingin tidur bayangan nahas kecelakaan kedua orang tuanya selalu datang.
Dia harus membiayai adiknya sendiri, dia harus menyelesaikan sekolah menengahnya dengan berat. Jika pada masa itu banyak dihabiskan dengan bermain bersama teman, dia harus menghabiskan waktunya untuk bekerja paruh waktu. Romansa? Dia tidak ada waktu untuk itu, karena yang dia tahu adalah dia harus bekerja keras untuk membayar utang kedua orang tuanya.