Chapter 20

1748 Kata

Riri menarik lengan Ray pelan sambil tersenyum ceria. Kali ini, Riri yang membawa Ray ke salah satu halte bus dimana terdapat beberapa sepeda disana. Ray sempat mengernyit bingung dengan maksud Riri membawanya kemari. “Gimana kalo kita main sepeda?” usul Riri bersemangat. Ray tertawa pelan dengan ide Riri. “Kenapa? Ray ayolah….sebentar aja. Ya, ya, ya, mau ya?” bujuk Riri sambil memohon. Ray menelan ludahnya saat wajah Riri mendekat kearahnya sambil menunjukkan wajah lucunya saat memohon pada Ray. Ray refleks memalingkan wajahnya. Debaran jantungnya benar-benar sedang tak terkontrol. Ray tak mau Riri mendengarnya dan membuat Ray malu setengah mati. Astaga, sudah menjadi suami istri saja Ray masih merasa canggung soal perasaan atau debaran jantungnya. Ray hanya merasa belum siap jika Rir

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN