Hanya Maut yang Memisahkan

1291 Kata

Malam ini langit tidak begitu cerah. Namun, rasa penasaran dan ketakutan yang terjadi di antara Ariya dan Rafka membuat bulu kuduk mereka meremang. Mereka belum tahu betul tentang keberadaan mereka saat ini. Hanya saja Ariya dan Rafka tetap bersikap tenang. “Mas! Ngapain kita ke sini?” tanya Ariya. Rafka hanya terdiam enggan menjawab karena ia masih penasaran dengan nama pulau Mati. “Mbak saya mau pesan makan!” panggil Rafka kepada salah satu pelayan. Setelah tiba si pelayan datang bersama pelayan yang lain sembari membawa makanan. “Saya belum pesan, Mbak!” teriak Ariya. “Iya, tapi ini pesanan yang kalian pesan!” jawabnya. “Tapi ....” Ariya terdiam karena makanan yang ingin dia pesan sudah datang tanpa dia harus memesan. “Dari mana Anda tahu pesanan saya?” tanya Rafka. “Sel

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN