“Kita lanjutnya! Kirimkan saya bahan yang berkualitas! Biar cosmetik kita kualitasnya tidak berkurang! Dan bisa terus bekerja sama!” pinta Garvi.
“Ah siap pak!? Tanda tangan disini pak! Untuk perpanjang kerja sama kita!” ujar klien.
“Iya siap?” ucap Garvi sambil menanda tanganin kontrak.
Garvi dan kliennya sudah selesai itu tandanya Garvi harus segera pulang begitupun tentang klienya.
Garvi menghampiri Aurora dan mengajaknya pulang, dengan cepat karena Garvi juga ingin beristirahat, harus mengerjakan kerjaan agar cepat selesai, karena Garvi mengambil libur selama seminggu untuk persiapan pernikahanya.
“Hey ...!” panggil Garvi.
“Udah tah!?” tanya Aurora.
“Kalo gua udah disini ya bearti udah selesai! Gitu aja pake nanya!” ujar Garvi.
“Ya allah salah lagi aja! Lu punya masalah hidup apa sih sama gua! Perasaan gua salah bae di mata lu! Gua nanya salah gua ga nanya salah juga!” gerutu Garvi.
“Ya bukan gitu! Lu nanyanya begitu habisan!” keluh Garvi.
“Terus gua harus nanya apa sama lu! Lu maunya gua tanya apa?!” ujar Aurora tak terima.
“Ya udah lah ayok! Jangan di bahas?!” ungkap Garvi kemudian manarik tangan Aurora.
~Place Aurel~
Aurel yang masih tidak bisa melupakan Garvi memutuskan untuk membahagiakan dirinya sendiri membeli apapun yang di inginkannya dan menghabiskan waktu untuk dirinya sendiri.
Dan sekarang Aurel berada di tempat yang sama oleh Garvi dan secara tidak sengaja bertemu dengan Garvi dan Aurora yang, melihat ini Aurel terkejut kenapa bisa mantan kekasihnya bersama dengan sahabatnya.
Aurel yang sedang berdiri di depan toko baju tidak sengaja matanya bertemu dengan mata Garvi saat sedang memilih-milih baju, hati Aurel patah saat melihat mantan kekasihnya! Kebiasaannya saat bersama Garvi teringat kembali dengan jelasnya walaupun sebelumnya sudah mulai terbiasa.
Sepertinya bukan karena terbiaaa namun itu karena Aurel memaksa dirinya untuk tidak peduli lagi pada lelaki yang ia cintai.
Garvi yang sama tidak sengajanya bertatapan dengan Aurel juga melihatkan pengharapan satu sama lain, Garvi langsung melepaskan tangan Aurora dan menghampiri Aurel mengajak Aurel dan menghiraukan Aurora.
Aurora yang melihat sikap Garvi seperti itu kepadanya membiarkan saja! Karena memang harusnya Aurel yang bersama Garvi bukan dia, namun Aurora tetap menghampiri Aurel untuk meminta maaf dan berpamitan.
“Aurel ...!” panggil Garvi.
“Eh Garvi!” jawab singkat Aurel.
“Eh ada Aurora juga!” sapa Aurel.
“Iya Rel hehe ... maaf ya Rel! Aku udah tau semuanya! Aku mau minta maaf! Bukan aku mau ngerebut pacar kamu! Aku juga gatau kalo yang di jodohin sama dia tuh aku!” jelas Aurora.
“Aku tau ini berat buat kalian semua! Tapi maaf! Dan aku nikah juga bukan perasaan cinga atau apapun begitipun dia! Jadi gapapa kok kalo kalian mau tetep ngelanjutin hubungan mereka!” sambung Aurora.
“Beneran gapapa! Kok! Ini aku juga kok yang salah! Maaf juga karena aku tuh gabisa nolak perjodohan! Tapi gapapa! Gausah ngerasa gaenak! Sebenernya aku juga ga ingin! Dan tiap hari aku selalu ngerasa bersalah!” lirih Aurora
“Kalo gitu! Aku pamit dulu ya! Aku gamau ganggu waktu kalian berdua!” sela Aurora.
“Oh iya sini kunci mobil gua! Biar gua pulang sendiri aja, gua gamau ganggu waktu lu!” ucap Aurora.
Garvi memberikan kuncinya begitu saja tanpa banyak pertanyaan, sepatah katapun tidak keluar dari mulutnya.
Aurora berjalan melalu mereka berdua, dan merasakan perasaan yang tak enak di hatinya bukan karena Aurora merasa cemburu pada Aurel tapi melainkan rasa bersalahnya jika boleh memilih saja Aurora tidak ingin seperti ini, namun takdir memang selalu mempermainkan kita.
Garvi yang membiarkan Aurora pergi begitu saja tanpa ada perasaan bersalah atau khawatir sedikitpun, kemudian mengajak Aurel untuk mengobrol dengannya makan dan menikmati waktu bersamanya yang sudah lama tidak berjumpa membuat Garvi sangat merindukan sosok Aurel.
“Rel ...!” sapa Garvi.
“Aku lho kangen!” ujar Garvi.
“Kita makan yuk!” tawar Garvi.
“Ada yang mau aku omongin juga!” sambung Garvi.
“Hm yaudah bentar mau kemana?!” jawab Aurel.
“Ke caffe aja yuk!” ajak Garvi.
“Yaudah yuk! Itu Aurora di biarin gitu aja!” tanya Aurel.
“Iya udah biarin aja! Toh dia yang mau sendiri kok! Aku lebih milih kamu lah daripada dia mah!” tutur Garvi.
“Tapi aku gaenak sama dia!” kata Aurel.
“Gitu-gitu juga sahabat aku! Dan ya bukan salah dia juga! Dia juga gatau kalo kamu pacar aku!” cakap Aurel.
“Yaudah aku masih punya sejuta waktu sama dia! Tapi sama kamu kapan?!” gumam Garvi.
“Iya sih! Tapi kan gimana ya?!” sangkal Aurel.
“Udah lah nikmatin aja waktu kita! Gausah pikirin itu orang!” tampik Garvi.
“Yaudah yaudah! Ayok mau kemana?!” ucap Aurel mengikuti maunya Garvi.
Garvi dan Aurel pergi ke caffe miliknya, perjalanan singkat terjadi mereka berdua sangat bersyukur bisa di temukan kembali meskipun hanya beberapa waktu,
Garvi yang sangat merindukan Aurel memeluk erat Aurel rasanya tidak ingij lepas dari pelukannya begitupun Aurel.
“Kamu kenapa sih? Harus hadir di saat aku sudah melupakan kamu sedikit demi sedikit!” kesal Aurel.
“Ya gatau aku tuh kalo ada kamu disana! Tapi sekalipun aku tau, aku pasti kesini!” ucap Garvi.
“Kamu secepat itu melupakan aku! Tapi aku sampe sekarang gabisa ngelupain kamu!” ujar Garvi.
“Gabisa ngelupain tapi udah pengang-pengan tangan sama cewek lain gimana ceritanya!” sindir Aurel.
“Iya itu karena dia tadi gamau di bilingin! Masalahnya kalo ada apa-apa sama dia juga aku yang bakal di salahin nanti! Aku gamau lah!” ujar Garvi.
“Tapi beneran kamu itu masih tersimpan di hati aku! Seperti tadi yang Aurora bilang aku dan dia ga saling cinta! Cuman takdir yang membuat aku sama dia harus bersatu! Dan ga ada yang bisa aku lakuin!” ucap Garvi.
“Iya paham-paham kok! Yaudah gapapa! Ga ada yang perlu di sesali! Aku bangga juga aku bahagia juga bisa kenal kamu! Aku bersyukur banget bisa di cintai sama kamu!” tutur Aurel.
“Oh iya aku mau bilang sama kamu! Aku mau keluar negri lagi! Aku mau lanjutin lagi kuliah aku disana!” ungkap Aurel.
“Lah kenapa?” tanya Garvi.
“Ya gapapa! Aku mau lebih fokus lagi aja menata masa depan aku! Aku mau lanjutin S2 disana! Dan aku butuh tempat yang jauh buat jauh dari kamu dan bisa melupakan kamu!” kata Aurel.
“hmm .. kapan kamu berangkat!? Boleh ga aku anterin kamu sampe bandara! Oh iya katanya ibu kamu sakit?!” tanya Garvi.
“Jangan lah! Apa kata ibu dan papah nanti ! kalo kamu nganter aku!” ujar Aurel.
“Emang kenapa! Salah tah kan cuman nganter doang!” sangkal Garvi.
“Ya salah ga! Tapi kan gimana ya! Masalahnya tuh! Gaenak aja! Ibu sama bapa juga udah tau hubungan kita udah ga lagi! Kan gaenak?!” jelas Aurel.
“Hm jadi gaboleh nih!” bujuk Garvi.
“Gaboleh! Aku pergi di anter ibu sama papah aja!” tolak Aurel.
“ kamu sendiri kapan nikahnya!” tanya balik Aurel.
“Hm 1 minggu lagi nikah!” jawab Garvi datar.
“Wah selamet ya! Semoga bahagia selalau!” ucap Aurel.
“Yayaya!” keyel Garvi.
~Place Aurora~
Aurora sudah sampai dirumah dan langsung masuk ke kamar tanpa menjawab pertanyaan dari Carissa, Aurora meletakan barang bawaannya di kasurnya dan menyalakan kran air mengisi bathup dengan air hangat berendam merilex kan diri sambil merenung.
“Huh hari yang melelahkan baru saja akan di mulai!” hela Aurora.
“Gua ngerasa bersalah sama lu Rel, tapi gua gatau apa yang harus gua lakuin! Gua cuman berharap lu bisa dapetin yang lebih dari Garvi dan lu bisa bahagia!” batin Aurora.
Aurora sudah selesai dengan mandinya dan kemudian memakai bajunya kemudian merebahkan dirinya di kasur yang empuk, Aurora tidak keluar kamarnya meskipun di panggil.
Aurora ingin menghabiskan waktunya sendiri dengan sangat baik, aurora menyilimuti dirinya dengan selimut kemudian tertidur sampai pagi.
~Place Devandra~
Devandra yang sudah sampai di thailand, sudah sampai di hotel tempatnya tidur sementara sebelum akhirnya mengurus-ngurus berkas dan kartu untuk bisa di gunakanya untuk menelpon keluarganya.
Garvi yang sedang menikmati keindahan kota malam hari di thailand teringat oleh Aurora entah mengapa perasaanya sangat merindukan Aurora, Devandra merasa sepi tanpa Aurora.
Isi kepalanya di ingitkan semua tentang Aurora, Devandra juga merasa sangat gelisah, ingin rasanya berbicara dengan Aurora namun kartunya sudah tidak bisa di gunakan dan ya tidak ada apapun yang bisa di perbuat.
“Huh tempat yang sangat indah!” batin Devandra.
“Eh tapi gua kok kepikiran sama Aurora ya! Dia baik-baik kan di sana!” gumam Devandra.
Devandra yang tidak bisa berhenti bertanya-tanya tentang Aurora memaksakan dirinya untuk tidur saja agar ingatannya tentang Aurora hilang.
~Place Garvi~
Garvi yang menikmati kebersamaanya bersama dengan Aurel masih berada di luar rumah, mereka masih mengobrol panjang lebar tentang keadaan mereka selama ini.
“Jadi kamu mau ngomong apa tadi?” tanya Aurel.
“Aku mau bilang kalo aku kangen kamu!” ucap Garvi.
“Ihh aku tuh nanya serius! Kamu mah malah bercanda?” gumam Aurel.
“Aku serius banget! Kamu ga kangen emang!” tuduh Garvi.
“Ga lah! Aku gamau kangen sama calon suami orang!” ketus Aurel.
“Rel sebenernya aku masih belum bisa ngelepasin kamu! Aku masih terus teringat sama kamu!” ungkap Garvi.
“Nanti kamu bakal terbiasa kok! Aku juga sama! Tapi ini jalan yang kamu pilih! Toh kamu juga gabisa memperjuangin hubungan kita kan!” ujar Aurel.
“Iya aku paham, ini semua salah aku dari awal! Kenapa ga dari awal aku kenalin kamu ke keluarga aku! Coba kalo kamu aku kenalin dari awal mungkin ga akan kayak gini jadinya! Mungkin yang akan menikah aku dan kamu bukan aku dan dia! Aku sangat menyesalinya cuman biarkan hari ini saja kamu bersama aku! Aku tau besok-besok kamu ga akan mau lagi ketemu aku!” rintih Garvi.
“Yaudah iya ini kan aku temenin! Aku bukan gamau ketemu kamu lagi! Aku berusaha untuk mengihklaskan kamu!” tutur Aurel.
||Bersambung ....||