8. Berusaha Agar Naik Jabatan

1739 Kata
Alicia yang memergoki sang suami mengigau nama wanita lain saat tengah lembur kerja di kantor, seketika berang dan ingin memberi suaminya pelajaran. Wanita dominan itu bergegas masuk ke dalam kantor Haikal, lantas tanpa basa-basi lagi spontan menampar wajah Haikal cukup keras. Haikal yang tahu istrinya datang ke kantor, langsung terlonjak dan memegangi pipinya yang ditampar oleh Alicia. “Licia ...” panggil Haikal terperanjat. Alicia menatap tajam suaminya sambil menarik kerah baju pria itu. Wanita berdarah Indonesia – Jerman tersebut tersulut emosi hingga meledak-ledak. Berniat memukuli tubuh sang suami akibat frustasi. Terdengar dengan sangat jelas jika Haikal memanggil-manggil nama Yasmin saat tertidur. Membuat Alicia yang berstatus sebagai istri sah dari Branch Manager Bank Swiss tersebut naik darah. “HAIKAL!!! SIAPA YANG Sudah KAU SEBUT TADI???” pekik Alicia gemas setengah mati pada suaminya. “ULANGI SEKARANG JUGA!!!” Haikal mendelik sambil memijat halus keningnya. Usai mendengkus, pria itu menjawab pertanyaan Alicia. “Yasmin ... aku bermimpi tentang Yasmin,” jawab Haikal yang setelah mengucapkan kalimat ini, Alicia menampar pipi Haikal lagi lebih keras dari sebelumnya. Haikal mengernyit kesakitan. “Aduh, Licia, sakit!” rintih pria itu. Alicia menatap sengit pada Haikal. “Lebih sakit mana antara ditampar atau diselingkuhi??? JAWAB HAIKAL!!!” Alicia yang semakin berang, kembali memukuli tubuh suaminya hingga menangis sesenggukan. Di balik sifat kaku dan dominan yang dimiliki oleh Alicia, sebenarnya wanita itu bisa rapuh juga. Mendadak ia syok dan frustasi di hadapan pria yang sudah bertahun-tahun jadi suaminya, tetapi belum dikaruniai seorang anak. Wanita itu memukul-mukuli d**a bidang Haikal sambil terisak. Wanita mana yang tidak terluka jika suaminya memikirkan wanita lain? Wanita idaman seperti Yasmin yang selama ini dibohongi oleh Haikal untuk dijadikan wanita simpanannya. Haikal yang dilanda kebingungan pun berusaha menenangkan istrinya itu. Ia merangkul Alicia dan membimbing wanita itu untuk duduk di sofa ruang kerjanya. “Licia, maafkan aku. Tiba-tiba saja memimpikan Yasmin. Yasmin yang sudah beberapa hari ini absen kerja tanpa diketahui alasannya,” ujar Haikal terus terang karena batinnya tersiksa akibat terlalu mencintai wanita selain istrinya. Kalimat yang terlontar dari mulut Haikal, seketika wanita itu mengepalkan sebelah tangannya. Jadi semakin membenci wanita yang ditawan Arthur sekarang di villa Taman Dayu. Alicia mendesah sebal sambil mengusap air mata yang membasahi pipinya itu. “Tega sekali kau padaku, Haikal? Apa hebatnya Yasmin untukmu? Apa yang selama ini kuberikan padamu itu tidak cukup untukmu? Begitu kah?” “Bukan begitu, Licia. Kumohon maafkan aku. Secara tiba-tiba saja. Aku nggak bermaksud melukaimu. Apa lebih baik kita berpisah saja? Aku tak ingin semakin membuatmu terluka nantinya,” usul Haikal yang langsung ditolak mentah-mentah oleh sang istri yang cinta mati pada pria itu. “Enggak! Takkan pernah aku mau berpisah denganmu. Aku tak ingin gagal dalam pernikahan. Hanya aku saja yang berhak jadi istrimu, Haikal. Tak ada kata perceraian dalam kehidupanku. Kau sepenuhnya jadi milikku! Bukan wanita lain!” tegas Alicia dengan mata menyala.. Haikal berdecak. “Licia, aku tak ingin menyakiti hatimu lagi. Aku tak ingin membuatmu kecewa lagi. Maafkan aku, ini solusi untuk rumah tangga kita yang sudah tidak sehat akhir-akhir ini.” Alicia menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia semacam wanita yang memiliki ego tinggi. Takkan rela jika suaminya direbut wanita lain. “Tidak!!! Tuhan sudah menakdirkan kita berdua untuk jadi satu. Aku beri kau kesempatan kedua Haikal. Lupakan Yasmin! Dia nggak ada lagi di sini. Aku mohon fokuslah memiliki keturunan bersamaku. Aku ingin punya banyak anak denganmu. Hanya kau yang jadi suamiku, Haikal. Bukan yang lain,” pinta Alicia yang kemudian maju selangkah dan membenamkan kepalanya di d**a pria itu. Langsung memeluk suaminya. Ingin selalu berdamai dengan suaminya meski telah berkhianat. Haikal pun hanya bisa mendesah pasrah pada sikap Alicia. Ia pun membalas mendekap sang wanita yang masih berstatus sebagai istri sahnya tersebut. Mendekap wanita yang belum pernah dicintai oleh Haikal seperti mencintai Yasmin Hanafi. “Suamiku Haikal, aku kita pulang ke apartemen. Aku ngantuk. Nggak bisa tidur kalau nggak ada kamu di sampingku,” ajak Alicia yang berubah jadi manja ketika dipeluk oleh suaminya. Haikal mengangguk. “Iya, ayo kita pulang. Sudah tengah malam.” Haikal pun segera meraih jas kerja yang tersampir kursi kerjanya. Lalu segera mengenakannya sebelum beranjak pergi dari sana. Sepasang suami istri itu pun pergi meninggalkan kantor cabang Bank Swiss untuk menuju Apartemen Waterplace yang lokasinya tak jauh dari sana. Sepanjang perjalanan pulang ke apartemen, Alicia mengeluarkan ponsel dari tas mewahnya ketika Haikal serius menyetir. Kemudian wanita itu mengetik pesan diam-diam untuk dikirim ke kontak sang kakak kesayangan. Alicia : [ Bang, malam ini Haikal sudah membuatku sedih. Aku ingin Bang Arthur membalas kesedihanku dengan menyiksa wanita sialan itu lagi. Setiap air mata yang sudah keluar dari mataku, harus dibayar! Siksa dia untukku malam ini, Bang Arthur! Please, balas rasa sakitku ini padanya.] Pesan yang sudah diketik oleh Alicia segera dikirim ke kontak Arthur dan terkirim. Arthur yang malam ini berada di kamar sebelah kamar Yasmin, langsung bangkit dari ranjang setelah membaca pesan yang masuk dari sang adik. Pria itu yang dalam keadaan bertelanjang d**a, langsung menyikapi selimut yang membalut tubuhnya sambil menggerutu dalam hati. Oh s**t! Alicia sudah dibuat sedih lagi oleh si keparatt Haikal. Berarti malam ini waktunya pembalasan lanjutan untuk wanita simpanannya. Yasmin Hanafi harus membayar apa yang telah diperbuat kekasihnya pada adikku! Tanpa berlama-lama lagi, Arthur meraih jubah atas pria yang dikenakan untuk menutupi dadanya yang telanjang. Dengan sorot mata tajam, pria itu bergegas keluar kamar untuk berpindah kamar wanita yang tengah disanderanya. Yasmin yang terlelap, seketika tersadar dari tidur saat mendengar pintu kamarnya terbuka dengan suara keras. Sosok rupawan dan atletis milik Arthur Atmaja muncul di kamar Yasmin. Yasmin yang terlonjak atas kehadiran pria dingin itu, langsung berganti posisi jadi setengah berbaring. Raut mukanya tampak ketakutan. Ia pun mencengkeram ujung selimut yang dikenakannya. “Arthur ... mau apa kau ke sini?” tanya Yasmin dengan suara tercekat. Arthur hanya membisu, lantas pria itu bergerak mendekati Yasmin hingga membuat tubuh wanita cantik itu bergetar ketakutan. “Pergi! Pergi dari sini!” jerit Yasmin sambil memegangi kepalanya dengan kedua tangan akibat frustasi. Arthur meringis sambil berkata. “Sudah lama aku tak menyiksamu lagi, Ayana Yasmin Hanafi. Khusus malam ini, kau harus membayar atas apa yang telah Haikal lakukan pada Alicia!” cetus Arthur yang langsung merengkuh tubuh Yasmin secara tiba-tiba seraya menatap tajam ke arah wanita cantik itu. “Kumohon, jangan! Jangan semakin membuatku trauma!” seru Yasmin yang kemudian meneteskan air mata. Merasa semakin tertekan dengan kondisinya sekarang yang entah sampai kapan akan menjadi tawanan Arthur Atmaja seperti ini. Arthur tak menggubris ucapan wanita cantik yang dalam keadaan rapuh itu. Pria itu memulai aksi pembalasannya untuk Alicia pada Yasmin. Mengunci tubuh Yasmin di atas ranjang dalam keadaan wanita itu tengah berurai air mata. Melakukan tindakan yang mampu menyiksa hati dan batin Yasmin seperti sebelumnya. Yasmin tak berkutik dari kendali Arthur. Bagi seorang pria yang hendak menyiksa wanita dengan menghajarnya habis-habisan itu sangat tidak etis dan manusiawi. Cukup menyiksa wanita di atas ranjang dengan cara yang mendebarkan namun menyakitkan. Namun kali ini, Arthur tidak kelewatan seperti kemarin. Karena tahu Yasmin sudah direnggut kehormatannya oleh Arthur, pria itu jadi tak berani melakukan penyatuan dengan wanita itu. Arthur enggan menyentuh Yasmin lebih dalam. Tak melanjutkan aksi-aksinya di atas ranjang dengan cara menghujam milik wanita itu lagi. Hanya sebatas make out yang menyiksa. Menorehkan luka lagi untuk wanita itu, namun tak mengalirkan benih-benihnya lagi ke dalam tubuh wanita itu. Meski berniat menyelesaikan sampai tuntas guna mencapai kepuasan batin, namun ternyata pria itu mampu menahan diri. Yasmin yang dikunci tubuhnya oleh Arthur, mendadak pria itu beringsut dari ranjang. Yasmin mendesah agak lega karena pria itu melepaskannya lebih cepat dari yang ia kira. Wanita cantik itu jadi menatap curiga pada Arthur. “Jika kau sudah memutuskan untuk menyentuhku, kenapa kau tidak menuntaskannya?” tanya Yasmin setengah menyindir. Arthur hanya bergeming. Lantas ia mengenakan jubah yang terjatuh di lantai itu untuk membalut tubuhnya lagi. Tetapi mendadak pria itu bersuara. “Kau ingin tahu jawabannya?” tanya Arthur dalam posisi wajahnya yang dekat dengan wajah Yasmin. Yasmin mengangguk pelan. “Karena aku sudah merasakannya kemarin. Dan surprised me, karena ternyata bukan si keparatt yang merasakannya pertama kali tapi aku. Jika kau sekarang menantangku untuk melakukannya lagi, akan kulakukan sekarang,” sahut Arthur yang tangannya sudah siap untuk melepaskan celana pria itu jika ditantang. “Tidak-tidak. Jangan! Jangan lakukan itu!” tolak Yasmin dengan nada suara meninggi. Arthur pun hanya menggertak Yasmin saja. Tak ingin menyentuh wanita itu lagi. Sempat merasa takut luluh pada wanita itu jika sampai merasakan indahnya bercinta dengan wanita yang bukan siapa-siapa nya tersebut. Selanjutnya, Arthur bergegas keluar dari kamar itu, sedangkan Yasmin tampak memilukan di atas ranjang akibat ulah Arthur tadi. Ia sesenggukan di tempat tidur. Berharap mimpi buruknya ini segera berakhir dengan cara terbebas secepatnya dari sosok Arthur Atmaja. Beralih pada Apartemen Waterplace, dengan dalih bersedih wanita itu tak mau jauh-jauh dari suaminya. Ketika mereka berdua hendak tidur satu ranjang, Alicia berusaha mendekat ke tubuh sang suami. Meski hatinya diliputi amarah, benci, dan kecewa, namun tetap sosok Haikal adalah pria tetap dicintainya hingga ingin punya anak dengan sang Branch Manager. Lantas wanita itu berkata pada Haikal. “Aku sedih malam ini gara-gara kamu Haikal. Agar aku tak terlalu sedih, aku meminta hakku sebagai istri padamu malam ini. Beri aku kehangatan agar kita bisa segera memiliki momongan. Siapa tahu malam ini Tuhan mengabulkan keinginan kita berdua untuk bisa memiliki anak. Please,” rayu Alicia di telinga Haikal hingga napas keduanya saling beradu. Haikal yang dilanda kegalauan, ingin menolak permintaan sang istri. Namun apa daya, Alicia adalah wanita dominan yang agresif. Tak mau menerima penolakan dari suaminya. Pria itu pun membiarkan istrinya menjalankan tugasnya sebagai istri di atas tempat tidur. Mau tak mau mengiyakan permintaan wanita itu untuk berhubungan suami istri meski dalam hati hanya memikirkan seorang Yasmin yang masih menghilang. Terjadilah malam-malam yang mendebarkan di antara Arthur – Yasmin dan Alicia – Haikal saat itu. Meski dengan cara berbeda. Usai meraih kenikmatan, Alicia pun memejamkan mata sambil bergumam dalam hati. Kurasa solusi dari segala masalah rumah tanggaku dengan Haikal adalah menjauhkannya dari Yasmin. Aku harus segera menjauhkan mereka berdua bagaimana pun caranya. Aku nggak mau membagi suamiku dengan wanita lain. Takkan pernah sanggup. Dalam waktu dekat ini, yang kulakukan adalah bisa mengupayakan Haikal agar segera naik jabatan sebagai Direktur Operasional. Haikal harus kembali Jakarta secepatnya. Keesokan harinya Alicia akan berusaha membuat suaminya segera naik jabatan dan pindah bekerja ke kantor pusat Bank Swiss yang ada di Jakarta. Apa yang hendak dilakukan wanita itu selanjutnya agar bisa terbebas dari sang wanita simpanan?
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN