Pagi ini suasana dapur sangat panas gara – gara nyonya baru ingin masak spesial buat suami tercintanya yang tadi malam telah memberikan surga dunia untuknya, dengan tampa rasa malu Adel hanya memakai pakaian tidur yang menampakkan lehernya dengan beberapa tanda kepemilikan yang dibuat Raka tampa dia sadari. Sebenarnya dia hanya mau masak nasi goreng dengan telur mata sapi saja namun satu kilo telur hanya 1 yang bisa dimakan itupun masih terlihat agak gosong walau nggak terlalu parah, Nani telah menawarkan bantuan tapi ditolaknya katanya ingin menyuguhkan hasil karya masaknya sendiri. Siti dan mbok Diah hanya melihat saja sambil bekerja kadang mereka menahan tawa saat uji coba goreng telurnya gagal dan Adel langsung membuangnya ke tong sampah
“ Apa lihat – lihat ketawa lagi “ Adel semakin kesal saat melihat para Art menutup melut mereka menahan tawa
“ Nyi ronggeng , Nyi ronggeng wong nggak bisa masak kok kebangetan , masa telur satu kilo habis” bisik Siti pada Nani
“ Nasinya aja rasanya uasiiiiin pol ha ha ha” dengan suara yang amat pelan mereka membicarakan majikannya
Sedangkan Raka dikamar mencoba membuka matanya yang teramat berat dan kepalanya yang masih agak sakit efek minuman alkohol semalam. Samar – samar dia melihat sinar matahari yang mulai merangkak meninggi, sedikit demi sedikit ingatan Raka tentang apa yang terjadi semalam bermunculan . Dia memejamkan mata menyesali perbuatannya yang telah menyetujui ide busuk Toni , gara – gara ide itu dia jadi me lakukan hal itu kembali
“ Toniiiiiii “ Rak begitu kesal jika mengingat itu, di memegang kepalanya yang sedikit sakit ditambah rasa bersalah yang selalu membayangi drinya . Kini dia bersandar di sandaran tempat tidur king zine yang dibingkai dengan kayu jati ukiran yang terlihat megah, sesekali di membuka selimut yang menutupi tubuhnya polos teringat dia akan bayangannya tentang wajah Ana yang teryata yang dia cumbu adalah Adel. Menyesal pun sebetulnya taklah ada artinya , padahal sebenarnya itu adalah perbuatan yang benar menurut hukum dan Agama , tapi bagi Raka itu dia tetap merasa bersalah pada Ana. Berlama lama pun dia menyesali itu telah terjadi Raka memutuskan untuk membersihkan diri dan pergi ke kantor , rasanya sudah tak sabar untuk memberi pelajaran buat Toni . Raka menuruni tangga dengan langkah cepat
“ Sayang kamu sudah bangun udah rapi juga apa sudah mau berangkat?” Adel sambil berjalan mendekat dan mengelus lembut lengan Raka
“ Iya aku sudah terlambat , aku harus segera berangkat”
“ Tapi sayang aku udah masak spesial buat kamu , sarapan dulu ya emmmm ngomong – ngomong terimakasih ya tadi malam kamu hebat banget” Adel memeluk Raka manja tapi tidak dibalas oleh Raka , malah Raka melepaskan pelukan Adel
“ Maaf Del aku harus berangkat , aku sudah telat banget aku berangkat dulu” Raka langsung melangkah keluar rumah dan membawa mobil sport merahnya
‘ Raka ,, aku kan udah capek-capek masak buat kamu malah nggak makan kamu jahat ka’ sambil ngedumel membawa sepiring nasi goreng dan telur gosong itu kali ke dapur
“ Thu makan , kalian harus bahagia bisa mencicipi masakan majikan , jarang jarang kan pembantu makan masakan majikan kalau nggak sisa” sambil meletakkan piring itu di meja makan para Art yang sedang sarapan bersama, dia langsung pergi kekamar nya dengan hati kecewa
“ siapa juga yang mau makan masakan kayak gini , udah asin gosong lagi” Siti sambil mendorong piring itu menjauh darinya
“ udah mbak makan aja itu spesial lho buatan juragan tersayang ha ha ha” ledek Nani sambil menyendok nasi dipiring nya
“ Ya ampun kalian ini, jangan keras-keras nanti dia denger , ayo lanjutkan sarapan kalian dan kerja lagi” Mbok Diah mengahiri perdebatan mereka
Di kantor Raka yang baru saja datang langsung keruangan Toni dan tiba – tiba kencekik leher Toni walau itu tak terlalu keras
“ Ka Ka apa- apaan ini “ Toni sambil mencoba lepasin tangan Raka dari lehernya tapi Raka malah mengguatkan cengkraman ya
“ kamu tau gara- gara ide busuk kamu itu aku jadi melakukannya lagi sama Adel” Nada bicaranya yang sedikit meninggi membuat Toni agak merinding, orang yang tenang biasanya akan lebih ganas jika dalam keadaan yang seperti ini
“ Ok ok tenang dulu ka kita bisa bicara baik -baik” Toni mencoba menenangkan Raka ,ahirnya Raka melepaskan cengkraman nya
“ kamu tau ton hatiku sakit ton , sakit sakit banget” tiba- tiba Raka menangis dan duduk di sofa
“ Ka maafkan aku , aku nggak ada maksud untukenjebakmu, tapi Ka itu bukan hal yang salah sekarang untuk kalian berdua bukan? Ka bagaimnapun sekrang dia adalah istrimu dan berhubungan badan itu termasuk tanggung jawabmu untu memenuhinya Ka” sambil merangkul Toni memberi pencerahan untuk Raka
“ Tapi aku belum bisa Ton, aku belum bisa”
“ Ok ok, mungkin kamu sekarang belum bisa tapi kamu tetap berusaha Ka, bukankah kamu kemarin yang bilang jika kamu telah mengingkari janjimu pada papamu dengan membuat Ana terluka? Maka jangan kamu nggak boleh melakukan untuk kedua kalinya bukan, kamu nggak mau membuat papamu semakin kecewa kan” Sedikit penuturan Toni Agar Raka bisa mencoba menerima keadaan ini.
Surabaya hari ini sangat mendung , kabut menyelimuti jalan – jalan hingga jarak pandang menjadi terganggu, Ana berjalan sambil membawa payung kecil ditangganya , belum hujan sih tapi Ana waspada aja, siapa tau hujan datang tiba-tiba.
“ Dingin banget sih , aku lupa nggak pakai jaket lagi “ Ana sambil mendekap tubuhnya sendiri , tiba- tiba mobil berkecepatan sedang melintasi genangan air bekas hujan semalam di dekat Ana hingga baju Ana basah kuyup . Mobil itu berhenti dan kembali mundur Ana ,sang pengemudi turun dan Menghampirinya
“ Maaf mbak , mbak nggak apa-apa?” tanya seorang laki laki perpawakan tinggi kurus ,berkulit putih pucat
“ Nggak apa-apa kok mas, hanya basah saja ya sudah mas saya jalan dulu, mari” Ana meninggalkan pria itu, laki- laki itu tersenyum melihat seragam yang dikenakan gadis itu
“ Ya ampun An kamu kenapa kayak gini? Kamu kecemplung got apa Na” tanya Naya yang melihat Ana dalam keadaan berantakan dengan lumpur memenuhi baju Ana hari ini , untung saja kebetulan Naya membawa baju ganti , ahirnya mengenakan baju Naya yang ukurannya lebih kecil untuknya hingga bentuk tubuhnya lebih kelihatan seksi dari biasanya , biasanaya Ana mengenakan seragam yang agak besar jadi lekuk tubuhnya tertutup . Tapi hari ini Ana terlihat seksi apalagi Ana mengikat rambutnya tinggi hingga leher jenjangnya terlihat indah
Ana bekerja seperti biasa, melayani para pembeli dengan sabar , sopan dan ramah banyak pembeli yang memuji pelayanan Ana . Hingga Dina selalu iri padanya , Sampai pernah waktu itu Dina sengaja mengambil uang setoran Ana agar ana di pecat dari situ . Karena Dina iri Ana bisa naik jabatan dengan mudahnya dan bisa mengambil hati para pelangan dengan sikapnya.
Sepatang mata mengamati seorang gadis yang sedang bekerja itu dengan sangat jeli, pertama berjumpa saja gadis ini sudah bisa memikat hatinya
“ Lihat siapa?” Pak Mahmud mengagetkan anaknya yang sedang serius
“ Ayah , kaget tau yah eeh yah gadis itu sudah lama bekerja disini ?” Reno memang baru saja pulang kuliah dari Jakarta maka dia nggak tau siapa saja karyawan disini, dia hanya kenal Dina mantan pacarnya di SMA dulu yang sekarang bekerja di supermarket milik Ayahnya
“ Yang mana? Oh itu namanya Ana keponakan Ardy senior kamu di kampus kamu yang dulu” Reno memang pernah kuliah di salah satu universitas di Surabaya tapi karena Reno pernah membuat ulah saat ikut geng motor ahirnya Reno dikeluarkan dari universitas itu . Lalu beberapa tahun Reno fokus untuk belajar bisnis dulu dijakarta hingga memutuskan kuliah lagi disana. Reno sangat jarang pulang ke walau pulang biasanya hanya sebentar saja tak sempat main ke supermarket.
“ kenapa kamu naksir? “ ledek Pak Mahmud
“ bisa jadi pa” Tampa berfikir panjang kata itu meluncur bebas dari bibir Reno,
Suara ketukan pintu mengagetkan Reno dan Pak Mahmud yang lagi asik mengintip para karyawan dari jendela kaca yang terhubung langsung ke supermarket
“Permisi pak saya membawa laporan keuangan untuk kasir dua” sambil masuk keruangan itu , pak Mahmud dan Reno menoleh secara bersamaan , dan begitu kagetnya Dina saat meelihat sang mantan kekasih ada dihadapannya
“ Reno ,, beneran ini Reno “ Dina nggak sadar dengan apa yang dilakukannya, dia berlari kecil dan memeluk Reno kuat, sedang pak Mahmud hanya nyengir kuda melihat adegan di depannya
“ Din ,Din , Din stop jangan gitu nggak enak sama karyawan lain” Reno melepaskan pelukan Dina, Dina baru sadar jika disitu ada Pak Mahmud
“ Maaf Pak”
“ Nggak apa-apa biasa anak muda tho” Pak Mahmud tersenyum melihat Reno yang memanyunkan bibirnya saat Pak Mahmud bicara seperti itu
Hari berganti malam saatnya kini Ana pulang bersama Naya
“ An aku boleh nggak tidur rumah kami semalam aja” Naya memberanikan diri untuk menanyaka itu, sebenarnya Naya diminta keluar kos karena telat membayar uang kos selama 2 Bulan ini, Naya harus mengirim uangnya pulang kampung karena ibunya yang sakit, untung saja ahir-ahir ini Ana selalu membawakan makanan untuknya jadi bisa mengirit biaya makan, saat pulang kerja
“ Boleh dong mbak, kebetulan om sedang keluar kota jadi aku sendirian di rumah mbak Naya” dengan senang hati Ana mempersilahkan Naya untuk menginap di rumhnya