AFIKA

1353 Kata
Jam sudah menunjukan pukul 03.00 pagi, Chiko dan Citra masih setia mengobrol tengah keseharian dan kisah- kisah lucu mereka. Obrolan mereka berlanjut santai. "Oh iya pak saya sampe lupa tanya. Teman saya tadi pulang sama siapa ya ? Mukanya kaya gak asing aman kan sekarang orangnya ? " Citra bertanya pada Chiko tentang Vivi sahabatnya, seingatnya tadi Vivi dipapah oleh seorang laki- laki yang wajahnya sangat familier. Citra mengambil handphonenya lalu mengirim pesan ke Vivi, pesannya terkirim namun tak kunjung dibalas olehnya. 'Mungkin udah tidur' pikir Citra. "Aman lah orang sama pacarnya, tenang aja gak mungkin saya nyuruh orang asing buat jagain cewek mabuk" Chiko tak berbicara tentang perempuan yang dibawa oleh Rocky di bar, biarkan itu menjadi rahasia Rokcy. Ia tak ingin ikut campur dalam permasalahn itu. "Gak bakal di apa- apain kan temen saya pak ? " tanya Citra sedikit khawatir, yang tidak semua orang tau. Walaupun Vivi suka berganti- ganti pacar tapi dia tidak pernah berhubungan seks bebas dengan pacarnya. Ia sangat menjaga keperawanannya untuk suaminya kelak. Dimasa semua wanita berani melakukan hal yang dilarang oleh agama, ia dan Vivi masih berpikiran waras. Mungkin hak itu juga yang membuat Citra diselingkuhi oleh mantannya dulu. "Cuma cowok b******n yang berani macem- macem sama cewek mabuk" jawan Chiko dengan santai ia mengambil rokok dan mulai menyalakannya. "Kukira bapak cowok yang seperti itu" Citra mengibas- ngibaskan asap rokok yang berada di dekatnya. Ia tak suka bau asap rokok. "Seperti apa ?" Chiko yang sadar segera mematikan rokoknya. " seperti laki- laki lain" jawab Citra sambil tersenyum, 'Chiko cukup peka juga' pikirnya. "Jadi sekarang saya sudah seperti ayahmu ?" Chiko tersenyum balik ke arah Citra. "Boleh lah, walau belum sepenuhnya kaya ayah saya" "tunggu aja, saya bakal lebih dari ayah kamu" ucap Chiko sambil tertawa. "Saya pulang sekarang" Chiko mulai berdiri. "Baik pak" Citra sedikit tidak rela membiarkan atasannya itu pulang. "jangan sedih, besok kalau kamu mabuk lagi saya siap menolong" Chiko sedikit mengejek Citra. "pulang aja sana pak !!" Citra mengusir Chiko dengan nada bercanda. "haha yasudah, saya pulang dulu bye. Jangan nangis saya tinggal" Citra melambaikan tangannya pelan, pintu tertutup dan Chiko segera pergi. Dikamar yang kini sepi itu Citra masih menatap pintu apartementnya yang berwarna putih. Jantungnya berdebar 'bahaya' ucapnya dalam hati. . . . Sementara itu di hotel lain Rocky yang sedang bersama dengan wanita lain mulai melakukan permainan dewasa. "Beb kamu cantik banget sih hari ini, mana kamu tu hebat banget kalau bikin aku seneng" Rokcy memiringkan badannya menghadap ke arah wanita yang juga tak berbusana. "Yakin sayang ? menurut kamu Aku sama Vivi cantik mana ?" tanya wanita itu dengan nada menyebalkan. "ya cantik kamu lah" jawab Rocky sambil meraba- raba badan wanita itu. "kalau hebatnya ?" Wanita itu kembali bertanya dengan nada mendesah. "Kamu lah, kayaknya kamu tu jodoh aku deh sayang. Mau ku jadiin istri gak ?" tangan Rokcy mulai menggerayangi wanita itu lagi. Wanita itu mulai bernapsu dan kini berada di atas Rokcy. "Shinta Wulandari siap menjadi istrimu" Shinta dan Rokcy mulai melakukan hal yang terlarang. Jam mulai menunjukan pukul 04.30 pagi Rocky yang lelah telah berhubungan intim berkali- kali di kagetkan dengan dering telfon dari handphone Shinta. Rokcy yang terganggu mulai membangunkan Shinta "Beb beb bangun handphone kamu berisik banget" Shinta mengerjabkan matanya, tangan nya mulai mencari benda pipih itu. Setelah itu ia mulai mereject telefon dari ayahnya. Namun panggilan lain dari ibunya mulai sedikit menganggunya, ia segera mengangkat telefon dari ibunya. "Halo mah ngapain sih ganggu orang tidur" "dia kenapa lagi sih?" "Udah gede juga" "Gak mau ah ngantuk juga ini aku itu capek" "yayaya aku kesitu. Haduh nyusahin emang tu anak" Ucap Shinta kemudian mematikan sambungan telefonnya secara sepihak. Ia melirik ke arah Rocky yang kembali tertidur, ia tersenyum licik. Awal mulanya ia mengenal Rokcy saat ia akan mendekati salah satu temannya yaitu Chiko yang sangat kaya raya. Ia tau dari tunangannya Daniel. Daniel adalah rekan bisnis Chiko. Saat keadaan mulai sepi, ia menatap Chiko yang duduk sendiri. Ia telah menaruh obat perangsang di minuman yang di pesan pria itu. Saat Chiko mulai setengah sadar ia pura- pura akan menolongnya. Chiko yang mengenal Shinta dari Daniel hanya pasrah saat dia diseret ke mobil. Shinta menjalankan mobilnya di supermarket yang basementnya terkenal sepi. Ia dengan berani mulai menciumi Chiko, ia mengarahkan tangan Chiko yang tak berdaya ke arah tubuh seksinya. Namun rencananya itu digagalkan oleh Citra yang mempergokinya. Sialnya juga ia parkir didepan mobil Citra yang terjebak di tengah- tengah mobil lain. Citra yang memaki- maki Chiko segera sedikit menyadarkan Chiko, ia kemudian ditinggal Chiko begitu saja di basement supermarket itu. Semenjak itu Chiko serasa memusuhinya bahkan jika ia menyapanya Chiko hanya membuang muka. Untung saja Chiko tak memberi tau kejadian itu ke Daniel. Daniel juga tak merasa curiga atas sikap Chiko yang menyebalkan itu. Dimalam lain ia bermain di bar yang sama. Ia tak sengaja melihat Citra, Vivi, dan Chiko sedang makan disatu meja yang sama. Ia merasa cemburu karena mereka bisa dekat dengan presdir barunya itu. Ia merasa sangat marah. Sehari kemudian ia melihat Rokcy pacar Vivi sedang minum sendiri, ia melihat Rokcy sedang bermain mata dengan perempuan yang bersama seorang pria tua. Dimatanya saat itu Rokcy juga terlihat seperti seorang yang kaya raya, setelah ia berpura- pura menumpahkan wine ke baju Rokcy. Ia meminta maaf lalu mengajaknya untuk membersihkan badan nya di hotel dekat bar itu. Rokcy yang langsung mengerti maksutnya mulai mengikuti Shinta sampai kamar hotel dan melakukan hubungan intim. Paginya ia sedikit mengobrol dengan Rokcy. Tebakkannya tak salah, Rocky merupakan anak dari pemilik perusahaan yang cukup terkenal. Dengan menggunakan wajah dan tubuhnya, Shinta berhasil memikat Rokcy sampai saat ini di belakang Vivi dan Daniel. Shinta mulai mengambil bajunya yang berserakan dilantai. Lalu masuk ke kamar mandi dan membasuh dirinya sendiri. Setelah keluar ia mulai berdandand disisi kasur. "Jangan pergi sayang disini aja sama aku" ucap Rokcy yang kini memeluk pinggangnya. "Adik aku masuk rumah sakit sayang aku kesana sebentar, eh iya kemarin aku lihat di mall tas merk dion bagus banget kamu beliin ya" Shinta berbicara dengan menggoda. "berapa harganya sayang ?" tanya Rokcy ia mulai membuka aplikasi mbanking di handphonenya. "murah kok sayang 120 juta aja itu udah diskon" "Yaudah nih kirim aja sendiri sayang, tapi sebelum kamu pergi, aku minta jatah lagi" Rokcy memberikan handphonenya kepada Shinta. Shinta menerima handphone Rikcy dengan senang hati kemudian mentransfer uang yang lebih dari yang di mintanya. Setelah itu Shinta dan Rokcy melakukan hubungan intim untuk kesekian kalinya. . . . Pukul 06.00 pagi Sinta telah sampai dirumah sakit, ia mengendari sendiri mobilnya. Badannya pegal- pegal sebenarnya ia ingin sekali tidur dan bersantai sampai sore. Namun ibu dan ayahnya memintanya datang karena adiknya sedang berada di UGD. Ia tidak tau apa yang terjadi pada adiknya, ia memang benci dari adiknya. Adiknya selalu menyusahkan dirinya dari kecil. Ia memandangi adiknya masih dalam keadaan tertidur, ia sedikit kasihan melihat adiknya yang seperti mayat karena pucat. Ibu dan ayahnya juga belum tau apa yang terjadi pada adiknya, yang mereka tau adiknya pingsan di bar. Handphonenya bergetar Daniel menelfon dirinya, ia segera keluar lalu mengangkatnya. Ia melirik seorang polisi yang masuk ke dalam ruangan yang ditempati adiknya namun ia menghiraukannya. Ia melihat lagi seseorang yang keluar dari kamar itu. Seorang laki- laki tampan melemparkan senyum ke arahnya ia tersenyum balik, laki- laki itu segera pergi. Ia tak mengenal laki- laki itu, mungkin nanti ia akan tanyakan pada ibu atau ayahnya. Ia masih menelfon Daniel yang akan menentukan tanggal pernikahan mereka, sebenarnya ia masih ingin main- main dengan laki- laki lain. Namun ia juga ingin segera mempunyai suami yang kaya raya seperti Daniel atau Rokcy. Ia harus segera mamastikan dari mereka siapa yang lebih kaya. Setelah ia selesai berbicara dengan Daniel ia masuk kembali ke dalam ruangan. Ia melihat ayah dan ibunya sedang menangis sementara Polisi yang sebelumnya sedang berbicara dengan orangtuanya segera pamit kemudian pergi. "Apa apa ?" tanya Shinta penasaran. "Fika Shin" ibunya tak dapat melanjutkan kata-katanya karena manangis. "Adimu Positive memakai narkoba dan kini ia tengah hamil" Ayahnya berbicara sambil menahan tangis kemudia keluar dari ruangan itu. Ia tak dapat menahan emosinya saat itu juga, lalu segera memukuli adiknya dengan membabi buta.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN