bc

My Wife It's You

book_age0+
127
IKUTI
1K
BACA
murder
possessive
like
intro-logo
Uraian

Dua kepribadian yang berbeda menjadi satu. Keduanya hidup bersama atas dasar perjodohan.

Apa Oppa kecewa aku tidak tau apapun.

Tidak sama sekali

chap-preview
Pratinjau gratis
1
Happy Reading. * Pesta meriah digelar disalah satu gedung pencakar langit di Seuol. Terlihat hanya orang-orang yang berkelas yang hadir dipesta itu. Pesta tersebut adalah pesta pernikahan dua perusahaan besar bersatu. Kim's Kingdom dan Park Gruop. Seorang wanita cantik dengan balutan long dres berwarna Pink terlihat begitu ramah menyalami tamunya. Disampingnya ada seorang pria dengan balutan jas hitam yang tampan juga menyalami tamunya. Pasangan muda yang menikah adalah mereka. Park Jimin dan Aliya Kim, sama-sama bungsu dari Keluarga mereka dan mereka yang dijodohkan. Keduanya tampak sangat serasi, berdiri berdampingan saling melempar senyum, terlihat seperti pasangan yang saling mencintai, tapi hanya mereka sendiri yang tahu isi hatinya. * Aliya pov. Aku tidak berhenti menghela nafas dan meremas jariku, ini malam pertamaku, dan aku baru saja resmi menyandang Marga Park dibelakang namaku. Gugup? Tentu saja, rasanya ada bom atom yang siap meledak setiap waktu disampingku. Kami dijodohkan, bahkan sebelum menikah aku juga tidak pernah bertemu denganya. Dia, suamiku baru kembali dari Studynya di Oxport inggris dua bulan yang lalu. Kami dijodohkan dari kecil itu yang ibuku katakan, dan aku tidak berniat menolak karena kufikir itu hanya omong kosong belaka. Tapi tiba-tiba ibuku menarikku kesebuah butik untuk membeli baju pengantin. Gila bukan? Aku tidak bisa berbuat apa-apa dan yang hanya bisa kulakukan adalah mengikuti skenario dari Orang tuaku. Kenapa juga aku harus menjadi anak terakhir, Perempuan lagi. Ck nasibku benar-benar menyebalkan. Jika kami sempat bertemu atau mengenal tidak masalah tapi ini, bertemu saja saat dialtar tadi. Dan tiba-tiba sekarang aku ada dikamar untuk melakukan malam pertama. Aku harus begaimana? Dia dari Inggris dan pergaulan disana sangat liar. Bagaimana jika dia punya penyakit kelamin karena sering Making Out dengan wanita disana. Aku masih perawan dan aku juga ingin perjaka, bagaimana jika aku dapat bekas? Eomma Ottokheyo. Aliya pov end. * Aliya meremas kesepuluh jarinya gugup, matanya melirik kanan kiri berharap rasa gugup yang ia alami bisa hilang, tapi semua sia-sia saja. Jimin sudah ada dikamar ini dan artinya mereka? Aliya tidak sanggup memikirkan apa yang akan mereka lakukan saat ini. Pusing. Mungkin Aliya tidak akan segugup ini jika memakai baju biasa, tapi ini? Dia menggunakan Lingerlie sexy warna merah yang sangat menggoda kaum adam. Ini bukan keinginan Aliya, semua bajunya ditukar oleh Lisa dan hanya menyisakan Lingerlie dengan berbagai warna. Aliya tidak punya pilihan lain selain mengunakan Lingerlie ini. Dia tidak mungkin tidur dengan gaunya tadi, tubuhnya bisa gatal-gatal. "Kau tidak tidur?" Aliya tersentak saat Jimin bertanya padanya. "Kau berbicara padaku?" Tanya Aliya bodoh. "Tentu saja! Memangnya disini ada siapa saja selain kita?" Tanya Jimin sambil terkekeh. "Ah Mian!" ucap Aliya menyesal. "Kau tidak tidur?" Tanya Jimin mengulang. "Sebenarnya ingin! Tapi dimana?" Jawaban Aliya membuat Jimin tertawa keras. Sementara Aliya hanya menggaruk kepalanya yang tidak gatal mendengar tawa Jimin. Ia salah bertanya ya? Tentu saja. Orang tidur pasti diranjangkan. "Itu ada ranjang! Kau tidur saja disana" kata Jimin setelah menghentikan tawanya. "Aku tahu tapi...?" Aliya terlihat salah tingkah. "Tapi apa?" Tanya Jimin. "Tapi jika aku tidur diranjang kau tidur dimana?" Jimin tertawa terpingkal-pingkal mendengar pertanyaan Aliya. Kenapa istrinya sepolos ini, jika disini hanya ada satu ranjang, tentu saja Jimin juga harus tidur diranjang, ini kamarnya, ah kamar mereka berdua maksudnya. "Aigoo berapa umurmu?" Tanya Jimin sambil duduk disamping Aliya. "Wae?" Tanya Aliya takut. "Hanya ingin memastikan saja! Berapa umurmu?" Tanya Jimin lagi, Aliya menatap Jimin lama sampai akhirnya. "21 tahun!" Jawab Aliya. "Umurmu cukup dewasa untuk mengerti hal berbau dewasa, tapi kenapa kau sepolos ini" kata Jimin tidak percaya. "Ada yang salah?" Jimin menggeleng. "Pernah berciuman dengan seorang Namja?" Aliya menatap Jimin dengan pandangan menyesal lalu mengangguk. "Kapan?" Aliya terlihat salah tingkah. "Tadi saat pemberkatan pernikahan kita" Jimin menatap Aliya kaget. "Kau tidak pernah berkencan?" Aliya menggeleng. "Jinja?" Tanya Jimin. "Hem! Aku membatasi diriku untuk bergaul dengan dunia luar. Aku tidak ingin mengikuti perkembangan Jaman dimana banyak gadis yang sudah tidak suci sebelum pernikahan. Aku hanya menjaga diriku untuk suamiku dan aku tidak pernah berkecan ataupun berciuman dengan Namja lain, selain kau tadi" takjub, Jimin takjub dengan kepribadian Aliya. Jimin mengakui jika Aliya Cantik bahkan sangat cantik. Tapi dibalik kecantikan ini Aliya juga sangat berhati-hati menjaga dirinya agar tidak terjerumus dalam dunia liar. Aliya adalah kesempurnaan dan Jimin mengakuinya. "Jadi kau belum tahu apapun?" Aliya menggeleng pelan. "Wae? Kau kecewa?" Jimin tersenyum samar dan menyingkirkan anak rambut yang menutupi wajah Aliya. "Ania! Aku hanya takjub padamu. Diluar sana banyak Yeoja yang melakukan ini itu demi mendapatkan kepuasan, kekayaan dan ketenaran. Mereka juga sampai rela mengorbankan tubuh mereka demi mendapatkan apa yang mereka inginkan. Dan kau, berciuman saja kau tidak tahu caranya. Apa kau juga sengaja menggunakan baju ini?" Aliya menggeleng keras. "Bukan aku, tapi calon kakak iparku yang menukar semua pakaianku dengan pakaian kurang bahan ini" Kata Aliya. "Sudah kuduga! Mereka pasti yang merencanakan ini?" Aliya hanya diam. Jujur ia malu berpakaian terbuka seperti ini, pakaian terpedeknya adalah selutut dan ini. Pahanya saja kelihatan dan hampir memperlihatkan bagian itu-nya. Aliya tentu saja tidak percaya diri. "Kau mau memulainya?" Aliya menatap Jimin kaget. Memulai apa? Malam pertama sekarang juga? Yakin? Aliya belum bisa! "Kau mau apa?" Jimin tersenyum simpul dan mendekatkan dirinya pada Aliya. "Tentu saja melakukan hal yang biasa pengantin baru lakukan!" Aliya memejamkan matanya takut. Ini yang ia takutkan, Jimin yang meminta haknya dan Aliya belum siap dengan apapun yang ia miliki. "Kau takut?" Aliya melirik Jimin, apa ia harus menolak Jimin. Tapi akan sangat kejam jika ia melakukanya. Ibunya perpesan, jika dirinya sudah menjadi seorang istri, ia harus siap dengan konsekensi yang ada, termasuk memberikan apa yang ia jaga selama 21 tahun. "Apa aku punya pilihan lain?" Jimin menggeleng. "Dan apa aku bisa menghindar?" Jimin kembali menggeleng. "Dan apa punya kesempatan untuk bilang tidak" Aliya memejamkan matanya sesaat. Menetralkan degup jantungnya yang menggila karena pertanyaan Jimin. "Aku malu mengakui ini, tapi aku akan tetap jujur. Aku tidak tahu harus mulai dari mana? Aku harus apa? Aku tidak tahu apapun tentang hubungan suami istri" Jimin tersenyum dan membawa Aliya untuk menghadapnya. "Cukup katakan iya atas ajakanku dan kau hanya tinggal menikmatinya, otte?" Aliya menatap Jimin ragu. "Kau mau mengajariku?" Jimin mengangguk pasti. "Baiklah! Aku harus apa?" Senyum diwajah Jimin mengembang. "Diam dan perhatikan saja" Aliya memekik saat Jimin menggendongnya. "Hei apa ini?" Teriak Aliya kaget. "Aku akan mengajarimu. Dan ini pelajaran dasanya. Lihat dan nikmati saja" kata Jimin misterius. "Apa sakit?" Jimin mengangguk pelan. "Awalnya iya tapi akan nikmat setelahnya" kata Jimin. "Baiklah, tapi jangan kasar" "Pasti" T.b.c

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

Our Kind of Love

read
741.6K
bc

Deepest Regret

read
3.5M
bc

His Unsuspecting Mate

read
768.9K
bc

Year of Goodbyes

read
3.2M
bc

The Alpha King's Rebellious Queen

read
478.9K
bc

Back and Better

read
873.5K
bc

Prince Reagan

read
6.4M

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook