Seminar

1072 Kata
Pagi ini, Kalina masih saja berusaha menghindari Reyno. Padahal ia merasakan perlakuan Reyno semalam sudah dibilang tidak sedingin sebelumnya. Ah ya, tapi Kalina ingat ! Pria gagah itu dalam pengaruh alkohol, bahkan tidak menutup kemungkinan jika tuan mudanya melupakan kejadian semalam. Waktu sudah menunjukan pukul 9 pagi, saatnya Kalina keluar dari kamar. Gadis itu berjalan menuju dapur sambil melihat ke arah tangga. "Sepertinya sudah aman" Kalina bergumam Ia mengolesi 4 lembar roti dengan selai strawberry setelah itu menyantapnya sendirian. Tap.. tap.. tap.. terdengar derap langkah seseorang menuruni tangga. Kalina mendongakan kepalanya. Ternyata tuannya itu belum berangkat. Kalina segera memalingkan pandangannya ke sembarang arah. Reyno menuruni tangga sambil mengancing lengan kemejanya sendiri. Dasinya masih terlihat longgar dan sedikit acak-acakan. Kalina tahu, Reyno pasti sudah sangat telat pagi ini. Kalau sedang dalam suasana hati yang baik, mungkin Kalina dengan senang hati merapikan penampilan hot daddy itu. Kalina menundukan pandangannya, segera ia memasukan potongan roti ke dalam mulutnya. Berharap sarapan paginya itu cepat selesak dan ia bisa cepat menyingkir dari pandangan Reyno. Reyno menduduki kursi utama. Tepat di sisi Kalina pria gagah itu menghempaskan bokongnya. Reyno jadi lebih leluasa menatap gadis itu. Jantung Kalina bergemuruh sesaat setelah Reyno tiba-tiba memilih duduk dekat dengannya. Oh tidak, memang itu adalah tempatnya. "Kenapa kau kabur?" Dengan nada rendah namun terdengar tegas, Reyno menatap datar sambil menunjuk roti dan selai cokelat di hadapan Kalina. Dengan sigap Kalina meladeni tuannya untuk sarapan pagi. "Jawab aku, kenapa kau kabur semalam?" Tanya Reyno lagi, yang di tanya hanya menoleh dengan tatapan canggung. "Aku kan sudah bilang, aku ingin tidur sambil memelukmu!" Tegasnya tanpa basa-basi, sedangkan Sammy yang baru saja tiba tercengang mendengar ucapan Reyno yang begitu tabu di telinganya. Apa mungkin tuan sudah tidur dengan Kalina? Batin Sammy Tidak hanya Sammy, para maid yang mendengar pun ikut terkejut. Ingin sekali Kalina menyumpal mulut bocor Reyno dengan roti yang masih berada di tangannya. "Kau tuli ya?" Reyno benar-benar menyebalkan, bagaimana bisa dia bertanya hal seperti itu tanpa rasa malu. Kalina tidak menjawabnya, dia menyajikan roti itu di atas piring kemudian meletakannya di hadapan Reyno. Dengan kesal Kalina memakan semua rotinya dan langsung berlalu pergi meninggalkan Reyno. Sammy mengulas senyum kecilnya melihat tingkah gadis berani itu. Reyno mencebik kesal melihat gadis cantik itu berlalu begitu saja. ***** Suasana kampus pagi ini sangat padat, banyak mahasiswa dari kampus lain yang berdatangan. Karena di kampus Kalina sedang ada acara seminar yang diadakan secara terbuka. Kalina sengaja tidak ingin mengikutinya karena dia sudah tahu siapa pembicaranya. Ya, Reyno akan hadir disana. Kalina menyusuri lorong. Langkah kakinya mengarah ke sebuah perpustakaan besar milik kampus tersebut. Sepanjang lorong, tidak sedikit mahasiswa yang curi-curi pandang kepada Kalina. Gadis itumemang cantik, dia begitu menonjol di kampusnya. Namun semua orang menjadi segan kalau harus bertatapan dengannya. Mengingat Kalina yang selalu dekat dengan Dave orang nomer satu di kampus, juga Kalina yang tidak jarang di antar jemput ke kampus dengan mobil mewah. "Hey sexy! Kau tidak ikut seminar?" Alvin si pria penggila basket itu berjalan ke arahnya, dan tiba-tiba saja pria itu merangkul bahu Kalina. Kalina merunduk, berusaha melepaskan rangkulan Alvin. "Hey ayolah! Hal ini biasa kan? Aku ingin berteman denganmu" ucap Alvin dengan pedenya. Kalina akhirnya mengalah karena ia tahu tidak mungkin bisa dirinya menang jika berdebat dengan Alvin. "Aku tidak suka" jawab Kalina gugup "Kau tidak suka sikapku? Atau tidak suka seminarnya?" Alvin mengimbangi langkah Kalina yang semakin cepat, ia tahu gadis itu merasa tidak nyaman dengan perlakuannya. "Seminar, aku tidak suka seminarnya" Kalina memalingkan wajahnya ke sembarang arah "Oh jadi seminar. Kau tidak suka seminarnya atau pembicaranya? Bukannya kau sangat dekat dengan dirut OSC? Hmmm ku dengar kau dan dirut..." "Alvin!" Pekik Kalina sambil menjauhkan tubuhnya dari Alvin, sungguh cerewet pria itu. Kenapa tuhan menciptakan pria tampan dengan mulut tanpa rem seperti Alvin?  "Sexy? Aku hanya bertanya. Karena aku mendengar anak-anak bergosip tentangmu" jujur Alvin sambil membenarkan kerah kemejanya "Apa yang kau dengar? Rupanya pria juga suka bergosip ya?" Kalina memutar bola matanya, Alvin menyeringai kecil. Menggoda Kalina? sepertinya akan menjadi hobi barunya sekarang. "Mereka bilang, kau simpanan CEO itu" bisik Alvin di telinga Kalina, membuat bulu kuduk gadis itu meremang. "Tidak! Kenapa harus simpanan? Dia kan tidak punya istri" Kalina berjalan lagi berusaha menjauhi Alvin "Come on girl! semua orang juga tahu kalau sumber uangmu itu memiliki hubungan spesial dengan pemilik WO terkenal di kota ini" Alvin mengeraskan suaranya membuat langkah kaki Kalina terhenti. "A.. aku.. aku tidak memiliki hubungan apapun dengannya" ujar Kalina tanpa berbalik "Benarkah?" Alvin menyeringai devil sambil melangkahkan kakinya mendekat ke arah Kalina. "Benar! itu benar.. hubunganku dengannya hanya sebatas tuan dan pelayannya saja" Kalina menundukan pandangannya saat Alvin sudah tepat berada di hadapannya. "Kalau begitu temani aku! aku ingin membuktikannya sendiri kalau kau dan dia tidak memiliki hubungan apapun" Alvin menarik tangan mungil Kalina lalu menggenggamnya erat. Sekuat apapun Kalina meronta, nyatanya Alvin tetap enggan melepaskan pegangannya. "Diamlah! kalau kau tidak ingin semua orang memperhatikan kita" ucap Alvin menggenggam mesra jemari Kalina. Meskipun Kalina tidak membalasnya, tapi tentu saja semua orang yang melihat akan mengira bahwa kedua anak manusia itu sedang bergandengan. "Kau bangunlah" Alvin menatap tajam ke arah dua pria yang sedang duduk nyaman di kursi paling depan, Seakan Alvin adalah orang paling berkuasa, kedua pria tadi menurut saja pada perintah Alvin. Jadilah Kalina dan Alvin yang menduduki kursi tersebut. "A.. apa yang kau lakukan padanya?" tanya Kalina setelah ia duduk di samping Alvin "Apa? Aku tidak melakukan apapun" Alvin berkilah padahal jelas-jelas dirinya telah merebut bangku seseorang hanya demi bisa duduk di depan bersama Kalina. "Aku melihatmu memelototinya vin!" gerutu Kalina kesal "Sudahlah! lihat itu sudah mau dimulai. Aku ingin melihat wajah tuanmu yang kaya raya itu jika aku melakukan hal ini padamu" Alvin menyilang tangannya di depan d**a kemudian pria itu menyandarkan kepalanya di bahu Kalina sambil memejamkan mata. Sambutan demi sambutan berlangsung beberapa waktu, sekarang giliran sang pembicara yang di tunggu-tunggu akhirnya keluar juga dari balik layar. Pria tampan dan gagah dengan setelan jas berwarna navy menyambut microphone dari tangan moderator. Belum sempat Reyno berkata-kata suara bising para mahasiswi sudah hampir membuat telinga Kalina berdengung. "Ishhh parah ganteng banget" "Tapi sayang udah punya calon" "Aluna Ghani yang WO terkenal itu bukan sih?" "Ya cocok lah kalo sama dia, udah cantik juga sama-sama kaya" Sedangkan Alvin yang turut mendengarnya hanya tersenyum kecil, ia tahu Kalina merasa tidak nyaman dengan ocehan-ocehan para gadis di belakangnya. Maka dari itu Alvin berusaha membuat fokus Kalina berpindah hanya padanya. Alvin makin menenggelamkan kepalanya di bahu Kalina yang masih duduk bersandar. "Mari kita lihat apakah tuanmu akan cemburu padaku?" gumam Alvin
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN