Bab 14

1200 Kata
***...*** "Kenapa kamu cemberut saja Bella? Kamu harus memasang wajah ceriamu. Sebentar lagi kamu akan menjadi menantu keluarga Sanjaya yang terhormat. Apa kau tidak merasa bahagia?." Siska menatap wajah Bella yang dari tadi tampak cemberut. Tampak sekali kalau wanita itu sedang kesal. Saat ini mereka sudah memasuki area hotel mewah. Di mana keluarga Sanjaya akan melamar Bella secara resmi. "Aku masih kesal! Karena gagal mendapatkan gaun yang aku inginkan itu. Padahal aku sangat menginginkannya." Jawab Bella terdengar geram, sementara Tedi diam saja. Dia malah memindai restoran bintang lima tersebut. Yang termasuk salah satu hotel paling berkelas di kota itu. "Tapi gaun yang kau pakai ini juga bagus." Ucap Siska kembali sambil menatap putrinya dari samping, mereka terus melangkah memasuki area hotel. "Hotel ini benar-benar menawan dan menakjubkan. Katanya pemilik hotel ini merupakan CEO muda yang belum menikah. Andai saja keluarga Sanjaya tidak menginginkanmu menjadi menantu. Pemilik hotel ini, pantas untuk menjadi suamimu Bella." Terdengar Tedi berbicara. Siska dan Bella pun segera menatap area hotel yang memang terlihat begitu mewah dan berkelas. "CEO muda! Belum menikah? Wow, andai Noah menolak menikah denganmu Bella. Kamu harus mendekati pemilik hotel ini." Siska ikut terlihat berbinar-binar menatap hotel besar dan mewah tersebut. Sementara Bella hanya menatap kedua orang tuanya dengan jengah. "Maaf tuan dan nyonya!! Kalian siapa?." Kedatangan keluarga Anggara dihalangi oleh seorang pegawai pria yang menjaga sebuah ruangan. "Kami dari keluarga Anggara! Akan melakukan pesta lamaran di sini bersama dengan keluarga Sanjaya! Kami harus masuk ke dalam!." Pegawai itu terlihat berpikir mendengar ucapan Tedi. "Oh keluarga Anggara! Saya rasa Anda salah tempat, di dalam ini adalah ruangan khusus untuk keluarga pemilik hotel. Mereka juga akan melangsungkan makan malam di sini. Dan ruangan anda di sebelahnya." Tedi serta Siska saling tatap. Dia bisa melihat ruangan di dalam itu yang terlihat begitu luas, bahkan dekorasinya begitu memukau. "Silakan ke ruangan sebelahnya. Acara anda akan dilaksanakan di sana." Keluarga Anggara pun akhirnya bergerak pergi ke ruangan yang lainnya. Tepat bersebelahan dengan ruangan besar itu. "Aku pikir ruangan tadi adalah ruangan yang diperuntukkan untuk acara kita." Bella berbicara saat memasuki ruangan lain yang bersebelahan dengan ruangan tadi. Rupanya di sana sudah menunggu keluarga Sanjaya. "Aku juga pikir begitu! Ternyata mereka menyiapkan ruangan lain yang biasa saja!." Siska dan Bella tanpa kesal. Karena mereka berpikir kalau keluarga Sanjaya menyiapkan sebuah lamaran yang begitu istimewa dan Megah. Mereka bisa melihat ruangan di samping itu. Yang sepertinya sudah disiapkan sedetail mungkin. "Selamat malam Tedi!!." Sony Sanjaya segera bangkit berdiri saat melihat sahabatnya. "Maaf kalau kami datang terlambat. Kami begitu terpukau Dengan hotel indah ini." Jawab Tedi terkekeh kecil. Bella langsung menghampiri Noah. Dan menatap manja pria itu yang terlihat tampan. Namun entah kenapa, ekspresi Noah malam ini terlihat biasa saja. Tidak excited sama sekali. "Kak Noah!! Aku sangat tidak menyangka, sebentar lagi kita akan menikah!." Ujar Bella dengan nada rendah. Sementara Noah hanya mengangguk kecil padanya. "Silakan duduk dulu! Kita akan melangsungkan makan malam bersama. Sekaligus acara lamaran secara resmi." Nyonya Maya Sanjaya segera ikut berucap. Semuanya pun segera duduk di tempat masing-masing. "Jadi acara malam ini! Khusus untuk melamar Putri kalian yaitu Bella Anggara! Kami ingin menjadikan dia menantu kami. Dan istri dari Putra kami Noah Sanjaya. Dan sebagai pengikat hubungan kita. Kami akan memberikan cincin berlian untuk Bella!!." Sony segera membuka percakapan, inti dari acara kedua keluarga malam ini. Maya pun segera mengambil sebuah kotak dari dalam tasnya. "Ini cincin pertunangan untuk Bella! Pakaikan cincin ini untuk Calon istrimu." Noah terlihat menarik nafas berat. Namun akhirnya pria itu bangkit juga dan mengambil cincin yang ada di tangan sang mama. Bella begitu bahagia, karena sebentar lagi, dia benar-benar akan memiliki Noah sepenuhnya. "Ayo ayo cepat pakaikan di jari manis Bella!! Apalagi yang kau tunggu?." Erna kembali berbicara sambil tersenyum manis. Noah yang tampak ragu, segera mengambil cincin. Dan bergerak mendekati Bella. "Terima kasih sayang!!." Bella terlihat begitu bahagia. Dia menatap penuh cinta ke arah Noah yang tampan. Sementara di ruangan lainnya, nampak dua orang pria dan wanita yang sudah memasuki ruangan. Di dalam sana beberapa orang tampak sudah menunggu. Termasuk seorang kakek tua memakai tongkat yang memiliki wajah keras dan kaku. "Selamat malam semuanya!!." Seru Richard setelah tiba di hadapan semua orang. Sementara Sofia malah memegang erat gaunnya. Dengan satu tangan yang menggandeng lengan Richard. Dirinya begitu gugup karena aku akan bertemu dengan keluarga besar Richard malam ini. "Cucu durhaka!! Kamu bahkan tidak pernah pulang ke rumah untuk menjenguk kakekmu ini!!!." Seru pria itu bangkit berdiri saat melihat kedatangan Richard dan Sofia. "Maaf karena kesibukan, jadi tidak pernah pulang!!." Richard menjawab dengan tegas sambil melirik sekilas pada wajah Sofia yang pucat. "Hanya itu saja jawaban yang kau berikan padaku? Kamu benar-benar cucu durhaka keluarga Mandela!! Kamu bahkan berganti marga seenak jidat! Kamu tidak pernah benar-benar menghargai kami sebagai keluargamu!!." Emosi Pria tua yang memakai tongkat Itu tampak meledak-ledak. "Papa! Jangan terlalu larut dalam emosi! Ingat kesehatanmu! Jantungmu bisa kumat! Ayo duduk kembali!!." Seorang wanita paruh baya yang masih terlihat sangat cantik segera menenangkan pria tua itu yang akhirnya duduk kembali, namun masih mendengus. "Eehhmm!! Lalu Siapa wanita yang ada di sampingmu itu?." Richard segera menatap sang ayah, Samuel juga menatap tajam pada Sofia. "Dia adalah calon istriku!!." Semua yang ada di dalam sana tampak melotot saat mendengar ucapan Richard. "Perkenalkan namanya Sofia! Dia adalah calon istriku! Sebentar lagi kita akan menikah!." Sofia segera mendongak menatap wajah Richard yang kini tengah menggenggam tangannya dengan erat. Namun dia sama sekali tak menemukan keraguan di wajah pria itu saat mengucapkan kata-katanya dengan lantang. "Apa? Kamu akan menikahi gadis ini? Dari keluarga mana dia? Apa dia sudah pantas menjadi menantu keluarga Mandela? Padahal kami sudah menyiapkan calon istri untukmu!! Lihatlah dia!! Cindy Yuvia!! Dia berasal dari keluarga terpandang dan terhormat!!." Kakek tua itu kembali berucap dengan suara menggelegar. Sementara tatapan semua orang terarah pada Sofia yang semakin gugup saja dengan wajahnya yang pucat Pasi. "Tidak ada yang bisa mengatur tentang hidupku! Aku mau menikah dengan siapa, sama sekali tidak ada urusannya dengan kalian!!." Richard segera menjawab dengan tegas. Pegangan tangannya pada Sofia terasa semakin erat. Sementara wanita itu hanya bisa tertunduk dalam. Ciihh!! "Dulu kau pergi meninggalkan keluarga untuk mencari jati diri dan berusaha sendiri! Lalu sekarang kamu pulang untuk membawa seorang calon istri! Kamu benar-benar seorang anak yang durhaka! Tidak menghargai orang tua dan keluarga!!." Samuel tampak begitu geram melihat putranya itu. "Itu karena kalian tidak pernah menganggapku ada, dan apa yang aku lakukan itu berhasil bukan? Bahkan hotel yang saat ini kalian pijak adalah milikku pribadi! Tidak ada hubungannya dengan keluarga Mandela, semua ini dibangun atas jerih payah dan juga usahaku!!." Samuel dan yang lainnya tampak kembali terkesiap mendengar kejujuran dari mulut Richard. "Hotel ini milikmu?." Jennifer selaku ibu tiri tertampak tak percaya. "Iya benar! Bukankah keluarga Mandela tidak memberikan apapun padaku? Karena aku lahir dari seorang wanita kedua. Dan kalian sangat membenciku. Tidak pernah menganggapku ada. Tidak pernah ada yang benar-benar menyayangiku dengan tulus!!." Richard segera menarik kursi. Dia mendudukkan tubuh Sofia di sana dengan lembut. Jelas sekali perlakuannya terlihat penuh kelembutan kepada wanita itu. Sementara seorang wanita muda lainnya tampak menatap tajam pada Sofia. "Seharusnya Richard adalah milikku. Seharusnya dia menikah denganku!!." **. "Itu kan Sofia!! Dan dia memakai gaun yang aku inginkan!! Aku benar-benar tidak percaya ini!!." ***...***
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN