Awal Yang Sesungguhnya

1013 Kata
Arana mendudukkan dirinya di kursi sesampainya dikelas, banyak yang menatapnya dengan berbagai tatapan, entahlah Arana tidak terlalu mengambil pusing soal itu. "Na, tadi lo kenapa si?" Kepo Gita yang duduk disebelah Arana, Arana lantas menoleh dengan bibir pucatnnya. "Gapapa kok," jawabnya dan tersenyum tipis, sedangkan Nesya yang duduk dihadapan mereka sibuk mengamati wajah Arana membuat Arana menjadi risi. "Lo ngapain?" Tanya Arana membuat Nesya tersentak kaget. "Kulit lo kok makin kering si na, terus juga kantung mata lo, lo sering begadang ya?" Tanya Nesya. Arana menganggukkan kepalanya,"akhir-akhir ini gue emang sering begadang." "Lo ga lagi ada masalah kan? Kalau ada cerita aja ke kita na, kita siap dengerin," ucap Gita. "Gaada kok, kalau ada masalah gue pasti cerita ke kalian." Gita hanya membalasnya dengan helaan napas dan tak lama kemudian guru memasuki kelas membuat kelas yang semulanya berisik menjadi hening seketika, pelajaran pun dimulai dengan begitu membosankan membuat Arana, Nesya dan Gita menguap beberapa kali. Arana yang tidak kuasa menahan kantuk akhirnya meletakkan kepalanya diatas meja dan menutup wajahnya dengan buku, tak berselang beberapa lama dengkuran halus terdengar ketelinga Gita, membuat gadis itu menoleh ke sebelah nya, dan benar saja Arana telah tertidur pulas. Gita yang melihat Arana menjadi semakin mengantuk dan ikut menyusul Arana ke alam mimpinya begitupun dengan Nesya, Ketiga gadis itu pun tertidur pulas di pelajaran sejarah yang sangat membosankan. Arana, Gita dan Nesya yang sibuk bermain di alam mimpinya terpaksa terbangun ketika telinga mereka ditarik seseorang dan beberapa kikikan geli beberapa murid. "Bagus ya kalian! Tidur di jam pelajaran saya! SEKARANG LARI KELILING LAPANGAN 10 KALI," teriak bu Dewi membuat telinga ketiga gadis itu berdengung. Arana menguap dengan santainya dan memberikan hormat, "siap bu," ucapnya dan berjalan santai keluar kelas masi dengan setengah sadar dan diikuti kedua temanya. Mata Arana yang awalnya sayu karena masi mengantuk tiba-tiba terbuka lebar ketika melihat kelas 11 IPA 3 dengan seragam olahraganya. Arana menarik sudut bibirnya dan dengan segera berlari ke kantin, membuat Gita dan Nesya kebingungan dan ikut menyusul gadis itu. Sesampainya di kantin Arana membeli dua air mineral dan kembali berjalan menuju lapangan, sesampainya di lapangan Arana meminta Nesya untuk memegang air mineral yang satunya, Arana berjalan dengan anggunya membuat beberapa murid 11 IPA 3  yang sedang duduk dipinggir lapangan dengan keringat yang membasahi mereka menatapnya Arana heran. Arana membukakan tutup botolnya dan menyerahkannya kepada seseorang, "nih buat lo, pasti capek kan habis olahraga," ucap Arana membuat beberapa orang tercengang. Melisa menggaruk tengkuknya dan menerima air mineral yang disodorkan Arana dengan ragu-ragu, Arana menarik sudut bibirnya dan malah menumpahkan air tersebut membuat baju Melisa basah. "Ups! Gue gasengaja, maaf ya baju lo jadi basah, maaf juga air nya jadi kebuang sia-sia dan gue cuma punya dua botol dan yang satunya buat Valdo, jadi gimana dong?" Ucap Arana tersenyum sinis membuat beberapa orang menggelengkan kepalanya melihat kelakuan Arana yang sudah tak asing lagi. Arana semakin mengembangkan senyumnya ketika melihat raut kesal dari wajah Melisa namun gadis itu sangat pintar untuk menyembunyikannya, "iya gapapa kok, kamu pasti gasengaja," ucap Melisa. Arana tersenyum, "duh, lo baik banget si," ucap Arana. "Maksud lo apa si na datang-datang ngerusuh!" Bentak Caramel sahabat Melisa. Arana mundur beberapa langkah, "gue niat baik kok cuma mau ngasih air, emang salah ya?" Tanya Arana. "Gue tau lo sengaja," kesal Caramel. Arana menyipitkan matanya, "sahabat lo aja tau kalau gue gasengaja kok lo yang sewot?" Caramel berdecak kesal dan mengajak Melisa untuk mengganti bajunya yang basah, Gita dan Nesya yang berdiri dibelakang Arana berjalan mendekat dan menepuk bahu Arana. "Bagus na, lanjutkan! Iblis berkedok malaikat kayak dia emang harus dimusnahin," Ucap Gita dianggukki Nesya membuat Arana semakin mengembangkan senyumnya. Arana ikut duduk dipinggir lapangan melihat beberapa cowok tampan yang sangat dikagumi siswi satu sekolahan sedang bermain basket, Gadis itu hanya menampilkan raut datarnya dan ketika melihat kedatangan Melisa sebuah senyum kembali terukir di wajah gadis itu, satu hal yang perlu kalian catat, saat ini Arana memiliki hobi baru, yaitu menganggu kehidupan Melisa, ya, Arana tidak akan membiarkan gadis itu hidup dengan tentram. Bertepatan dengan kehadiran Melisa permainan basket pun berakhir, Valdo dan teman-temanya berjalan kepinggir lapangan membuat Arana segera bangkit dan merampas sebotol air yang ada ditangan Nesya membuat Nesya yang sedari tadi sibuk mengagumi Zean tersentak kaget dan berdecak kesal. Arana mengahampiri Valdo dan tepat berhenti di hadapan cowok itu, Arana tersenyum tipis dan menyodorkan air mineral tersebut kepada Valdo, "buat lo." Valdo mengangkat satu alisnya dan mendekatkan wajahnya ketelinga Arana, "lo tau pasti gue gabakal pernah suka sama lo, jadi berhenti bikin diri lo sendiri malu dan jauhin gue," bisik Valdo dan menepis tangan Arana membuat sebotol air yang ada ditangan gadis itu terjatuh. Valdo berjalan menjauh membuat Arana mengepalkan tangannya, "GUE BAKAL BIKIN LO SUKA SAMA GUE RIVALDO ALEXANDRA!" teriak Arana membuat semua orang tercengang bahkan Gita yang duduk dipinggir lapangan tersedak, namun Valdo terus berjalan mengabaikan teriakan gadis itu. Nesya yang sedari tadi diam berlari ketengah lapangan menyusul Arana yang masi diam mematung. "Arana! Gue tadi gasalah denger kan?" Tanya Nesya. Arana menggelengkan kepalanya dan menggenggam tangan Nesya, "lo yakin kan gue bakal bisa naklukin Valdo?" Tanya Arana membuat Nesya mengangguk antusias. "Gue yakin lo pasti bisa na." Sedangkan dilain tempat Wanda yang melihat Gita dipinggir lapangan dengan segera menghampiri gadis itu. "Nih," ucap Wanda menyodorkan sebotol air kepada Gita, Gita yang masih dibawa alam sadar menerimanya dan meneguk air tersebut. "Dasar ondel-ondel, harusnya lo yang ngasih gue air kayak Arana ke Valdo biar sosweet, lah ini malah jadi dunia kebalik," ujar Wanda membuat Gita tersadar. "Ini air lo?" Kaget Gita. "Iya." "Jangan-jangan—" "Baru gue minum dikit kok," ucap Wanda membuat Gita semakin membulatkan bola matanya. "First kiss gue!" Teriak Gita. Wanda menautkan alisnya, "baru ciuman galangsung aja lo paniknya gini gimana kalau gue cium langsung?" Goda Wanda membuat Gita melepaskan sepatunya dan melemparkanya kewajah Wanda. "Mimpi lo!" Teriak Gita. "Kalau mimpi nikah sama kamu mah aku rela gabangun," goda Wanda lagi dan Gita kembali melepaskan sepatunya dan melemparkannya kepada Wanda. "Amit-amit gue nikah sama lo!" "Haa? Amin-amin? Iya amin sayang, semoga bisa cepat kepelaminan ya." Demi apa pun Gita ingin Wanda musnah dari hadapannya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN