Pengganggu

1068 Kata
Seperti yang dikatakan oleh Arabelle di malam ia dan Aksa bertemu pertama kalinya, gadis itu melakukan hal yang membuat Aksa terganggu selama satu Minggu berjalan ini. Bagaimana tidak terganggu, sedangkan Arabelle setiap harinya mengirimkan kotak makan siang padanya. Walaupun makanan yang di kirimkan oleh gadis itu selalu berakhir di tempat sampah, tapi Arabelle tetap mengirimkan kotak makan siang. Hanya saja, untuk hari ini Arabelle sendiri yang mengantarkan kotak bekal makan siang itu. Memang tidak mudah untuknya untuk bisa masuk ke dalam ruangan Aksa, tapi karena Arabelle yang begitu nekat, hingga kini dia telah berhadapan dengan Aksa, yang menatap marah padanya. "Berhenti mengganggu hidup saya! Saya sudah punya tunangan!" Tekan Aksa di setiap perkataannya. "Aku nggak peduli. Selagi kamu nggak mencintai tunangan kamu, aku akan tetap mengejar kamu, Aksa." balas Arabelle. "Jangan gila, kamu. Bisa-bisa saya melaporkan kamu ke pihak berwajib, kalo terus mengganggu saya," ucap Aksa tapi tidak membuat gadis yang berdiri di depannya itu menjadi takut. "Silahkan aja. Aku nggak takut." ujar Arabelle. "Keluar kamu sekarang!" usir Aksa. "Okay, aku akan pergi sekarang," ujar Arabelle dan setelah itu akan melangkah pergi, tapi perkataan Aksa menahannya. "Bawa juga makanan sampah ini. Saya nggak butuh," ucap Aksa tapi hanya di tanggapi senyuman oleh Arabelle. "Wah... ternyata seorang Aksa yang katanya pria terhormat dan terpelajar, aslinya kayak gini ya. Huh, tapi entah kenapa aku malah semakin suka sama kamu jadinya," ujar Arabelle sambil mengerlingkan matanya nakal ke arah Aksa. "PERGI!" "Okay aku pergi. Sampai ketemu lagi Aksa," ujar Arabelle dan setelah itu melangkah keluar dari ruangan Aksa. Setelah kepergian Arabelle, Aksa menghela napas kasar. Dia seketika merasa menyesal, karena waktu di rumah Dio, ia malah menghabiskan waktu di rooftop, karena dia berakhir harus bertemu dengan gadis bernama Arabelle, yang terus mengganggunya dengan alasan sangat mencintainya. Jika di pikir-pikir, sangat mustahil gadis itu bisa langsung mencintainya begitu saja, di saat mereka saja baru saja bertemu waktu itu. Tapi ketika ada begitu banyak hal tentang dirinya yang di ketahui dengan jelas oleh gadis itu, membuat Aksa harus menghilangkan kata mustahil itu. Karena entah gadis itu bisa tahu darimana juga jika ia tidak mencintai Chalondra. Sementara ia sedang sibuk dengan pikirannya, tiba-tiba ada sepasang tangan yang melingkar di lehernya, yang membuat Aksa terkejut. "Sayang, kamu lagi mikirin apa sih? Kok sampai nggak sadar, pas aku masuk ke ruangan kamu sih?" Tanya Chalondra yang membuat Aksa merasa lega, karena itu bukan gadis gila itu. "Kerjaan aja, sayang. Aku pusing sama kerjaan aku," jawab Aksa berbohong, padahal pria itu sedang memikirkan Arabelle sekarang. "Kerjaannya lagi berat banget, ya?" Tanya Chalondra, yang sekarang berpindah duduk menyamping di pangkuan Aksa, yang sama sekali tidak mendapatkan protes dari pria itu. "Ini mungkin dampak dari aku kecapean, sayang." jawab Aksa lagi, sambil menikmati usapan lembut Chalondra di pipinya. Seperti yang dikatakan oleh Arabelle tadi, dia memang tidak mencintai Chalondra, hanya saja ia sedang berusaha untuk memberikan perasaan cinta pada wanita itu, karena sebentar lagi mereka akan menikah. Tapi walau begitu, entah kenapa sampai sekarang, semuanya masih terasa begitu hambar. Karena semua yang Aksa lakukan di depan mata calon istrinya, adalah palsu. "Yaudah, kan kamu bisa istirahat dulu, sayang. Masa kamu mau terus kerja sih," ucap Chalondra sambil memainkan kancing kemeja milik pria itu. "Nanti sayang. Aku nggak mau, pekerjaan akan semakin menyita waktu aku nantinya kalo aku banyakin waktu buat istirahat," ujar Aksa yang membuat Chalondra tersenyum. "Nanti kita jalan-jalan keluar Negeri ya, kalo kamu udah punya waktu kosong?" Pinta Chalondra tiba-tiba, yang mendapatkan anggukan dari Aksa. "Sesuai yang kamu mau sayang, aku akan menuruti permintaan kamu," jawab Aksa yang lagi-lagi membuat Chalondra tersenyum. "Jadi, sebenarnya kamu datang kesini, mau apa?" Tanya Aksa, karena sudah pasti jika Chalondra tiba-tiba datang tanpa memberi kabar apa-apa, sudah pasti ada yang sedang di inginkan oleh wanita itu. "Kamu tau aja deh," jawab Chalondra sambil cengengesan. "Jadi kamu mau apa?" tanya Aksa. "Aku pengen traveling gitu, sayang. Selama 3 Minggu, boleh ya," ucap Chalondra dengan suara manja, berharap Aksa akan menyetujui keinginannya itu. "Kamu mau traveling kemana, Cha?" tanya Aksa. "Ke beberapa pulau gitu, Aksa. Cuma 3 minggu kok. Aku pengen me time gitu, boleh ya?" jawab Chalondra dengan puppy eyes paling terbaiknya. "Okay. Kalo kamu emang pengen punya waktu buat diri kamu, sendiri. Aku nggak akan larang, tapi yang penting kamu hati-hati disana," ujar Aksa tanpa larangan sama sekali. "Kamu serius, biarin aku pergi?" Tanya Chalondra dengan mata berbinar senang. "Iya aku serius." jawab Aksa. Chalondra langsung memeluk Aksa dengan erat, saking senangnya. "Nanti, aku akan sering-sering hubungi kamu. Jadi kamu nggak usah khawatir aku akan kenapa-kenapa," ujar Chalondra yang di angguki oleh Aksa. Sementara itu di lain tempat, Arabelle sedang memperhatikan Andrico yang sedang sibuk memasukkan pakaian pria itu ke dalam kopernya. "Kamu serius, bawa anak orang pergi sampai 3 Minggu?" Tanya Arabelle, seakan tidak percaya jika Andrico akan membawa Chalondra bersamanya selama kurang lebih 3 Minggu. "Ck. Biar kamu bisa lebih leluasa mendekati Aksa, Belle. Waktu kamu nggak banyak untuk membuat Aksa jatuh cinta sama kamu. Jadi kamu harus memanfaatkan waktu dengan sebaik mungkin, selagi Chalondra lagi sama aku," jawab Andrico melihat sebentar ke arah Arabelle, dan setelah itu ia kembali sibuk memasukkan pakaiannya kedalam koper. "Jujur aja, sebenarnya aku bingung mau dekati Aksa dengan cara seperti apa. Kayak nggak mudah gitu, buat dekati Aksa," curhat Arabelle yang selama satu Minggu ini, belum menghasilkan apa-apa. Kalimat yang di lontarkan oleh Arabelle tersebut, membuat Andrico berhenti dari kesibukannya dan menatap ke arah Arabelle. "Kita bisa berhenti, kalo emang kamu nggak tau mau balas dendam seperti apa, Belle. Lagian, tanpa balas dendam juga, hidup kamu udah jauh lebih tenangkan sekarang," ujar Andrico mengingatkan, tapi langsung mendapatkan gelengan kepala dari pria itu. "Nggak bisa! Apapun yang terjadi, aku harus membuat keluarga itu merasakan apa yang pernah aku rasakan selama ini. Karena mereka, aku kehilangan keluarga aku. Aku nggak akan pernah memaafkan mereka sampai kapanpun, sampai aku berhasil balas dendam sama mereka," ungkap Arabelle yang akhirnya hanya bisa membuat Andrico menghela napasnya pelan. "Yaudah, selagi Chalondra sama aku. Kamu harus membuat Aksa nggak bisa berpaling dari kamu. Aku yakin kamu bisa, tapi setidaknya aku harap kamu berpikir-pikir lagi, buat nggak memakai tubuh kamu untuk merebut perhatian Aksa," ujar Andrico yang tentunya masih tidak rela, jika sahabatnya itu mau merelakan tubuhnya demi pria yang bukan di inginkan oleh gadis itu. "Aku nggak mau bahas tentang masalah ini lagi. Tapi yang pasti, akan buat Aksa Bradley bertekuk lutut di hadapan aku nantinya." Janji Arabelle pada dirinya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN