Rencana Baru

1061 Kata
Hari ini, setelah selesai dengan pekerjaannya di kantor sebagai seorang karyawan, Arabelle kini sedang memikirkan bagaimana caranya, agar Aksa akan bisa ramah padanya. Karena kalo di pikir-pikir Aksa itu seperti singa yang galak ketika di dekati. Sementara dia sedang sibuk dengan pikirannya, temannya barunya di kantor Ririn datang mendekat membuat Arabelle tersadar dari pikirannya sendiri. "Bengong aja lo, mikirin apa sih?" tanya Ririn. "Gue lagi suka sama salah satu cowo, tapi susah banget buat dekati tuh cowo," terang Arabelle yang sebenarnya tidak sepenuhnya salah, tapi tidak juga sepenuhnya benar. Karena dia tidak menyukai Aksa. "Ya ampun. Emang cowo kayak mana sih, yang buat lo sampe jadi bengong kayak gini?" tanya Ririn penasaran. "Pokoknya ada deh." kata Arabelle. Sudah jelas ia tidak mungkin mengatakan yang sebenarnya, karena bisa bahaya jika sampai Ririn tahu jika Aksa adalah incarannya. "Yaudah sih, semangat aja. Gue juga bingung mau kasih solusi, tapi gue ngga pro di bagian deketin cowo gitu." ujar Ririn. "Iya ngga apa-apa." cetus Arabelle. "Lo belum mau pulang nih?" tanya Ririn. "Ini udah mau siap-siap kok. Gue juga pengen ketemu sama calon pujaan hati dulu, sebelum pulang." jawab Arabelle yang membuat Ririn menggelengkan kepalanya. "Dasar. Semoga lo bisa dapetin hati tuh cowok deh. Kayaknya lo bisa gila kalo sampai ngga bisa dapetin hati tuh cowo." ungkap Ririn, yang membuat Arabelle tertawa. "Ck. Gue ngga mungkin sampai segitunya. Tapi yang pasti, gue bakal bisa dapetin hatinya, apapun yang terjadi." ujar Arabelle. "Udahlah, gue pulang duluan ya. Pengen pulang bareng, tapi kita beda arah." pamit Ririn. "Hati-hati, Rin." ucap Arabelle. Setelah kepergian Ririn, Arabelle juga ikutan pulang, setelah berpamitan dengan rekan yang lainnya. Gadis itu akan pergi menemui Aksa, walaupun kemarin dirinya telah di usir oleh pria itu. Tapi malam ini, ia akan menghampiri Aksa yang kata anak buahnya sedang berada di salah satu club di jam sekarang. Padahal jam masih menunjukkan pukul 8 malam, tapi pria itu sudah berada di sana. Tapi dari dokumen yang berisi tentang Aksa yang diberikan oleh Andrico, pria itu memang sering ke Club untuk menghabiskan waktunya untuk minum beberapa minuman dan setelah itu pria itu akan pulang. Selama ini, pria itu tidak pernah bermain dengan wanita di Club, dan itu membuat Arabelle jadi tertantang untuk menggoda Aksa malam ini. *** Arabelle telah sampai di sebuah Club malam yang di buka 24 jam untuk pengunjung. Sebelum gadis itu datang ke Club tersebut, tentunya dia terlebih dahulu mempercantik dirinya, untuk membuat Aksa terpesona saat menatap ke arahnya nanti. Pakaian yang di pakai oleh Arabelle tidak jauh berbeda terbukanya dengan yang pakaiannya saat pertama kali bertemu dengan Aksa, hanya saja pakaiannya malam ini terkesan lebih berani, sehingga membuat kesan lebih sexy. Gadis itu tidak takut jika dia di goda oleh p****************g, karena ada beberapa anak buahnya, yang senantiasa menjaganya dari jarak jauh. Senyum Arabelle terbit, ketika dia sampai di depan ruangan pribadi tempat Aksa berada sekarang. Memang tidak mudah untuk bisa mendapatkan akses masuk ke dalam, tapi dengan uang semuanya bisa terselesaikan. "Aku akan membuat kamu menjadi milikku, Aksa." gumam Arabelle, setelah itu masuk kedalam ruangan tersebut. Aksa menatap kaget gadis yang membuatnya stress selama seminggu ini, berada di dalam ruangan yang sama dengannya. Aksa yang memang belum mabuk, karena pria itu tidak mudah mabuk berdiri dari duduknya, dan berjalan mendekat ke arah Arabelle. "Ngapain kamu disini?" tanya Aksa, yang tersirat nada marah. "Tentu saja, untuk bertemu dengan kamu, Aksa. Aku kangen sama kamu, dan aku dapat kabar kalo kamu lagi disini sekarang." jawab Arabelle dengan menampilkan senyuman manisnya. "Kamu membuntuti saya?" Tanya Aksa, yang di angguki oleh Arabelle. "Apapun akan aku lakukan, demi orang yang aku cintai." ucap Arabelle yang membuat Aksa menatap tajam gadis itu. "Kamu pikir, kamu siapa huh? Berani-beraninya kamu mau mengusik kehidupan saya. Sudah saya katakan, saya sudah mempunyai tunangan, jadi saya minta kamu jangan mengganggu saya lagi." ujar Aksa. "Aku ngga peduli. Aku cinta sama kamu, dan aku akan dapetin kamu gimanapun caranya. Selagi kamu belum jadi suami orang, aku akan berjuang demi cinta aku ke kamu," ungkap Arabelle yang membuat Aksa mengacak rambutnya dengan kasar. "KELUAR!" teriak Aksa. "Aku ngga mau." kata Arabelle. "Jangan salahkan saya, kalo saya apa-apain kamu disini," ujar Aksa sengaja menakut-nakuti Arabelle. "Aku ngga peduli," balas santai Arabelle yang sekarang malah mendekati Aksa. Gadis itu memainkan kancing kemeja Aksa, sambil menatap ke arah pria itu yang juga menatap ke arahnya sekarang. "Emang kamu berani buat ngapa-ngapain aku?" tanya Arabelle sengaja menantang Aksa. "Kamu nantangin saya?" tanya Aksa, yang dengan cepat di angguki oleh Arabelle. "Kamu akan menyesalinya Arabelle," ucap Aksa sambil melangkahkan kakinya ke depan, yang membuat Arabelle melangkah mundur, sampai akhirnya gadis itu tidak bisa mundur lagi, ketika yang di belakangnya adalah pintu. "Gimana, masih berani buat nantangin saya?" tanya Aksa, ketika jaraknya dan Arabelle sekarang sangatlah dekat, hingga Arabelle dapat mencium bau alkohol yang menguar dari mulut Aksa. "Kamu kira aku takut? Aku ngga pernah takut sama pria yang aku cintai, Aksa." ucap Arabelle yang membuat Aksa jadi bingung sendiri, karena ia merasa jika ia salah memilih lawan. "Kenapa diam? Katanya mau apa-apain aku, kalo aku ngga mau keluar, kok sekarang kamu diam aja sih?" tanya Arabelle yang membuat Aksa seketika langsung menjauhkan tubuhnya dari Arabelle dan memilih untuk duduk di sofa yang berada di ruangan tersebut. "Kamu mau apa sama saya, akan saya kasih. Tapi setelah itu menjauh dari kehidupan saya." ucap Aksa. "Aku ngga mau apa-apa dari kamu, aku cuma maunya kamu. Kalo kamu mau tawari uang kamu sekalipun, aku ngga akan menerima uang itu." balas Arabelle. "Arabelle, kamu itu gadis yang cantik. Kamu akan menemukan pria yang lebih baik dari saya, jadi tolong tinggalkan saya dan jangan ganggu hidup saya lagi," ungkap Aksa mencoba membujuk Arabelle dengan pelan, karena mungkin gadis itu akan luluh setelah itu. "Aku cuma maunya kamu, Aksa. Aku ngga mau pria manapun selain kamu." cetus Arabelle. "Tapi saya ngga bisa. Tolong jangan memaksa saya," perjelas Aksa. "Bukan ngga bisa, tapi kamu ngga mau mencobanya," ucap Arabelle. "Arabelle, tolong ngertiin saya. Selama seminggu ini saya sudah sangat pusing dengan pekerjaan saya, di tambah dengan kedatangan kamu selama seminggu ini juga membuat rasa pusing saya semakin bertambah. Kali ini saya meminta dengan baik-baik, buat kamu jangan mengganggu hidup saya lagi," ucap Aksa memohon. "Okay kalo kamu mau aku ngga mengganggu kamu lagi, akan aku lakukan. Tapi dengan satu syarat," ucap Arabelle yang tiba-tiba mempunyai rencana baru di pikirannya sekarang. "Apa?" Tanya Aksa.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN