"Kamu harus menjalin hubungan sama aku selama sebulan, dan setelah itu kamu akan aku bebaskan, dan nggak akan aku ganggu lagi kehidupan kamu setelah itu," ungkap Arabelle tanpa pikir panjang.
"Apa kamu gila? Saya ini udah mempunyai tunangan" Tanya Aksa.
"Kita bisa kok diam-diam menjalani hubungan kita selama sebulan ini. Jadi aku rasa, ngga ada alasan buat kamu menolak aku." Jawab Arabelle.
"Saya ngga mau." kata Aksa.
"Kalo kamu maunya kayak gitu, itu artinya siap-siap aja akan aku ganggu terus kamu sampai kamu jatuh cinta sama aku. Kamu bisa memilih Aksa, mau menjalin hubungan sama aku selama sebulan, atau aku ganggu kamu terus sampai aku dapetin apa yang aku mau," ucap Arabelle yang merasa menang sekarang, karena melihat Aksa yang terlihat tidak mempunyai pilihan lain sekarang.
"Ini gila. Gimana mungkin, aku harus punya hubungan sama gadis yang baru seminggu aku kenal. Tapi, aku ngga punya pilihan lain. Setidaknya setelah sebulan, aku ngga akan di ganggu sama gadis ini lagi." batin Aksa.
"Okay kita akan mempunyai hubungan selama sebulan. Tapi setelah itu, kamu harus menjauh dari saya." ucap Aksa yang di angguki oleh Arabelle.
"Tenang aja. Aku pasti bakalan menepati janji sama kamu. Tapi karena sekarang kita udah berpacaran, kamu ngga boleh pakai saya-kamu lagi. Ingat harus pakai aku-kamu." ucap Arabelle yang hanya diiyakan oleh Aksa.
"Tapi, aku punya aturan buat hubungan kita selama sebulan ini. Ngga ada yang namanya ciuman bibir, atau melakukan hal yang lebih dari itu, karena aku ngga akan mau melakukannya," ucap Aksa yang membuat Arabelle tertawa.
"Ngga masalah. Tapi selain cium bibir, kamu harus kasih aku ciuman setiap kali aku mau. Kamu juga harus mau pas aku cium, sama peluk." Ujar Arabelle dengan entengnya.
"Ngga bisa kayak gitu."protes Aksa.
"Yaudah, kalo gitu hubungan kita sampai 2 bulan ke depan. Buat apa aku punya kekasih, kalo aku ngga bisa peluk sama cium orangnya," ucap Arabelle.
"Okay fine. Kamu bisa melakukan apa yang kamu mau, selain yang aku larang tadi," ujar Aksa yang membuat Arabelle tersenyum penuh kemenangan.
"Kamu lihat nanti Aksa, akan aku buat kamu bertekut lutut padaku. Sebulan bersama kamu, ngga mungkin aku ngga bisa membuat kamu jatuh cinta sama aku," batin Arabelle.
"Kalo gitu, aku mau pulang sama kamu," ujar Arabelle yang sekarang bergelayut manja di lengan Aksa.
"Maksud kamu?" tanya Aksa.
"Aku mau pulang ke tempat tinggal kamu. Aku mau tinggal bareng kamu," jawab Arabelle yang membuat Aksa tentunya syok.
"Itu ngga mungkin." kata Aksa.
"Kenapa nggak? Kita sekarang sepasang kekasih Aksa. Lagian kita sama-sama sibuk kerja, dan aku cuma punya waktu sedikit buat bersama kamu. Kamu sendiri yang mau menyetujui hubungan ini," cetus Arabelle.
"Tapi bukan dengan cara seperti ini Arabelle." Frustasi Aksa.
"Kalo kamu ngga setuju, aku tinggal sama kamu. Aku akan sebarin foto di malam aku cium kamu di rooftop rumah sahabat kamu waktu itu. Aku punya fotonya," ucap Bella memberikan ancaman dengan mengeluarkan selembar foto yang terlihat jika mereka berdua sedang berciuman, walaupun sebenarnya Arabelle yang melakukan itu dengan tiba-tiba.
"Kamu licik" decak Aksa.
"Demi mendapatkan pria yang aku inginkan, aku berani melakukan apa aja. Aku ngga tau, apa yang akan terjadi nanti, kalo sampai foto ini sampai ke media," ucap Arabelle yang tentu saja tahu, jika Aksa tidak bisa berbuat apa-apa.
"Sekarang terserah kamu, aku capek." kata Aksa.
Pria itu benar-benar pusing sekarang, jadi dia lebih memilih membiarkan apa yang diinginkan oleh gadis itu. Terserah apa yang ingin dilakukan oleh gadis itu padanya, yang penting setelah sebulan nanti dia akan benar-benar di bebaskan seperti yang dikatakan oleh gadis itu.
"Yaudah yuk, kita pulang. Kamu ngga usah minum lagi, besok kerja loh." ujar Arabelle yang di turuti oleh Aksa.
***
Aksa membawa Arabelle ke apartemennya yang lain, bukan apartemen utama karena bisa berbahaya nantinya kalo sampai tercium oleh media. Tapi apartemen pria itu terawat walaupun jarang di tempati olehnya, karena selalu di bersihkan oleh asisten rumah tangga dari rumah keluarganya.
"Kamu yakin mau tinggal disini, ngga mau aku anterin pulang aja?" tanya Aksa, entah sudah ke berapa kalinya menanyakan pertanyaan yang sama pada Arabelle, yang selalu mendapatkan jawaban yang sama dari gadis itu.
"Aku mau tetap sama kamu." jawab Arabelle.
Huh
Aksa menghela napasnya pelan.
"Yaudah, jadi kamu mau gimana. Di apartemen ini cuma ada satu kamar. Itu artinya kita harus sekamar, kalo kamu mau tinggal sama aku," ucap Aksa yang sebenarnya ingin sekali lagi mencoba menakuti Arabelle, tapi malah mendapatkan jawaban yang diluar pikirannya.
"Nggak apa-apa. Lagian aku pengen dekat sama kamu terus, kalo kita lagi sama-sama seperti ini," balas Arabelle.
"Jangan salahkan aku, kalo sampai terjadi sesuatu sama kamu, selama tidur sama aku," ucap Aksa.
"Ngga takut. Kamu sendiri yang ngga mau melakukannya, jadi ngga mungkin kita sampai melakukan hal itu, selama kita tidur di satu tempat tidur yang sama," cetus Arabelle dengan santai.
"Sial! Bisa-bisanya aku bertemu dengan gadis yang sangat berani, bahkan nggak peduli dengan apa yang akan aku lakukan sama dia. Mungkin kalo aku pria b******k, udah lama aku ambil kesempatan yang di kasih sama dia," batin Aksa.
"Sekarang mending kamu mandi. Untuk urusan pakaian, kamu bisa pakai pakaian aku sementara. Besok kita ambil baju-baju kamu, buat di bawa kesini," ujar Aksa yang di angguki oleh Arabelle.
Gadis itu kini menuju ke arah kamar mandi, yang di tunjukkan oleh Aksa. Sedangkan Aksa, pria itu kini harus kembali ke parkiran apartemen, karena di apartemen tersebut tidak ada pakaiannya sama sekali, hanya ada perlengkapan untuk mandi saja serta handuk dan batrobes. Untuk itu, pria itu harus mengambil pakaiannya yang memang selalu dia sediakan sebagai cadangan di mobil.
Sekitar lima belas menit berlalu, Arabelle keluar dari kamar mandi, dengan hanya menggunakan handuk yang melilit tubuh polosnya, yang membuat Aksa sempat menelan ludah, karena biar bagaimanapun, ia adalah pria normal.
"Kamu bisa pakai kemeja sama celana ini," ujar Aksa sambil membuang wajahnya ke arah lain, saat Arabelle mendekat ke arahnya untuk mengambil pakaian yang diberikan oleh Aksa.
Arabelle kembali ke kamar mandi, untuk menggunakan pakaian yang diberikan oleh Aksa padanya, sambil tersenyum senang, karena ia tahu jika pria itu tadi tergoda saat melihatnya yang hanya dililit oleh handuk seperti tadi.