Hari ini adalah hari sabtu dimana semua orang menyukai hari ini karena mereka bisa berkumpul dengan keluarga atau pacar masing-masing. Tapi, berbeda dengan tokoh utama kita, setelah sekolah ia tak mendapatkan siapapun di rumah ini kecuali bibi Umi yang sedang memasak didapur. Tanpa bertanya ia-pun tahu kalau ibunya sudah berangkat ke Jepang menemui sang ayah yang artinya ia akan sendirian di rumah selama satu minggu kedepan. Meika sih sebenarnya senang-senang saja, tapi ia sedih karena tidak diajak ke Jepang oleh orang tuanya. Bisa saja kan orang tuanya malah berbulan madu lagi setelah sekian lama tak liburan dan bisa saja mereka membuatkan(?) adik untuk Meika. Jadilah ia sebal sekarang dengan mencebikkan bibir sambil memakan makanan yang disiapkan oleh bibi Umi dengan kesal. Belum selesai ia menghabiskan makan malamnya, tiba-tiba saja bel rumahnya berbunyi dan membuatnya mengumpat sambil beranjak dari kursinya dan berjalan kearah pintu untuk membukakan tamu tak diundangnya itu.
"Ja-Jay" gagapnya dengan mata sedikit melebar melihat siapa yang bertamu malam ini.
"hmz, apa aku boleh masuk?" tanya Jay.
"oh, ya" Meika sedikit memberikan jalan untuk Jay masuk kedalam.
"sebentar aku buatkan minuman dulu" kata Meika sambil berjalan memuju dapur.
Setelah selesai membuatkan Jay minuman, Meika keluar dengan membawa sedikit camilan juga. Sekarang mereka duduk berdua diruang tamu dan ditemani keheningan diantara keduanya.
"sepertinya rumahmu sepi?" mulai Jay memecah keheningan diantara mereka berdua.
"i-ya, orang tuaku sedang ke Jepang….jadi aku di rumah sendiri dengan bibiku" balas Meika.
"oh, jadi kita bisa mulai latihan?"
"oh latihan?"
"iya, kau pikir aku kesini untuk apa?" balas Jay yang hanya disuguhi wajah memerah Meika. Jay yang melihat wajah memerah gadisdidepannya itu merasa gemas dan tanpa sadar tangannga terulur untuk mencubit pipi Meika. Jangan tanya wajah Meika sekarang seperti apa, karena wajahnya semakin memerah sampai ketelinga.
"kau lucu" ucap Jay.
"yak! jangan merayuku" kesal Meika.
"siapa juga yang merayumu, kau memang cantik hari ini" balasnya membuat Meika salah tingkah.
"sudahlah katanya mau latihan" kata Meika mengalihkan pembicaraan.
"baiklah kita mulai"
Mereka mulai latihan dengan tahap pertama mendengarkan penuh lagunya lalu mereka mulai membagi part yang akan mereka nyanyikan secara individu dan kelompok setelah semuanya selesai mereka mulai menyanyi sampai lagunya habis. Mereka mengulang-ngulang lagu tersebut sampai mereka hafal diluar kepala.
"suaramu bagus juga" puji Jay setelah mereka menyelesaikan lagunya.
"biasa saja" balas Meika dengan wajah yang mulai memerah (lagi).
"tapi kenapa wajahmu memerah?"
"a-aku ti-tidak me-me-rah"
"tapi aku melihat wajahmu memerah"
"tidak!"
"ya"
"tidak"
"ya"
"ti-aau"
Mereka jatuh bersama diantara meja dan sofa ruang tamu, sungguh posisi yang sangat menguntungkan bagi seorang Jay Luwis karena posisinya yang mengungkung tubuh Meika dibawahnya. Tadi saat Jay menggoda Meika, ia mendapat pukulan-pukulan kecil dari gadis manis itu begitu seterusnya sampai mereka berdua jatuh kelantai. Sekarang Jay mulai mendekatkan wajahnya kewajah Meika, sedangkan Meika sendiri wajahnya sudah memerah padam dan sempat menahan nafasnya saat Jay makin mendekatkan wajahnya.
"jangan menahan nafasmu Mei" ucap Jay tepat didepan bibir Meika yang langsung dituruti oleh gadis itu. Mereka saling berpandangan satu sama lain menyelami bola mata masing-masing sebelum-
Ting
-lampu tiba-tiba saja padam membuat Meika menarik Jay dan memeluk lelaki itu erat dan menenggelamkan wajahnya didada Jay. Jangan tanya soal Jay sendiri seperti apa, dia kaget saat ditarik Meika, tapi saat Meika menenggelamkan wajahnya itu mampu membuat Jay diam tak berkutik selama beberapa detik.
"aku takuuut" rengek Meika dengan memeluk Jay makin erat.
"tak apa, ada aku disini Mei….tenanglah" kata Jay menenangkan Meika yang membuatnya semakin membenamkan wajahnya didada Jay.
Mereka masih diposisi yang sama. Meika sekarang terlihat lebih tenang dari sebelumnya sekarang gadis itu menatap mata Jay (lagi) meskipun terlihat gelap, tapi ia masih bisa melihat wajah Jay dalam keadaan sedekat itu. Jay juga menatap mata Meik dengan mencoba menenangkan gadis itu dengan kata-kata penenang, tapi hal itu tak mampu membuat Meika tenang malah sedikit gemetar karena sekelilingnya masih gelap. Mau tak mau Jaay mendekatkan wajahnya lagi, bola matanya memandang lurus kearah bibir cerry Meika dan ia mulai memiringkan kepalanya. Meika hanya diam saat Jay mendekatkan wajahnya dengan bola mata yang tak lepas dari wajah Jay yang semakin dekat dengan wajahnya.
Cup.
Jay berhasil menyentuh bibir cerry milik Meika membuat tubuh gadis itu merasa aneh, nyaman dan menenangkan (mungkin). Jay mulai menggerakkan bibirnya menghisap bibir Meika dengan pelan. Meika yang dicium oleh Jay itu mulai membalasnya meskipun terasa sedikit kaku dibibir Jay.
"eeeeennnghhhh" tanpa sadar Meika mengeluarkan lenguhan yang membuat Jay langsung memasukkan lidahnya kedalam rongga hangat Meika. Mereka berdua sama-sama menutup mata bahkan Meika menyelipkan jari-jarinya dirambut Jay yang tebal. Menikmati setiap hisapan dan lilitan dari lidah dan bibir Jay. Mereka saling beradu lidah membelit dan mendorong satu sama lain. Bahkan sekarang lidah Meika yang berada didalam rongga hangat Jay mengajak lidah sang lelaki untuk bertarung dengan lidahnya. Tanpa mereka sadari lampu rumah Meika-pun sudah menyala, tapi itu seakan tak mengganggu kegiatan mereka berdua.
"NONA ANDA BAIK-BAIK SAJA?" tanya bibi Umi dengan berteriak karena ia tidak tahu jika Meika kedatangan tamu. Meika yang mendengar teriakan bibi-nya itupun mendorong tubuh Jay hingga ciuman mereka terlepas. Tangan Meika lalu mengusap-usap bibirnya karena banyak saliva yang menempel(?) dibibir cerry-nya begitu juga dengan Jay.
"aku diruang tamu bi" balas Meika setelah merasa tenang.
"oh…nona tak apa-apa, kan?" tanya bibi Umi.
"tak apa kok bi, bibi istirahat saja" balas Meika dengan menampakkan senyumannya.
Kemudian bibi Umi pergi dari ruang tamu dan kembali ke kamarnya untuk kembali istirahat setelah memeriksa listrik di rumah tersebut.
"uh untung saja" lirih Meika.
"kenapa?" tanya Jay.
"tak apa, oh ya kau tak pulang?"
"kau mengusirku?" tanya wonho sambil menunjuk dirinya sendiri.
"tidak! bukan begitu, kau tahu kan ini sudah malam dan lagipul-..."
"ya ya baiklah aku pulang" potong Jay cepat.
"begitu dong" cengir Meika.
"tapi cium aku dulu" goda Jay.
"tidak mau"
"ayolah, meski tidak seperti tadi tak apa"
"sudah sana pulang" kata Meika yang mendorong tubuh Jay agar keluar dari rumahnya.
"iya iya aku pulang Mei" final Jay yang akhirnya pasrah dan berjalan keluar rumah Meika. Meika tertawa melihat Jay yang merajuk. Ada perasaan senang ketika saat ia berhasil membuat Jay merajuk seperti itu.
“hati-hati dijalan" kata Meika sambil tersenyum.
Malam itu menjadi malam yang membuat keduanya merasakan sesuatu yang berseda didalam tubuh masing-masing. Ketika ciuman itu terjadi keduanya saling merasa sesuatu memenuhi perut masing-masing dengan jantung yang berdegup kencang dan panas yang menjalar keseluruh tubuh masing-masing.
tbc....