5

1408 Kata
Sekolah. Pagi ini Meika tidak jadi menjemput Siska di rumah karena mobilnya masih berada dibengkel karena mogok kemarin malam dan tadi pagi dia menelfon Siska untuk memberitahukan hal itu kepadanya dan berakhirlah Meika naik bus menuju ke sekolah. Tanpa diduga mereka berdua bertemu di bus yang mereka tumpangi jadi disinilah mereka sekarang berjalan berdampingan sambil berbincang dan tertawa bersama menuju kelas mereka. Tak banyak yang memandang mereka seperti kagum dan ada juga yang memandang kesal pada keduanya saat melewati koridor sekolah yang selalu ramai itu.       Sampainya di kelas mereka duduk ditempat duduk mereka dan melanjutkan percakapan tadi sebelum bel berbunyi dan membuyarkan percakapan mereka dengan mulai fokus kepada guru yang sudah berada didepan kelas.   "pagi semuanya" sapa sang guru.   "pagi Pak" balas semua murid serentak.   "hari ini kita kedatangan murid baru lagi, silahkan masuk dan perkenalkan dirimu" pinta sang guru kepada murid baru itu.   Semua mata tertuju pada pintu masuk yang terbuka memandang siapa kah murid baru di kelas mereka lagi, ada yang berharap dia seorang gadis dan ada yang berharap dia seorang lelaki.   "Hallo! Namaku Erika kalian bis-   Brak Sebelum melanjutkan kalimatnya, semua murid dikaget dengan bantingan pintu dengan cukup keras. Semua penghuni kelas memandang seorang lelaki yang dengan santainya berjalan kedalam kelas sambil berkata.   "maaf pak....aku terlambat" Pak Mike hanya bisa menghela nafas terlalu bosan dengan tingkah siswa yang selalu saja terlambat masuk kelas. Siapa lagi kalau bukan Jay si lelaki dingin yang sialnya sangat tampan itu.   "lanjutkan Rika" pinta pak Mike.   "kalian bisa memanggilku Rika, mohon bantuannya dan salam kenal" lanjutnya dengan senyum yang mengundang ketakjuban dari semua lelaki di kelas tersebut kecuali Jay dan Eric. Eric malah menatap Rika malas sedangkan Jay malah menatap Meika dari belakang.   "kau boleh duduk bersama Sera....Sera angkat tanganmu" pinta pak Mike. Lalu Rika berjalan menuju bangku Sera yang terletak di depan bangku Jay dan Eric. Setelah Rika duduk barulah pak Mike memulai pelajarannya.   ❇   Istirahat dimulai. Semua murid berhamburan keluar kelas untuk mengisi perut mereka atau sekedar mengobrol didalam kelas atau koridor dan ada juga yang pergi ke perpustakaan untuk membaca buku atau mengerjakan tugas mereka.   "ke kantin!" ajak Sandi pada Meika.   "hmz maaf Sandi....aku dan Siska mau pergi ke perpustakaan" jawab Meika sedikit menyesal telah menolak ajakan Sandi barusan.   "baiklah, aku pergi dulu" pamit Sandi sambil melenggang pergi ke kantin sendirian.   Setelah kepergian Sandi, Rika menghampiri meja mereka berdua.   "hai" sapanya ramah pada kedua gadis itu.   "hai juga, Rik......aku Siska dan ini Meika" balas Siska pada Rika ramah.   "salam kenal Sis, Mei.....aku dengar tadi kalian mau pergi ke perpustakaan?" tanya Meika.   "mau ikut?" ajak Meika.   "boleh" balasnya cepat.   Akhirnya mereka bertiga berjalan dikoridor sekolah dengan bercanda gurau menuju perpustakaan. Kali ini bukan Meika yang memulai percakapan melainkan Rika yang memulai candaannya sedangkan Siska dan Meika hanya tertawa mendengar cerita Rika itu.   "aku tidak menyangka kalau Eric adalah saudaramu padahal sifatnya terbanding terbalik denganmu" kata Siska tak percaya dengan ucapan Rika.   "aku juga heran kenapa dia seperti itu, makanya aku disuruh menemaninya disini" jawab Rika.   Sampai di perpustakaan mereka mulai memilih bacaan yang mau mereka baca. Siska dan Meika memilih buku matematika karena mereka berniat belajar matematika di perpustakaan tadi sedangkan Rika hanya membaca novel yang diambil dari tumpukan rak yang khusus novel. Mereka bertiga sangat serius membaca tanpa sadar bel memecahkan keheningan diantara ketiganya.       Sandi pov. "Aku merasa bosan makan sendirian seperti ini" ya setelah ajakanku ditolak oleh Meika tadi aku langsung pergi ke kantin karena perutku mulai lapar sekarang. Aku mengunyah makananku dengan tak selera pasalnya aku selalu memikirkan Meika dan taruhanku bersama Jay untuk mendapatkan Meika. Kenapa aku tertarik pada gadis itu padahal Siska menurutku lebih menggemaskan atau Rika yang baru saja pindah kemari. Huh! Aku menghela nafas lagi memikirkan apakah keputusanku benar atau tidak untuk mengajak Jay taruhan.   "hai Sandi boleh kami duduk disini?" tanya Eric.   Sedang asyik aku menikmati makan siangku dan melamunkan Meika tiba-tiba lima lelaki itu menghampiri mejaku. Aku anggukkan kepalaku untuk menjawab pertanyaan mereka. Setelah itu aku melihat mereka bertiga duduk didepanku, "seperti mengintrogasiku saja" pikirku sebelum ucapan Jacop mengalihkan atensiku pada Jay.   "benarkah? kakak mengantar Meika tadi malam?" tanyanya yang hanya dibalas dengan anggukan oleh Jay.   "lalu mobilnya?" tanya Eric. Kali ini aku menatap mereka bertiga dengan tatapan mengintimidasi.   "kenapa tatapan kak Sandi begitu?" tanya Jacop padaku yang tak kubalas. Aku masih menunggu jawaban dari Jay, tapi dia tidak mengatakan apa-apa yang dia lakukan hanya melirikku dan aku hanya mengacuhkannya. Aku melanjutkan acara makan siangku yang tertuda karena sebentar lagi bel akan berbunyi.       Setelah menyelesaikan makananku, aku mulai beranjak dari kursiku dan pergi meninggalkan mereka berlima. Jujur aku sedikit cemburu ketika Jay mengantar Meika pulang tadi malam jadi dia sudah memulai aksinya dari tadi malam. Aku kalah start darinya. Baiklah hari ini aku akan mengantarnya pulang. Sandi pov end   ❇   Didalam kelas. Pak Juni masuk kedalam kelas yang suasananya lebih tenang dari pelajaran biasanya. Bahkan seorang Jay Luwis yang notabene-nya sering membolos dihampir setiap jam pelajaran itu sekarang duduk manis menatap pak Juni yang mulai menerangkan not not balok dipapan tulis. Ah ternyata pak Juni adalah guru seni musik di sekolah itu pantas saja Jay mengikuti pelajarannya, pasalnya dia sangat menyukai musik jadi disinilah dia sekarang mendengarkan penjelasan dari pak Juni dengan kitmat.   "baiklah sebelum pelajaran saya akhiri, saya akan membagikan tugas kepada kalian dan saya yang akan memilih kelompoknya" ucap pak Juni.   "baiklah pak" jawab semua murid serempak.   "baiklah saya mulai memilih kelompok" dengan kalimat itu pak Juni mulai melihat absensi dan mulai membagi kelompok untuk tugas yang akan diberikan  hari ini pada muridnya.   "selanjutnya Eric dengan Siska, Sandi dengan Rika dan terakhir Jay dengan Meika, baiklah tugasnya adalah kalian mengcover lagu yang sudah ada dan akan menampilkannya kedepan kelas.......waktu kalian hanya tiga minggu." ucap pak Juni final dan mulai meninggalkan kelas   Semua murid mulai berhamburan keluar untuk pulang ke rumah masing-masing. Berbeda dengan keenam siswa yang masih setia duduk dibangku masing-masing. Sebelum sebuah suara memecah keheningan diantara mereka.   "Meika ikut aku" ucap Jay mulai berjalan meninggalkan kelas.   "dia pulang bersamaku" kata Sandi membuat Jay menghentikan langkahnya.   Dia langsung berbalik menatap kearah Meika meminta jawaban dari gadis itu.   "kau ingin mobilmu kembali atau-" kata Jay terpotong dengan tindakan Meika yang berjalan sedikit kearah Sandi dan berdiri didepan lelaki itu. Jika kalian bertanya soal mobil Meika jawabannya adalah Jay menyuruh orang untuk mengambil mobil gadis itu dan membawanya kebengkel langganan Jay.   "maaf San, aku harus mengambil mobilku" ucap Meika kepada Sandi.   Jay yang melihat hal itu hanya menampakkan smirknya kearah Sandi. Jay dan Meika mulai berjalan meninggalkan kelas menyisakan Eric, Tika, Siska dan Sandi. Beda dari ketiga orang itu, Sandi yang geram dengan sifat Jay itu mulai meninggalkan kelas dengan kilatan marah memandang keduanya.   "kenapa dengan mereka bertiga?" tanya Rika pada Eric.   "entahlah" jawab Eric acuh sambil berjalan meninggalkan kelas yang memandangnya penuh tanda tanya.   ❇   Jay dan Meika sudah berada dijalan menuju bengkel teman Jay. Diperjalanan mereka sangat canggung tidak ada yang berniat untuk membuka percakapan sama sekali. Pasalnya hari ini Jay membawa mobilnya karena motornya hanya dipakai saat dia keluar bersama teman-temannya saja selebihnya tidak pernah dibawa ke sekolah.   Setalah satu jam berkendara, mereka akhirnya sampai dibengkel tempat mobil Meika diservise. Mereka-pun turun dari mobil dan masuk kedalam bengkel tersebut.   "hai As, bagaimana mobil yang kemarin?" sapa dan tanya Jay pada temannya.   "oh mobil yang kemarin mogok itu?" balasnya "....mobil itu sudah selesai, ada disebelah sana" tambah lelaki yang bernama Aska-teman Jay.   Jay dan Meika mengekori Aska menuju mobil milik gadis itu yang sudah selesai diservise.   "berapa semuanya?" tanya Meika pada Aska berniat membayar biaya servise mobilnya.   "100.000 ribu saja untuk kekasih kakaku tidak usah mahal-mahal" jawab Aska sambil menggoda Meika membuat pipi gadis itu memerah dibuatnya. Beda Meika beda lagi Jay yang menatap nanar kearah Aska.   "jaga bicaramu As, dia hanya temanku" kata Jay dingin seperti biasanya.   "ah kak jangan seperti itu aku tahu tatapanmu padanya seperti apa" bisik Aska pada telinga Jay agar tak didengar oleh Meika.   "emzz Aska ini uangnya" Meika yang sejak tadi berkutat dengan tas sekolahnya itupun menatap Aska sambip mengulurkan uang pada lelaki itu.   "biar aku saja yang membayarnya" ucap Jay mulai mengeluarkan dompetnya disaku celana dan memberikan uang 100.000 ribu pada Aska. Meika hendak protes, tapi melihat tatapan dari seorang Jay Luwis membuat nyalinya menciut. Setelah membayar Jay beranjak pergi dari hadapan Aska dan Meika.   "jangan difikirkan dia memang seperti itu" kata Aska.   "oh i-iya....aku pergi dulu Aska...terimakasih" kata Meika sambil memasuki mobilnya dan menjalankan benda itu pergi dari bengkel Aska menuju rumahnya karena Jay sudah meninggalkannya lebih dulu. tbc...
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN