Jam menunjukkan pukul 17.45 WIB.
Meika terbangun dari tidur siangnya yang begitu nyenyak tanpa ada yang mengganggunya sedikitpun. Ia langsung menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah membersihkan dirinya, Meika keluar dari kamar dan menuju lantai bawah, dilantai bawah sudah ada ibunya yang sedang berkutat dengan dapur mempersiapkan makan malam untuk keluarganya.
"ibu sudah pulang?" tanya Meika sambil menghampiri ibu-nya yang ada di dapur.
"oh, kau sudah bangun sayang! Ya hari ini butik tidak begitu ramai, jadi ibu bisa pulang lebih awal" bbalas ibu Meika.
"boleh aku bantu memasak ibu?" tanya Meika lagi.
"boleh, sayang" balas ibu Meika.
Mereka berdua mulai berkutat dengan berbagai bahan masakan yang akan dimasak oleh kedua. Jika kalian bertanya kemana maid yang biasanya memasak di rumah itu, jawabannya adalah mereka sedang istirahat karena nyonya besar mereka yang menyuruh mereka untuk istirahat dan menggantikan mereka untuk menyiapkan makan malam yang akan mereka santap nanti. Jarang-jarang ssekali ibu Meika bisa memasak untuk keluarganya karena sebuah pekerjaannya yang begitu super sibuk. Mereka berdua begitu sibuk dengan kegiatan masing-masing tanpa sadar ayah Meika baru saja pulang dari kantornya.
"wow istri dan anakku sedang memasak rupanya" sapa ayah Meika.
Kedua wanita yang sedang berkutat didapur itupun terkejut dengan kehadiran kepala keluarga yang baru saja datang.
"ah, sayang.....kau sudah pulang?" tanya ibu Meika.
"hmz" balas ayah Meika "...aku keatas dulu untuk membersihkan diri" tambahnya.
"sana ayah sangat bau" ejek Meika dan hanya dibalas tawa oleh kedua orang tuanya.
Mereka berdua melanjutkan acara memasak yang tertunda. Sekitar dua puluh menit setelah kepergian kepala keluarga tersrbut, masakan-pun selesai dan Meika membantu ibunya mempersiapkan semua masakannya keatas meja makan. Setelah selesai menyiapkan semuanya ibu Meika pergi untuk memanggil suaminya. Tak berapa lama mereka berdua turun dari lantai atas dan langsung menuju meja makan yang sudah ada Meika duduk memainkan ponselnya, jenuh menunggu orang tuanya turun.
"maaf sayang lama" kata ayahnya.
"tak apa, ayah" balasnya dengan senyuman.
"ya sudah ayo kita makan"
Dengan begitu mereka bertiga mulai memakan hidangan yang ada diatas meja dengan senyum yang mengembang disudut bibir masing-masing.
"masakan kalian begitu enak" puji ayah Meika sedangkan yang dipuji makin mengembangkan senyum merekah dibibir masing-masing.
Selesai makan mereka mulai duduk bersantai diruang tengah sambil menonton televisi. Tapi, tidak untuk Meika, dia sedang berkirim pesan dengan Siska teman barunya di sekolah barunya juga.
"ayah ibu aku pergi dulu ya!" ucap Meika memecah keheningan diantara mereka.
"kau mau kemana sayang?" tanya sang ibu.
"bertemu teman baru, dah" jawab Meika sambil berjalan keluar rumah dan tak lupa mengambil kunci mobilnya.
Caffe blue.
Setelah bertukar pesan dengan Meika, Siska-pun pergi menuju tempat yang dimaksud, sampainya disana, dia duduk dan menunggu kedatangan Meika sambil memsan minunan untuk menemaninya. Lima belas menit ia menunggu akhirnya orang yang ditunggu datang juga batang hidungnya.
"apa menunggu lama?" tanya Meika.
"tidak juga" balas Siska singkat.
"sudah pesan?" tanya Meika lagi.
"sudah"
Tak lama mereka berbincang, pesanan mereka datang dan Meika memesan minuman untuknya karena Siska tadi belum memesankan ia minum. Setelah pelayan itu mencatat dan pergi, kedua gadis SMA itu kembali bercakap-cakap.
"apa yang ingin kau tanyakan, Mei?" tanya Siska
"soal Jay" jawab Meika yakin, Siska yang mulai meminum cappucino-nya sedikit tersedak karena ucapan Meika barusan.
"kau tak apa, Sis? " tanya Meika khawatir.
"ya, aku tak apa....Kenapa kau ingin tahu tentang lelaki itu?" tanya dan jawab Siska.
"tidak, hanya penasaran saja"
"oow, Jay itu orang yang-
"pesanan anda"
Ucapan Siska terpotong saat minuman Meika datang.
".....dia sering memberontak dan kadang sering tidur di kelas, kadang juga membolos padahal dia anak dari kepala sekolah" lanjut Siska saat pelayan itu sudah pergi.
"dia anak kepala sekolah?...tapi, kenapa bisa dia seperti itu?" kaget dan tanya Meika.
"entahlah tidak ada yang tahu tentang kehidupan mereka berdua" jawab Siska sambil memakan camilannya.
Tanpa menjawab perkataan Siska, Meika hanya bisa memandang lurus minumannya tanpa minat untuk meminumnya sedikitpun.
Setelah selesai berbincang dengan Siska meskipun Siska yang sebagai pihak penjawab dan Meika yang pihak bertanya, tapi dengan senang hati Siska menjawab pertanyaan yang Meika lontarkan. Tak sekali mereka membahas tentang Sandi dan bagaimana Sandi dan Jay bisa bertengkar seperti yang Meika lihat saat di sekolah. Mereka akhirnya pergi dari caffe tersebut dan Meika mengantar Siska ke rumah, Meika baru tahu kalau gadis itu tinggal sendirian dikota ini dan Meika baru tahu kalau rumah Siska satu arah dengan jalan rumahnya jadilah Meika mengantar Siska pulang. Samapainya didepan rumah Siska, gadis mungil itu turun dari mobil Meika dan tak lupa memgucap "terimakasih" pada orang yang mengantarnya. Sebelum Meika benar-benar pergi ia bebicara.
"besok akan aku jemput ya, Siska" dengan kata itu Meika kembali melajukan mobilnya menuju rumah tanpa menunggu jawaban dari Siska.
"hah....dasar" kata Siska, lalu masuk kedalam rumah.
Diperjalan Meika-pun memikirkan apa yang dikatakan Siska tadi saat di caffe tentang Jay, jadi sekarang sambil menyetir pikiran Meika menyabang keorang itu. Meika buru-buru menggelengkan kepala setelah sadar apa yang dia pikirkan.
"kenapa aku memikirkan lelaki menyebalkan itu" seperti itulah pikiran Meika saat sadar bahwa dia sedang memikirkan Jay. Sedang asyiknya melajukan mobil tiba-tiba mobil yang ia kendarai mulai ngadat dan lama-lama berhenti tiba-tiba. Dengan kejadian itu Meika-pun merasa kesal dan turun dari mobil.
"aah kenapa kau harus mogok sih!" monolognya.
Dia mulai mengambil ponsel dan berniat menelfon orang tuanya sebelum ia tahu kalau ponselnya mati kehabisan daya.
"ah lengkap sudah penderitaanku hari ini" katanya frustasi.
Meika bingung dia pulang atau tetap disana dengan mobil yang mogok dan ponsel yang mati. Ia mondar-mandir seperti setrikaan sambil menggigit kukunya (menggemaskan) jika saja ada yang melihatnya dia pasti sudah dibawa kabur entah kemana-
"hai manis!" kata seorang lelaki.
-ups sepertinya ada yang melihat hal itu.
Meika yang mendengar suara itupun menoleh dan mendapati dua lelaki berdiri didepannya dengan seringaian menghiasi bibir keduanya.
"mau apa kalian?" tanya Meika dengan panik.
Kedua lelaki tadi berjalan mendekti Meika. Meika yang merasa bahaya iapun melangkah mundur hingga ia tertabrak mobil bagian depannya sendiri.
"kau tidak bisa lari lagi manis" ucap lelaki yang memakai jaket.
"jangan mendekat" ucap Meika takut.
"oh manis sekali, aku tidak akan menyakitimu" kata lelaki yang memakai topi.
"kita akan bersenang-senang manis" tambah lelaki yang memakai jaket sambil menjawil dagu lancip Meika.
Meika merasa ketakutan dan mulai menangis.
"siapapun tolong aku hiks" bisik Meika dengan isakan yang keluar dari mulutnya.
Sedangkan dua lelaki itu malah makin mendekat dan mulai menghimpit tubuh Meika. Mereka berdua akan menyentuh tubuh bagian atas Meika, tapi belum sempat mereka meraba d**a Meika tiba-tiba saja-
Bugh
Seorang lelaki datang dan menendang kedua lelaki itu hingga tersungkur. Meika yang tadinya memejamkan mata, membuka matanya sedikit demi sedikit dan melihat Jay ada didepannya.
"Jay" gumam gadis itu.
Awalnya tadi Jay memutuskan untuk pulang setelah makan malam bersama sahabatnya dan juga Rika. Ya, yang memasak makanannya adalah Rika dan Rika juga yang memaksa teman-teman Eric untuk bergabung makan bersama. Diperjalan pulang Jay memikirkan tentang taruhan konyol dengan Sandi itu lagi.
"bagaimana kalau dia kalah dari Sandi?"
"dibandingkan aku, Sandi lebih banyak yang menyukai dia" begitulah kiranya isi otak Jay saat ini. Ia melajukan motornya dengan kecepatan sedang karena tak mau sampai di rumah dengan cepat lebih baik dia menikmati suasana kota dimalam hari seperti ini sampai lampu motornya menyorot sebuah mobil yang ada dua orang lelaki yang sedang melakukan sesuatu yang tak ia ketahui.
"apa yang mereka lakukan malam-malam begini?" tanya Jay pada dirinya sendiri. Ia lalu melajukan motornya kearah kedua lelaki itu. Semakin dekat Jay memelankan laju motornya dan melihat apa yang sedang mereka lakukan dan dapat Jay lihat jika diantara mereka ada seorang gadis. Otak Jay berspekulasi jika dua lelaki itu sedang melecehkan seorang gadis. Jay menghentikan motornya dan menghampiri kedua orang itu.
Bugh
Lalu ia menendang kedua lelaki tersebut hingga limbung. Begitulah kiranya, Jay bisa menyelamatkan Meika. Kedua lelaki yang limbung itu mulai bangkit dan tal terima dengan apa yang dilakukan Jay. Dua lelaki tadi mulai menyerang balik Jay, tapi dapat ditangkis dengan mudah oleh lelaki itu. Beberapa menit mereka saling beradu jotos, tapi dengan satu pukulan terakhir dari seorang Jay dapat membuat dua lelaki tadi tak sadarkan diri ditempatnya jatuh. Setelah membereskan dua orang tadi, Jay langsung menghampiri gadis yang hampir dilecehkan itu. Ia menghampiri gadis yang terduduk dengan isakan yang mengalun keluar dari bibirnya. Jay-pun berjongkok memsejajarkan tubuhnya dengan tubuh gadis itu, berniat untuk menenangkan gadis itu, tapi gadis yang sebenarnya Meika itu malah makin gemetar dan isakannya semakin terdengar. Jay mulai panik dan tanpa sadar memeluk Meika dengan menepuk-nepuk pelan punggung gadis itu berharap isakannya reda. Tapi, usahanya sia-sia Meika masih saja terisak.
"sudahlah jangan menangis, semua sudah aman" ucap Jay pada akhirnya.
Tidak ada jawaban dari Meika, tapi isakan yang tadinya keras perlahan-lahan mulai reda. Ia perlahan melepas pelukan Jay dan mendongakkan kepalanya yang menunduk.
"Kau!" kejut Jay ketika melihat gadis itu adalah Meika.
"iya....kenapa?" tanya Meika yang melihatnya dengan wajah terkejutnya.
Tanpa memperdulikan pertanyaan Meika, Jay berdiri dari jongkoknya dan berjalan meninggalkan gadis itu sendiriam kembali, tapi baru dua langkah ia pergi tangannya dicekal oleh tangan kecil Meika.
"ja-jangan t-tinggalkan aku....mo-mobilku mogok" cicit Meika.
"lalu?" tanya Jay tak peduli.
"entahlah aku tidak tahu" jawab Meika dan jawabannya membuat Jay frustasi.
Jay yang sudah mulai lelah tanpa pikir panjang ia menarik tangan Meika. Ia berjalan menuju motornya yang terparkir sedikit jauh dari mobil Meika yang mogok, sedangkan orang yang ditarik hanya mengikuti langkah lelaki didepannya tanpa mengeluarkan suara protes atau pertanyaan. Sampainya ditempat motornya, Jay mulai menaiki motornya dengan Meika yang masih terdiam ditempat tanpa tahu harus apa.
"naik!" perintah Jay. Meika masih belum bergeming dari tempatnya membuat Jay menghela nafas karenanya.
"aku antar kau pulang Mei...dan sekarang naiklah"
"lalu mobilku?" tanya Meika pada Jay.
"suruh supirmu mengambilnya, bodoh" Jay benar-benar kesal sekarang. Dengan ragu Meika menganggukkan kepalanya dan naik keatas motor Jay.
Setelah Meika naik, Jay mulai melajukan motornya dengan kecepatan sedang menuju rumah Meika. Gadis itu sudah memberitahu Jay dimana letak rumahnya berada jadi ia tidak harus berbicara dua kali pada lelaki itu. Sekarang Meika hanya menikmati pemandangan kota Jakarta dimalam hari tanpa berniat membuka mulutnya.
Tak lama motor Jay berhenti disebuah rumah yang sedikit terlihat mewah didepannya. Lalu Meika turun dari motor Jay dan berucap.
"terimakasih"
"hmzz" jawab Jay acuh dan langsung melajukan motornya kembali tanpa melihat Meika sudah masuk rumah atau belum. Meika yang masih berada didepan gerbang rumahnya hanya bisa menatap kepergian Jay dengan wajah yang sedikit muram karena ia merepotkan lelaki itu. Kemudian ia berjalan masuk kedalam rumah dan terlihat ibunya sedang berada diteras rumah sambil menikmati teh hangatnya.
"siapa?" ttanya ibu Meika ketika anaknya baru saja sampai diteras rumahnya.
"teman" jawabnya.
"teman apa teman?" tambah ayahnya yang membuat Meika semakin salah tingkah
"aah ayah ibu berhenti menggangguku, aku ingin istirahat" ucap Meika sambil berjalan cepat masuk kedalam rumah dan menuju lantai dua kamarnya berada sedangkan kedua orang yang membuatnya kesal hanya tertawa melihat tingkah anaknya, tanpa tahu mobil Meika ada dimana.
tbc....