6

1794 Kata
Pagi ini seperti pagi biasa bagi Sandi, tidak ada yang spesial atau menarik bagi lelaki tinggi dan tampan itu. Dia tetap menjalankan aktivitasnya seperti biasa berangkat  ke sekolah, duduk mendengarkan penjelasan guru dan makan siang di kantin itulah yang dikerjakannya setiap hari. Oh bukan itu saja! Tapi, dia juga memikirkan seorang gadis manis yang memiliki mata bulat, hidung sedikit mancung dan bibir tipis yaitu Meika. Dia berfikir untuk mulai mendekati Meika sebelum Jay-b******k-Luwis lebih dulu menarik Meika kedalam hidupnya. Maka dari itu saat istirahat dia mulai mengikuti Meika ke kantin, bahkan sekarang ia duduk didepan gadis itu. Maika yang melihat itu hanya diam tanpa berniat bertanya pada Sandi. Berbeda dengan Siska dan Rika yang memandang Sandi penuh tanda tanya.   "Mei....apa kau ada acara hari ini?" tanya Sandi memecah keheningan diantara mereka berempat.   "tidak ada, memang kenapa?" tanya Meika balik.   "bisa kita keluar sepulang sekolah nanti?"   "tapi, aku dijemput nanti"   "bilang saja kau mau keluar dengan temanmu jadi tidak usah minta jemput" kata Rika.   "emmzz" Meika sedikit berfikir sebelum menjawab pertanyaan Sandi tadi ".....ok baiklah" jawab Meika akhirnya dan membuat Sandi tersenyum senang akan jawaban Meika barusan.   ❇   Pulang sekolah Sandi menunggu Meika ditempat parkiran sekolah. Tadi sebelum benar-benar pulang Meika mau pergi ke perpustakaan bersama Siska untuk mengembalikan buku yang mereka pinjam. Tapi, setelah mengembalikan buku ke perpustakaan mereka berpapasan dengan Jay dan keempat temannya.   "Sis, apa hari ini kau sibuk?" tanya Eric pada Siska yang ditanya hanya diam sambil berfikir sebagai respon.   "kalau kau, Mei" tanya Jay pada Meika.   "maaf Jay....hari ini aku mau pergi bersama Sandi" jawab Meika.   "dan aku tidak sibuk...kenapa?" tambah Siska.   "tidak....aku hanya mengajakmu untuk membahas tugas dari pak Juni kemarin" tanya Eric.   "bisa, tapi di rumahku saja ya?" balas Siska sambil nyengir.   "baiklah, tapi boleh aku membawa dia?" tanya Eric sambil menunjuk Reza.   "boleh, tapi jangan berisik ya karena aku tidak suka kebisingan" jawab Siska.   "baik kak" jawab Reza.   "maaf aku pergi dulu ya, aku takut Sandi lama menunggu" tiba-tiba Meika berkata dan membuat antensi semuanya beralih padanya.     Jay yang melihat kepergian Meika itupun kembali dengan wajah datarnya dan ia berjalan meninggalkan teman-temannya tanpa pamit lepada mereka. Jujur saja ketika Meika mengatakan akan pergi dengan Sandi tadi sudah membuatnya kesal dan membuat mood-nya buruk.   "ada apa dengannya?" tanya Siska pada Eric. Eric yang ditanya itupun mengedikkan bahu sebagai jawaban.   "ya sudah ayo kita ke rumahku" ajak Siska pada Eric dan Reza sedangkan Jacop dan Dimas hanya saling tatap dan mulai mengikuti tiga orang tadi menuju parkiran sekolah.   ❇   Sandi dan Meika kini sudah sampai di mall yang biasanya Sandi kunjungi untuk bermain game. Meika mengikuti langkah Sandi yang memasuki mall dan berjalan kearea permainan yang ada dilantai tiga gedung tersebut. Sampainya dilantai tiga, Sandi berjalan kearah kasir untuk menukarkan kartu permainan yang sudah ia miliki. Lima menit Sandi mengurus hal tersebut, ia menghampiri Meika dan menggenggam tangan mungil Meika untuk kepermainan yang ada disana. Mereka mencoba setiap permainan yang ada dan Meika sangat senang dengan apa yang ia mainkan. Hal itu membuat Sandi tersenyum senang pula karena bisa membuat gadis itu tersenyum dan rencananya berhasil.   "ini adalah langkah pertama, San" gumamnya dalam hati.   "ini sangat menyenangkan" teriak Meika saat ia menembaki lawan yang ada dilayar dengan tepat.   "kau senang?" tanya Sandi.   "tentu saja"   Mereka melanjutkan permainan sampai tak terasa sudah satu jam mereka berada disana dan jam sudah menunjukkan pukul 16.30 WIB yang artinya sebentar lagi malam tiba.   "aku sudah lelah" kata Meika dengan wajah kelelahan. Sandi yang melihat itu membawa Meika keluar dari tempat permainan dan mereka menuju lantai empat dimana banyak makanan dan minuman tersaji disana.   "aku mau es cream" kata Meika tersenyum senang ketika melihat es cream disalah satu stan.   "hmz ayo" jawab minhyuk sambil menarik tangan shownu kekedai es krim didekat mereka.   "kau mau rasa apa,?" tanya Sandi ketika mereka sampai distan es cream.   "vanilla" jawab Meika. Sandi mengangguk dan  mulai memesan es cream untuk mereka berdua. Ketika es cream sudah ada ditangannya, ia menyerahkan satu cup untuk Meika dan mereka berjalan bersama untuk mencari tempat kosong untuk duduk. Keduanya kini duduk bersama disalah satu kursi yang berada ditengah. Sandi menikmati es cream-nya dengan terus bertanya pada Meika apa yang gadis itu sukai dan tidak ia sukai. Katakan saja jika Sandi mengorek informasi tentang Meika dan gadis itu dengan senang hati memberikan jawabannya tapa tahu niat Sandi yang sebenarnya. Setelah es cream mereka habis, keduanya berniat untuk pulang. Ketika keduanya berjalan beriringan tanpa diduga ada anak kecil yang sedang berlari kearah mereka dengan satu anak lagi mengikuti dibelakangnya. Anak kecil itu hampir saja menabrak Meika jika seandainya Sandi tidak menarik tangan Meika dan membuat posisi keduanya kini berpelukan dengan tangan Meika yang ada didada Sandi. Mereka saling bertatapan selama beberapa menit sebelum ponsel Meika berdering menandakan ada sebuah panggilan masuk, dengan cepat ia mengambil ponselnya yang ada ditasnya dan melihat nama ‘ibu’ tertera dilayar ponsel itu. Dengan cepat Meika mengangkat telfon tersebut..   "hallo ibu”   “…”   “aku sedang bersama temanku”   “…”   “baiklah ibu aku pulang sekarang" tut.   Panggilan berakhir dan Meika memandang Sandi dengan raut yang sulit diartikan, entah karena kejadian yang baru saja terjadi atau karena dia disuruh pulang oleh ibunya.   "maaf San, aku harus pulang, bisa kau antarkan aku pulang?" akhirnya dia berkata dan bertanya pada Sandi yang sejak tadi diam menatapnya.   "bai...."   "aku yang mengantarnya" ucapan Saandi terpotong dengan ucapan seseorang yang membuat Meika dan Sandi menatap orang itu dengan tatapan yang berbeda. Sandi yang menatap orang itu tak suka dan Meika yang menatap orang itu terkejut.   “J-Jay” gumam Meika. Ya.Yang tadi memotong ucapan Sandi adalah Jay lelaki yang sangat dibenci leh Sandi. Jika kalian bertanya kenapa Jay bisa ada di Mall tersebut jawabannya adalah ia mengikuti keduanya pergi ke Mall tersebut. Awalnya Jay ingin pulang ke rumah, tapi diperjalanan pulang ia selalu memikirkan tentang kepergian Meika dan Sandi dan itu membuatnya tak tenang jadilah ia berada didepan Meika dan Sandi saat ini.   "karena aku yang membawanya jadi aku yang mengantarnya pulang" kata Sandi dengan menatap Jay tajam.   "tidak! aku yang mengantarnya" balas Jay.   Sedangkan Meika hanya memandang mereka berdua dengan kesal "kenapa harus bertengkar hanya karena mau mengantarkannya pulang" pikirnya.   "huh, aku akan pulang sendiri" sebalnya pada kedua lelaki didepannya itu karena perdebatan mereka masih berlangsung.   "tidak….kau akanku antar" ucap Sandi yang mendapat tatapan sengit dari Jay.   "kau ikut aku atau aku adukan kepada pak Juni kalau kau tidak mau mengerja-.."   "baiklah aku ikut denganmu" potong Meika pada ucapan Jay membuat lelaki itu tersenyum mengejek pada Sandi. Dengan sebal Meika melangkah terlebih dahulu meninggalkan dua lelaki yang masih bertatapan sengit itu, jika tatapan bisa membunuh mungkin mereka sudah mati ditempat saat ini.   "cepatlah sebelum aku berubah pikiran Jay" teriak Meika yang masih terlihat sebal. Jay yang mendapat teriakan dari Meika itupun mengakhiri tatapannya pada Sandi.   "kau akan kalah San" katanya dengan menampakkan smirk andalannya. Setelah mengatakan itu, Jay mulai berjalan mengikuti Meika dengan sedikit berlari meminggalkan Sandi yang menatap keduanya tak rela. Tak rela jika Meika lebih memilih Jay daripada dirinya. Terkutuklah pak Juni yang membuat mereka berdua dalam satu kelompok. Wow! sepertinya Sandi benar-benar marah kali ini.   Minhyuk pov Aku heran kenapa Jay bisa berada di Mall yang ia kunjungi dengan Sandi tadi, padahal dia tidak memberitahu siapapun kalau dia berada disana, bahkan Siska-pun tidak tahu kalau aku ada disana. Aah entahlah aku tidak peduli dia tahu dari mana yang penting sekarang aku akan pulang, tapi aku tidak melihat mobil Jay.   “Dimana mobilnya?” tanyaku pada diriku sendiri.   "ayo naik" katanya dan membuyarkan lamunanku. Saat aku menolehkan kepalaku ketempat dimana Jay berada aku terkejut dengan apa yang dia naiki. Motor! Aah aku harus naik benda itu lagi. Aku menghela nafas pasrah, Kenapa dia malah membawa motornya bukan mobilnya. Mau tidak mau aku harus menaikinya jika aku mau sampai di rumah dengan cepat. Kalian tahukan aku sedikit tidak menyukai motor apalagi motor Jay yang begitu tinggi, aku tidak suka karena rok yang ku pakai kan pendek jadilah paha dalamku agak terekspos sedikit. Jadi aku menutupnya dengan tanganku dan aku juga tidak berpegangan kepada Jay karena aku yakin dia tidak akan ngebut karena aku takut jika naik motor dengan kecepatan tinggi. Minhyuk pov end   Tapi, dugaannya salah, Jay menancapkan gasnya yang mengakibatkan Meika sedikit tersentak dan tanpa sadar memeluk Jay dipinggangnya. Jay yang dipeluk seperti itu hanya diam saja dan tersenyum sedikit dengan hal itu. Meika yang merasa tak nyaman berniat melepaskan tangannya, tapi dilarang oleh lelaki tampan itu, hal itu membuat wajah Meika seketika memerah sedikit dan itu bisa Jay lihat dari kaca spion motornya. Itu mnggemaskan menurut Jay.   "menggemaskan" tanpa sadar Jay mengucapkan kata itu yang dapat Meika dengar meski tidak terlalu jelas karena teredam oleh angin- Apa aku lupa bilang kalau mereka berdua tidak memakai helm jadi mereka bisa mendengar setiap kata yang keluar dari mulut masing-masing.   "kau bilang apa?" tanya Meika dengan sedikit keras agar Jay mendengarnya.   Jay yang mendengar pertanyaan Meikai itu hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya. Terjadi sedikit kecanggungan diantara mereka setelahnya.     Sampainya didepan rumah Meika. Jay tidak langsung pergi dan malah memandang Meika yang sedang mengomel karena rambut panjang Meika jadi kusut dan sulit untuk disisir. Jay masih betah mendengar ocehan Meika sampai sebuah mobil berhenti dibelakang motor Jay dan keluarlah seorang lelaki jakung dari dalam mobil itu, menghampiri keduanya.   "sayang kenapa tidak masuk?" tanya ayah Meika kepada anaknya.   "eh ayah, emz itu emz.."   "bawa saja dia masuk" potong ayah Meika.   Tanpa menunggu jawaban dari Meika, ayah Meika masuk terlebih dahulu meninggalkan keduanya dan mobilnya-untuk mobil itu urusan sopir- mau tidak mau Meika menyuruh Jay masuk kedalam rumahnya.   "wah kalian sudah pulang" sapa ibu Meika pada ketiga orang didepannya.   "ya sayang..." balas ayah Meika.   "wah ada tamu rupanya, ayo masuk!" suruh ibu Meika kepada Jay yang berdiri disampaing Meika.   Akhirnya mereka berempat masuk kedalam rumah dan Meika langsung menuju dapur membuatkan Jay segelas minuman. Membiarkan sang ibu yang menenani Jay diruang tamu sedangkan ayahnya sudah masuk kamar. Tak lama Meika membuat minuman dan menghampiri mereka diruang tamu. Setelah kedatangan anaknya, ibu Meika-pun menginggalkan keduanya diruang tamu.   "apa yang kalian obrolkan?" tanya Meika setelah ibunya pergi.   "tidak ada…hanya sedikit mengobrol tentangku saja" jawab Jay acuh.   "kalau begitu minumlah dan cepat pergi dari sini!" usir Meika.   "wah kau mengusirku?, tega sekali"   "tidak, hanya saja aku ingin istirahat"   "besok kita harus membahas tentang tugas dari pak Jun"   "baiklah"   "yak, hanya itu responmu?"   "lalu aku harus bagaimana?"   Tidak ada jawaban dari Jay dan membuat suasana terasa canggung setelahnya.   "besok akan aku jemput dirimu di rumah" kata Jay akhirnya dan beranjak dari duduknya untuk berpamitan pada orang tua Meika. Sepulangnya Jay dari rumahnya, orang tua Meika langsung menyerbu anaknya dengan berbagai pertanyaan-bukan mereka, tapi ibunya yang antusias bertanya-yang hanya direspon Meika dengan bungkamnya kedua belah bibir gadis itu tanpa niat menjawab sedikitpun. tbc...
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN