It's Sam

1394 Kata
Ada beberapa kantin yang tersebar di kampus yang paling laris adalah kantin yang di sebelah barat, disini banyak pilihan menu sebab yang berjualan rata-rata pakai gerobak, seperti bakso, mie ayam, soto, gado-gado dll. Nada, Saras dan Mita memutuskan makan siang disini. Ketika menunggu pesanan datang, hp Nada berbunyi, yang muncul adalah no asing, takut telpon penting Nada pun mengangkatnya "Halo". "Kamu dimana?". Nada menduga itu panggilan salah sambung, merasa tidak kenal dia bertanya kembali. "Apa kamu salah sambung?". Sam yang mendengar Nada bertanya seperti itu merasa sedikit frustasi, apa Nada tidak tahu ini adalah nomor hp Sam. Samar samar terdengar suara bapak penjual gado-gado mengantarkan pesanannya. Sebelum menutup telponnya Sam berkata "Tolong pesankan satu porsi juga untukku, oke". Nada memicingkan alisnya dan mengomel lirih, "Apa dia orang gila, menyuruh aku pesankan makanan untuk kamu, emang kamu tau aku, aku aja nggak tau kamu, huh dasar". "Siapa Nad?" Tanya Saras. "Salah sambung". Tidak menghiraukan telpon aneh tadi ketiganya menyantap makanan mereka dengan lahap. Sam mendatangi Nada di kantin kampus, tidak sulit menemukan Nada, Sam melangkahkan kaki kearahnya dan langsung duduk disebelah Nada. Nada yang sibuk makan tidak menyadari seseorang sedang menatapnya hingga orang itu bersuara "Mana makananku" Karena lapar Nada, Saras dan Mita juga tidak menyadari kehadiran Sam, hingga Sampai buka suara, ketiganya mendongak menatap Sam. "Hah kamu kan yang di lapangan basket itu", kata Mita yang tidak menyangka cowok cakep di lapangan basket itu sedang duduk di seberangnya. "Rupanya kamu ingat ya" tanggapan Sam sambil tersenyum tipis. Nada kemudian teringat "Kamu yang meneleponku". Sam mengangguk "Dari mana kamu tau no telpon aku?". Sam masih berfikir bagaimana menjawab pertanyaan Nada, tiba-tiba di belakangnya ada yang memanggilnya. "Sam". Setelah memanggil Alex dan Jerry berjalan ke arah Sam dan Nada duduk. "Sam!!!". Ketiganya menirukan panggilan Alex dan Jerry. Ketiga gadis itu sontak kaget mendengar panggilan Alex dan Jerry kepada cowok penyandang gelar "good looking" itu. Jadi dia adalah Sam Bos geng copet. Oh ya? Kok bisa? Gak salah tuh?. "Mana mungkin", suara dalam hati Nada, Sam yang dia kenal adalah seorang pria dengan rambut gondrong, sedikit kumis dan brewok di dagunya, tapi di hadapannya kini adalah seorang pria berambut pendek, bersih dari kumis apalagi brewok, kulitnya halus bahkan tidak ada jerawat, menggunakan kaos hitam dan kardigan tipis mirip sekali dengan Oppa di drama Korea. Tak sadar pipi Nada memerah. Nada tidak mengira Sam yang di depannya kini adalah Sam yang pernah dia kenal. Tak sungkan Alex dan Jerry juga duduk di meja yang sama dengan Sam. Melihat keterkejutan Nada dan kedua temannya Alex dan Jerry hanya tertawa ringan. Dengan ekspresi datar Sam meminta Nada menunggunya ketika selesai kuliah. "Tidak... Tidak perlu, aku bisa pulang sendiri", Nada yang masih syok menolak niatan Sam yang akan mengantarnya pulang. "Baiklah, kalau begitu nanti malam saja kita makan bersama". "Hah... Tidak usah, tidak usah". Nada kembali menolak. "Nada" dengan sorot mata yang lembut Sam menatap manja. Melihatnya Nadapun luluh "Baiklah". *** Sampai di kos Nada mengobrak abrik lemari pakaian miliknya, memilah milah pakaian apa yang akan di pakainya. Dia juga tidak tahu mengapa kali ini sangat antusias dengan ajakan makan malam dari Sam apakah karena dia berubah menjadi lelaki tampan? Sehingga kewaspadaannya menurun drastis. Masih pukul enam sore Nada sudah di dandani oleh Saras dan Mita. Nada memakai gaun lengan pendek selutut berwarna cream, modelnya polos sehingga cocok untuk digunakan anak muda. Dengan bedak tipis dan lipgloss merah muda, Nada semakin menawan. Tak lupa parfum disemprotkan keseluruhan tubuh dari leher sampai mata kaki oleh Mita. Pukul tujuh malam Sam tiba di tempat kos. Nada keluar dengan diiringi Saras dan Mita. Untuk sesaat Sam terpukau akan kecantikan Nada, baru kali ini gadis itu tidak memakai celana jeans, apakah gadis ini berdandan untuk dirinya. Bibir pun tak tahan untuk melengkung keatas. Namun senyuman itu tak bertahan lama, bagaimana Nada bisa duduk di atas motor pikir Sam. Tanpa pikir panjang jaket yang dikenakannya dilepas juga lalu di kaitkan ke pinggang Nada. Sedikit terkejut apa.yang dilakukan Sam padanya langkahnya mundur dan berkata "Kenapa jaketnya kamu lepas?". "Pahamu nanti dilihat orang", katanya sambil menalikan jaketnya di pinggang Nada. "Hah", Nada akhirnya mengerti maksud Sam. Dia menoleh ke Saras dan Mita. Sangat antusinya mendandani Nada hingga Saras dan Mita lupa dengan hal ini. Dengan muka masam Nada memutuskan mengganti pakaiannya "Aku ganti pakaian saja". "Tidak perlu, kamu sudah cantik". Manamungkin Sam rela Nada merubah penampilan yang menawan ini. Lalu Sam menambahkan "Salahku karena tidak membawa mobil". "Lho bukan itu maksudku", Nada merasa tidak enak dikiranya dia cewek matre kah. Takut pembicaraan ini mengarah ke pertengkaran Sam langsung mengajak Nada naik motornya. *** Alunan musik akustik menemani keheningan mereka. Sam lebih banyak menatap Nada daripada berbicara. Makanan dan minuman yang dipesan belum datang Nada hanya bisa melihat sekeliling untuk mengurangi rasa canggungnya. Cafe ini lagi hitz di Malang, mereka duduk di ruangan outdoor, lampion bulat menggantung diatasnya, diluar adalah hamparan gunung dan sawah, sayang saat malam sehingga tidak terlihat keelokannya. "Apa ada yang ingin kamu tanyakan". "Hah", Nada semakin canggung dibuatnya. "Emm... Apa boleh aku tanya apapun?". "Boleh" sambil tersenyum tipis. Nada : "Siapa namamu?" Sam : "Samudra, kamu bisa panggil aku Sam bukan Sem kayak orang bule ngomong". Nada : "Apa kamu juga mahasiswa?". Sam : "Iya, semester pertama, jurusan hukum, di universitas yang sama denganmu". Nada : "Semester pertama? Berapa umurmu?". Sam : "21 tahun". Rupanya Sam lebih tua dari Nada satu tahun. Tapi mengapa baru semester pertama, apakah dia mahasiswa baru, pantas saja selama ini dia belum pernah melihatnya. "Apa sudah selesai? Kalau begitu giliran aku yang tanya". Nada mengangguk. "Apa kamu takut padaku?". Nada mengangguk kemudian dengan cepat menggelengkan kepalanya. Dia juga tidak tahu pasti apa jawabannya. Sam juga tidak memaksa "Makanlah dahulu", seiring pramusaji meletakkan makanan yang mereka pesan. Selama makan mereka berdua tetap kompak dalam diam hingga makanan keduanya habis dan menyisakan jus setengah gelas. Merasa awkward banget nget nget Nada pun mencoba memulai pembicaraan. "Kamu beneran Bos geng copet kemarin kan?". Hanya ini pertanyaan yang selalu di pikiran Nada selama ini. Sam tidak marah atas pertanyaan tadi dia hanya tersenyum dan menjawab "Aku sekarang ganteng ya?". Blush... Muka Nada langsung merah, secara tidak langsung memang jawabannya iya. Bayangin aja dari tampang gondrong brewokan jadi mirip Rendy Pangalila apa gak dahsyat tuh perubahannya? Kayak sihir aja kan? Nada hanya tertunduk dan memaksakan senyumnya yang garing. "Aku tau kamu takut aku, kata Jerry aku harus berubah penampilan biar kamu gak takut lagi". "Emang sih kemarin itu agak nyeremin, sekarang udah kayak outfitnya mahasiswa". "Tapi aku gak suka pake cardigan, aku pake jaket jeans gini gak papa kan?". "Hah... Kok tanya aku?". "Katanya kamu suka drakor, Jerry bilang cowok di drakor suka pake cardigan". "Puft... Ha ha ha".Nada tertawa terbahak-bahak, sungguh lepas tertawanya kali ini padahal Mita selalu mewanti-wanti agar bersikap anggun saat diajak cowok makan malam namun kali ini dia lupa saran tadi. Sam terpana melihat Nada tertawa lepas seperti ini, biasanya muka gadis ini selalu dalam mode jutek on. Sam merasa ketakutan pada dirinya menurun. Apalagi lesung pipinya aduhhhh bikin pengen cubit aja. "Ada yang lucu?". "Gak semua Oppa pakai cardigan kali, lagian kamu kenapa mesti kayak gitu, jadi diri sendiri aja kali", masih sambil tertawa Nada memberi saran. "Jadi aku boleh gak, gak pakai cardigan itu?". "Boleh". "Boleh gak pakai jaket jeans?". "Boleh". "Boleh gak aku jadi cowok kamu?". "Bol... Hah apa?". "Mau jadi pacar aku?". "Kamu barusan nembak aku Sam?". *** Malam ini Nada tidak mudah tertidur meskipun lelah, namun pikirannya hanya tertuju pada Sam. Acara makan malam tadi lebih banyak berisi keheningan dan kecanggungan. Apalagi setelah Sam mengungkapkan isi hatinya pada Nada, suasana jadi semakin awkward. Muncul cahaya di nakas tepi ranjang, Nada mengambil hp dengan malas, tulisan 'Sam' muncul di layar hp nya. "Halo". "Sudah tidur?". "Belum". Ada keheningan cukup lama setelahnya, karena sudah malam Sam tidak ingin mengganggu Nada, mendengar suaranya sebentar saja sudah cukup bagi Sam. "Nada, aku rindu". Mendengar itu jantung Nada menjadi berdebar dan tidak tahu akan menjawab apa, sehingga diam adalah pilihannya. "Tidurlah, selamat malam, aku tutup telponnya ya" "Iya" jawab Nada singkat. Setelah telpon dari Sam berakhir Nada menjadi tidak bisa tidur. Sepanjang malam memikirkan perasaan Sam padanya "aku harus jawab apa?". Memang tadi di cafe Sam tidak memaksa Nada menjawab permintaan untuk jadi kekasihnya sekarang juga. Sam hanya meminta agar Nada tidak menjauhi dirinya supaya ada waktu untuk Nada merasakan bahwa Sam tulus padanya. Dan ini adalah PR buat Sam.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN