"Kenapa sih, Ma?" tanya Danuga, ia jengah melihat istrinya sedari tadi bergumam tidak jelas dan berulang kali menghela nafas. Kencana menoleh, dengan wajah cemberut ia menaiki ranjang dan duduk menyandar seperti suaminya. "Anak lelaki kamu itu, kesayanganmu, bikin aku mumet," adu Kencana. Danuga mengernyit, "Olan?" tanyanya. Kencana menatap suaminya dengan curiga, "Memangnya Papa punya anak lelaki lain selain Olan? Dari istri yang mana?" sindirnya. Danuga terkekeh kecil dan mematikan ipadnya. "Ya kan cuma mastiin," kilahnya. "Apa yang mau dipastiin, orang jelas-jelas anak lelaki papa ya cuma Olan," bantah Kencana. Danuga mengangkat kedua tangannya, menyerah. "Oke, Papa salah. Jadi kenapa dengan Olan?" Kencana berdecak cukup kencang, "Kencan yang Mama atur buat dia, gagal lagi. Pad

