Bagian 5 : Broken
❤❤(⌣_⌣”)❤❤
Setelah mengantar Melody ke sekolahnya, Reza melesat menuju salah satu restoran terbaik di Kota Bali. Pria itu ingin bertemu dengan seseorang yang ingin menjalin kerjasama dengan perusahaannya. Reza memiliki sebuah perusahaan property, dia meneruskan perusahaan milik ayahnya. Selain itu Reza juga mempunyai beberapa usaha, dia mempunyai dua hotel mewah di Jakarta dan juga di Bali.
Reza menghela napasnya sambil melonggarkan sedikit dasinya, hari ini adalah hari yang melelahkan untuknya. Ternyata mempunyai anak sangat melelahkan, Reza tidak bisa membayangkan jika harus mengurus anak seperti Melody, sangat di pastikan hidupnya yang indah akan kacau seketika. Hingga detik ini dia masih belum yakin jika Melody adalah anaknya.
Kemudian Reza keluar dari dalam mobilnya, dia melepaskan kacamata hitamnya dan memandangi restoran mewah di hadapannya. Sedetik kemudian dia melangkahkan kakinya menuju restoran itu dengan wajah angkuh.
Setelah berada di dalam restoran, salah satu pelayan restoran itu menyambutnya hangat. Reza hanya tersenyum kepada pelayan itu, sepasang mata elangnya memandangi isi restoran ini. Ketika menemukan seseorang pria berbadan tegap lengkap dengan pakain kerja formal, Reza langsung menghampiri pria itu. Pria itu sedang menikmati secangkir teh hangatnya.
"Selamat siang," sapa Reza ramah membuat pria itu menoleh.
Pria itu bangkit berdiri dengan senyuman di wajahnya, "Anda Reza Fernandez?" tanyanya.
Reza mengangguk, "yah saya Reza Fernandez!" jawabnya menjabat uluran tangan pria itu begitu erat, "Anda Leon Smith?" tanyanya kemudian.
Pria bernama Leon Smith mengangguk, lalu dia menyuruh Reza duduk di hadapannya. Kemudian mereka larut dalam pembicaraan kerjasama yang akan mereka lakukan. Reza begitu serius menjelaskan tentang perusahaannya itu kepada Leon, Leon mendengarkannya dengan alis saling bertautan. Sepertinya Leon tertarik untuk melakukan kerjasama dengan Reza.
Tiba-tiba ponsel Leon berdering membuat mereka terkejut. Kemudian Leon meminta waktunya sebentar untuk mengangkat panggilan telepon itu, Reza hanya tersenyum memberikan izin kepadanya.
"Halo honey,"
"........"
"Baik honey, aku akan menemuimu nanti..."
"........"
Leon tersenyum, "terima kasih atas doamu..." ucapnya dan mematikan sambungan panggilan itu. Lalu dia memandangi Reza kembali sambil meletakan ponsel miliknya di atas meja.
Reza memandangi ponsel milik Leon, sepasang mata elangnya menyipit saat tidak sengaja melihat foto di wallpaper ponsel pria itu. Reza merasa mengenal gambar diri di foto ponsel milik Leon. Sedetik kemudian wajah Reza terlihat pucat, sepasang matanya melebar, dia sangat mengenal gambar foto itu. Foto itu adalah gambar diri Flora yang tengah memeluk Melody.
Reza langsung meneguk air mineralnya, dia tidak bisa melepaskan pandangannya sedikit pun dari ponsel milik Leon. Dia tidak percaya gambar mantan istrinya dan Melody berada diponsel pria itu!
"Anda baik-baik saja?" tanya Leon sedikit cemas melihat perubahan di wajah Reza.
Reza mengangguk dengan senyuman, "anda sudah berkeluarga?" tanyanya, pertanyaan itu terlontar begitu saja dari mulutnya. Jujur saja dia sangat penasaran kenapa foto Flora bisa berada di ponsel pria itu.
Leon menggeleng, "belum, tetapi sebentar lagi saya akan menikah..." jawabnya dengan wajah memerah. Dia sangat malu saat mengatakan hal itu dan bayang-bayang Flora kini terlintas dalam pikirannya.
Reza menelan ludahnya dan kembali meminum air mineralnya, jantungnya semakin berdebar kencang, "menikah dengan wanita itu?" tanyanya menunjuk ponsel milik Leon dengan sepasang mata melotot.
Leon mengangguk, "yah, saya akan menikah dengannya..." jawabnya, "anda mengenalnya?" tanyanya kemudian dengan alis saling bertautan.
Reza hanya menggeleng dengan senyuman tipis. Reza yang mendengar pernyataan Leon, perasaannya seketika hancur berantakan. Dia benar-benar tidak percaya pria yang berada di hadapannya, pria yang akan menjadi kliennya adalah kekasih mantan istrinya?! Ini sulit di percaya. Reza benar-benar hancur sekarang.
❤❤(⌣_⌣”)❤❤
Satu jam kemudian...
"Reza! Sadar!!" teriak Yogi dan Oddy berbarengan.
Hampir setengah jam mereka berusaha menyadarkan Reza yang terdiam, sepasang mata pria itu menatap kosong pemandangan di hadapannya. Setengah jam lebih yang lalu, Reza menghubungi Yogi untuk datang menjemputnya di restoran. Saat Yogi dan Oddy tiba di restoran ini kondisi Reza begitu memperhatinkan. Wajah Reza terlihat begitu depresi, Yogi dan Oddy sangat cemas melihat kondisi Reza yang seperti mayat hidup.
Sementara itu Leon sudah pergi dari restoran itu setelah menyelesaikan pekerjaannya dengan Reza. Leon setuju untuk menjalin kerjasama dengan Reza.
"Za, kau ini kenapa sih sob??!" seru Yogi menepuk pipi Reza berkali-kali untuk menyadarkan pria itu.
Reza langsung menjabak rambutnya dan mengacak rambutnya begitu frustasi, "Flora!!" teriaknya tidak karuan menyebut nama Flora.
"Flora? Ada apa dengan Flora?" tanya Oddy dengan kening berkerut.
"Dia akan menikah dengan pria yang baru saja aku temui tadi..." ucap Reza, suaranya terdengar serak.
"Apa?!" teriak Oddy dan Yogi memekik. Mereka berdua tidak percaya apa yang Reza katakan.
Reza menangis memandangi kedua sahabatnya, "aku tidak ingin Flora menikah dengannya," isaknya, dia tidak rela jika benar hal itu terjadi.
Yogi menghela napasnya, melihat Reza menangis untuk pertama kalinya karena seorang wanita membuatnya kasihan melihat sahabatnya itu.
"Sudah lupakan Flora, kau yang membiarkannya pergi darimu..." saran Yogi membuat tangis Reza semakin kencang. Hanya saran itu yang terbaik untuk Reza.
Oddy mengangguk setuju, "dia berhak mendapatkan kebahagian sob! Jika dia kembali padamu, aku tidak yakin kau bisa membahagiakannya. Kasihan Flora dan Melody nantinya..." ucapnya memandangi Reza dan menyeka airmata sahabatnya itu.
"Teganya kalian bicara seperti itu kepadaku!!" seru Reza marah di sela tangisnya, "jujur saja aku masih mencintainya, setelah bercerai dengannya aku tidak bisa melupakannya. Meskipun banyak wanita cantik di sekelilingku, tetapi dia yang terbaik..." akuinya membuat kedua sahabatnya saling berpandangan, "seandainya saja aku tidak gengsi untuk menahannya agar tetap denganku, mungkin semua ini tidak akan terjadi..." lanjutnya penuh penyesalan, sedetik kemudian tangisannya semakin terdengar. Seisi kafe hanya memandanginya dengan pandangan heran.
"Yah semua permasalahan ini tidak akan terjadi, jika waktu itu kau menjadi seorang suami yang baik untuk Flora..." sahut Yogi.
"Wajar saja jika Flora melarangmu untuk menghentikan kebiasaan burukmu itu. Dia istrimu waktu itu dan dia punya hak atasmu. Siapa yang tidak sakit melihat suami sendiri berciuman bibir dengan banyak wanita di club, belum lagi kau pemabuk akut." Ujar Oddy mengingatkan kesalahan Reza di masa lalu.
"Tetapi aku sudah berubah sekarang! Sejak bercerai dengannya, aku mengurangi semua kebiasaan burukku itu. Dan aku tidak lagi bersenang-senang dengan wanita sejak Flora menceraikanku..." isaknya menutup wajahnya dengan telapak tangannya, "oh Tuhan, aku harus bagaimana...?" serunya frustasi.
"Hanya Melody yang bisa membantumu sob!" seru Yogi membuat Reza menyingkirkan telapak tangannya dari wajahnya.
"Maksudmu?" tanya Reza tidak mengerti memandangi Yogi.
"Melody adalah anakmu dan Flora, hanya anak itu yang bisa membantumu..." jawab Yogi lagi.
Reza menggeleng, "aku masih tidak yakin dia anakku,"
Oddy langsung menjitak kepala Reza membuat pria itu meringis kesakitan, "giliran bikin ituh anak dengan Flora, kau begitu semangat empat lima, giliran sudah jadi anak beneran kau malah tidak yakin jika anak itu anakmu!!" omelnya, "kau tidak bisa lihat dia sangat mirip denganmu?! Dia mempunyai bola mata abu-abu sepertimu, ada darahmu yang mengalir di tubuhnya!!" omelnya kembali, "aku tidak bisa membayangkan ketika Flora hamil anakmu dan melahirkan anakmu tanpamu di sisinya, pasti sangat sakit perasaannya!" ujarnya kesal sambil membayangi sosok Flora saat sedang melahirkan Melody di masa lalu.
Perkataan Oddy membuat Reza tertegun, Reza tertunduk lirih memikirkan sosok Flora. Reza merutuki dirinya sendiri, dia benar-benar pria pecundang dan pria tidak bertanggung jawab.
Sedetik kemudian Reza bangkit dari duduknya, "aku pergi!" pamitnya kepada kedua sahabatnya.
"Mau kemana kau?!" tanya Yogi.
"Menjemput Melody di sekolahnya," jawab Reza dingin dan pergi dari hadapan kedua sahabatnya dengan perasaan sulit di artikan.
Yogi dan Oddy hanya saling berpandangan, mereka membiarkan Reza menyelasaikan permasalahannya sendiri dan mereka ingin melihat Reza menghabiskan waktunya bersama Melody. Waktu Reza dengan Melody hanya sebentar. Kemudian mereka memesan makan terlezat di restoran ini, perut mereka terasa lapar. Setelah mengisi perut mereka, mereka harus kembali ke Hotel, pekerjaan mereka menunggu di sana.
❤❤(⌣_⌣”)❤❤
Reza menstrater mobilnya dengan kecepatan sedang, sekali-kali tangannya memijit keningnya yang terasa pusing. Hatinya sedang di liputi kesedihan yang mendalam, dia tidak bisa membayangkan mantan istrinya menikah dengan pria lain.
Dia sangat tahu akan kesalahannya di masa lalu yang membuat Flora pergi dari hidupnya, dia benar-benar menyesal telah menyakiti hati Flora di masa lalu. Dia ingin memperbaiki semua kesalahannya dengan Flora. Dari sekian banyak wanita yang di kenal dalam hidupnya, tidak dia temukan wanita seperti Flora. Ketika dulu masih bersama Flora, wanita itu selalu memberinya dengan sejuta perhatian. Flora mencintainya begitu tulus tanpa melihat sesuatu yang dimiliki oleh Reza.
Tidak lama dia tiba di depan sekolah Melody, dia menghentikan mobilnya tepat di gerbang sekolah Melody. Sekolah Melody terlihat sepi, lalu sepasang mata elangnya menemukan Melody yang tengah duduk di kursi halaman sekolahnya dengan wajah cemberut. Napasnya berhembus kencang melihat Melody di sana.
Dia memperhatikan Melody dari dalam mobilnya, senyumnya mengembang tipis ketika Melody menggerutu di sana. Anak perempuan itu benar-benar mirip dengannya, Reza juga suka bergerutu. Lalu dia membuka pintu mobilnya perlahan dan berjalan menghampiri Melody.
"Papa!!" teriak Melody ketika melihat Reza berjalan menghampirinya. Sedetik kemudian Melody berlari kearah Reza dan memeluk pinggang Reza begitu erat, "papa lama sekali menjemputku!" serunya sedikit kesal.
Reza tersenyum tipis, tangan kanannya terulur untuk menghusap rambut Melody. Namun, di urungkan niatnya itu, "maaf tadi aku sibuk sekali..." ucapnya.
"Aku sudah menunggu Papa, hampir dua jam! Teman-teman aku sudah pada pulang Pa..." Balas Melody dengan suara lantang dan melepaskan pelukannya kepada Reza. Wajahnya memerah menahan amarah. Rambutnya terlihat berantakan.
Reza menghela nafas "Aku kan sudah minta maaf... Ya sudah ayuk kita pulang..." Ajaknya membuat Melody menggeleng.
"Aku tidak mau," tolak Melody.
Reza menghela napasnya kesal, "Melody please... jangan membuatku marah... hari ini aku banyak sekali pekerjaan di kantor..."
"Aku baru mau pulang kalau papa mau janji sama aku, mengajakku ke tempat pekerjaan papa..."
Reza mendengus kesal, permintaan anak perempuan itu aneh-aneh saja. Dia tidak mungkin mengajak Melody ke kantornya, bisa-bisa semua orang mengetahui bahwa dia telah mempunyai anak. Pamornya sebagai pria tampan dan sempurna bisa tenggelam begitu saja. Benar-benar sangat menyusahkan.
"Gimana Papa? Papa mau tidak?" tanya Melody kembali dengan merajuk.
"Oke aku janji, tapi tidak bisa sekarang?" ucap Reza menyerah, dia malas mendengar rengekan Melody.
"Lalu kapan Pa?"
"Ehm... minggu depan, mungkin bulan depan, atau mungkin tidak sama sekali." Ucap Reza membuat wajah Melody kembali cemberut. "Oke, aku akan mengajak kau besok!" Seru Reza Menyerah membuat Melody tersenyum dan memeluk pinggangnya, membuat Reza kembali terkejut.
"Ya udah sekarang kita pulang yah..." ucap Reza kembali dan membuat Melody kembali menggelengkan kepalanya. "Kenapa lagi Melody? Aku kan sudah menuruti permintaanmu." Serunya seakan sudah kehabisan kesabaran.
"Papa buang dulu permen karet yang ada di mulut Papa!" perintah Melody, dia tidak suka melihat Reza berbicara dengannya sambil mengunyah permen karet, itu sangat tidak sopan baginya.
Reza menaikan satu alis matanya, dia sangat heran dengan kelakuan Melody.
"Mama bilang orang yang suka makan permen karet itu nggak bagus buat giginya, nanti gigi Papa bisa ompong." Kata Melody membuat Reza kembali menghela nafas.
"Oke, aku buang yah!" seru Reza geram dan membuang permen karetnya ke aspal jalan, "Ya sudah ayuk kita pulang!" ucapnya setengah membentak, dia benar-benar kesal dengan Melody.
Melody kembali menggeleng, "Papa, kata Mama kita tidak boleh membuang apapun sembarangan. Papa harus buang permen karet papa itu di tempat sampah baru aku mau pulang." Ucap Melody membuat Reza mendesis geram.
"Astaga Melody!!! Oke aku akan buang permen karet ini ke tong sampah!!" Balas Reza menepuk keningnya, lalu memungut permen karet yang dia makan tadi, dan membuangnya di tempat sampah.
"Nah gitu dong Pa... ayuk Pa kita pulang aku cape banget Pa..." seru Melody.
Reza begitu kesal sekarang dan ingin rasanya dia mencabik-cabik tubuh mungil Melody dan mengunyahnya. Selain itu, Reza tidak habis pikir, Flora mantan istrinya itu telah mengajari Melody dengan peraturan sesat seperti itu. Semua yang Reza lakukan selalu salah di mata Melody. Reza masuk kedalam mobilnya dengan perasaan kesal setengah mati.
❤❤(⌣_⌣”)❤❤