Bagian 5 - Rahasia

1190 Kata
Melupakan tidak semudah membalikkan telapak tangan! Happy Reading Kediaman Irwanda... Nikita keluar dari kamar mandi. Ia baru saja membersihkan dirinya selesai pesta ulang tahunnya yang ke 18. Hari ini begitu lelah baginya. Ia harus menghadapi dunia dengan senyuman. Begitu pula dengan orang-orang yang ingin menaruh luka padanya. Sibuk melamunkan sesuatu sampai tidak sadar dengan kehadiran sang Mama. "Mama nggak percaya sama yang kamu lakukan!" ucap Mama Sonia membuat Nikita tersadar dan menatapnya tak mengerti. "Berapa kali Mama katakan, jangan menentang Mama?! Kamu mengerti nggak, sih?!" ucap Mama Sonia dengan wajah merahnya. Nikita belum beranjak dari duduknya sampai Mama Sonia menarik paksa tangannya. "Kamu anak Mama kan?" tanya Mama Sonia dengan tatapan marahnya. Nikita mengangguk takut, lalu tersentak dengan suara tinggi Mama Sonia. "KENAPA KAMU MENENTANG MAMA, HA?!" "KAMU MAU MAMA DIPENJARA TERUS MELIHAT KELUARGA ITU BAHAGIA GITU AJA?!" "ENGGAK, NIKITA! SAMPAI KAPANPUN, TARGET MAMA AKAN SELALU TERTUJU PADA KELUARGA IRFANSAH! KELUARGA ITU NGGAK AKAN MAMA BIARKAN BAHAGIA!" Mama Sonia menatap tajam mata Nikita, lalu melepaskan cengkeraman nya. Ia tersenyum licik dengan kekehan kecilnya. "Mama menentang kamu balik!" ucap Mama Sonia membuat Nikita tak bergerak sedikit pun. "Silahkan saja kalau kamu ingin menyelamatkan keluarga Irfansah, tapi nyawa kamu taruhannya." lanjut Mama Sonia. "Mama nggak lupakan kalau Nikita adalah anak Mama?" ucap Nikita berusaha menyadarkan Mama Sonia. "DIAM! JANGAN SEBUT SAYA MAMA, KARENA KAMU BUKAN ANAK SAYA LAGI! SAYA BENCI ANAK YANG MENENTANG SEMUA PERKATAAN SAYA!" "Nikita nggak akan pernah menentang Mama kalau Mama nggak melakuan hal sebejat itu!" Plak! "BERANI KAMU MENINGGIKAN SUARA KAMU DENGAN SAYA?!" Bola mata Nikita memanas. Baru pertama kali ia melihat Mama Sonia melakukan k*******n padanya. Ia menatap kecewa Mama Sonia, lalu tersenyum dengan senyuman kecutnya. "Aku akan mengatakan semuanya pada keluarga Irfansah. Mereka harus tau kalau Mama lah orang yang menukar bayi mereka dengan bayi yang sudah meninggal." ucap Nikita tergesa-gesa menuju pintu kamar. Namun, langkahnya terhenti sebelum ia berhasil meraih gagang pintu. "Gimana mungkin mereka percaya dengan semua omongan kamu?" ucap Mama Sonia membuat Nikita membalikkan tubuhnya. Mama Sonia mulai mengikis jarak keduanya sedikit demi sedikit. "Kamu nggak memiliki bukti apapun dan-," "Kamu lupa kalau Helshah sudah benci dengan kamu? Terus, gimana mungkin ia akan percaya gitu aja dengan kamu?" lanjut Mama. Puk! Puk! Mama memukul lembut pipi mulus Nikita. "Dipikirkan kalau mau melakukan sesuatu. Belajar sama saya, kamu akan ahli dalam kebohongan." bisik Mama Sonia, lalu meninggalkan Nikita yang hanya terdiam mencerna semua perkataan Mama Sonia. Nikita terjatuh di lantai. Kedua kakinya menekuk ke belakang dan tangisan mulai pecah di dalam kamarnya. Flashback On : Di hari Nikita mengetahui semuanya... "Mama akan kasih tau bayi siapa yang Mama tukar." ucap Mama Sonia saat itu. "Tapi semuanya nggak gratis, sayang. Kamu harus melakukan semua yang Mama katakan dan jangan coba-coba untuk mengatakan pada yang lainnya. Cukup masalah ini hanya pada kita berdua. Kamu mengerti?" lanjut Mama Sonia membuat Nikita mengangguk patuh. "Apa yang harus Nikita lakukan? Enggak susah kan, Ma?" ucap Nikita. Mama Sonia tersenyum licik, lalu menggeleng. "Sangat mudah. Kamu harus membuat Helshah percaya seolah-olah kamu mencintai Varka. Buat dia benci dan nggak percaya lagi sama kamu. Kamu mengerti?" Nikita terdiam saat mendengar perkataan Mama Sonia. Apa maksud Mama Sonia? Apakah masalah ini berkaitan dengan Helshah dan keluarganya ataukah Varka? Pikir Nikita dengan kalut. "Apa maksud Mama? Nikita nggak ngerti, Ma. Kenapa Nikita harus membuat Helshah membenci Nikita?" tanya Nikita secara berturut-turut. "Kamu ingin tau siapa bayi itu kan?" Nikita mengangguk. "Lakukan saja apa yang Mama katakan." ucap Mama Sonia, lalu meninggalkan Nikita sendirian di kamar. Namun, belum sempat tubuhnya menghilang di balik pintu kamar Nikita, ia berbalik dan menyadarkan Nikita yang sedang bergelut dengan batinnya. "Lakukan itu tepat dihari ulang tahun kamu. Pulang sekolah kamu harus mencegah Helshah dan Varka. Kamu mengingatkan Varka kembali dengan kehadirannya di pesta ulang tahun kamu dan seolah-olah mengabaikan Helshah gitu aja. Kamu mengerti Nikita?" ucap Mama yang terpaksa membuat Nikita mengangguk. Nikita hanya bisa menatap Mama Sonia menghilang dari pandangannya. Air mata jatuh membasahi pipi Nikita. Segera ia mengusapnya dengan kasar. Flashback Off : "Kalau Mama bisa melakukan peran dengan baik, Nikita juga bisa melakukannya, Ma." lirih Nikita dengan senyuman pahitnya. "Nikita, Varka maupun Namish sudah tau semua kebusukan Mama. Kami sudah mencari tau siapa bayi itu. Dia adalah Teja yang Mama tukar dengan bayi yang sudah meninggal." "Hiks! Maafkan gue, Sya! Maaf kalau yang gue lakukan ini salah. Tapi gue cuma mau mengembalikan apa yang hilang dari keluarga lo." isak Nikita sangat menyakitkan. Flashback On : "Gue nggak percaya dengan semua omongan lo." ucap Namish setelah Helshah dan Teja meninggalkan Nikita sendirian di kantin. Nikita yang sejak tadi terisak pun segera mengatur napasnya. Rencana ingin mengetahui identitas bayi itu tidak boleh terbongkar dengan lemah dirinya. Ia mengusap pipinya yang basah, lalu mengangkat wajahnya dan menatap kedua cowok di hadapannya. "H-hai! Lo berdua disini? Kebetulan masih ada dua kursi yang kosong. Lo berdua duduk aja dulu." ucap Nikita dengan nada bercampur aduk. Cowok itu, Namish dan Varka hanya menuruti saja. Varka dengan wajah datarnya, sedangkan Namish dengan wajah kecewanya. "Kasih tau sama kami. Siapa yang menyuruh lo mengatakan semua itu?" desak Namish saat keheningan terjadi. "Gue suka dan cinta sama Varka. Gue udah lama memendam perasaan gue. Gue selalu kesal liat Helshah bersama Varka." ucap Nikita dengan batin yang sudah menangis. Namish terkekeh. "Lo buruk dalam memainkan peran. Gue tau batin lo lagi nangis sekarang. Lo tertekan kan? Apa susahnya sih mengatakan semuanya?" "Gue nggak nyangka Mama yang selama ini membesarkan gue bisa berbuat sebejat itu. Dengan mudahnya, dia mengatakan semuanya. Dia menukar bayi kedua keluarga Irfansah." lirih Nikita yang masih dapat di dengar oleh Namish dan Varka. Nikita mengatakan semuanya yang sudah ia ketahui. Tidak, setelah melakukan tugasnya, Nikita mendapatkan telepon dari Mama Sonia. Mama Sonia mengatakan semuanya pada Nikita membuat tangisan Nikita pecah di keramaian kantin. Bahkan orang-orang sempat menatapnya bingung. Namun, mereka abaikan karena menurut mereka makanan adalah hal yang lebih penting. "Menukar gimana maksud lo?" tanya Namish yang masih belum mengerti. "Mamanya Helshah hamil lagi di saat Helshah berumur satu tahun. Saat Mamanya Helshah lahiran, Dokter mengatakan bahwa bayinya tidak selamat. Padahal Mama ada di balik semua ini. Mama membayar Dokter dan perawat itu agar bayinya dibawa pergi sampai nggak ada satupun yang mengetahui identitasnya." "Terus? Apa maksud Mama lo untuk melakukan itu?" "Mama ingin membalas dendam pada keluarga Irfansah. Karena menurut Mama, Papa meninggal berkaitan dengan keluarga itu. Padahal yang gue tau, Papa meninggal karena penyakit jantungnya." "Berarti Mama lo salah paham? Lo melakukan ini juga karena suruhan Mama lo? Benar gitu Nikita?" ucap Namish. Nikita mengangguk lirih. "Gue harus melakukan apa agar semuanya baik? Gue nggak mau gini terus sama mereka berdua. Gue sayang mereka berdua. Tolong bantu gue, hiks!" "Kami akan bantu lo. Kita akan bekerja sama untuk melabui Mama lo." ucap Namish dengan tegas. Setelah mendengar semua penjelasan dari Nikita, Varka bangkit mencari Helshah. Ia pergi ke taman dan berakhir menyatakan cintanya pada Helshah. Flashback Off : "Gue janji akan mengembalikan Teja pada lo, Sya." To Be Continued... 1196 kata Say next sebanyak2 nya, ok! Helshah Syaputri Hapipa Varka Derrel Fellano Nikita Sadilah Irwanda Zain Hafidh Aidil Tejaswi Kheyla Anvy Pari Rismayanti Indira Sonica Amalia Raissa Kiss Jauh linar_jha2
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN