bc

Satu Telur Mata Sapi

book_age18+
1
IKUTI
1K
BACA
revenge
HE
stepfather
drama
sweet
affair
like
intro-logo
Uraian

Di sini menceritakan bagaimana seorang istri yang bernama Aisyah yang sabar dalam menghadapi suami dan mertuanya, yang meminta sang suami untuk menikah lagi, sang istri menerima namun syaratnya suami harus adil. Namun apa nyatanya suaminya lebih cenderung pada madunya, ia bahkan tak di nafkah lagi

Aisyah ikhlas namun Pada titik tertinggi seorang wanita dalan memperjuangkan adalah mundur, karena mau secinta apapun dia pada Ryan, ketika ia sudah lelah dan menyerah maka dia lebih memilih pergi, tanpa drama.

chap-preview
Pratinjau gratis
SATU TELUR MATA SAPI ( PART 1 )
"Telur mata sapi lagi, Dek?." Tanyaku pada Aisyah~istriku. " Iya, Mas."Jawabannya. "Apa tidak ada lauk yang lain?." "Tidak ada. Mas, hanya ada telur itu saja, yang bisa kita makan untuk sehari-hari." Jawab Aisyah dengan menundukkan kepala-nya, namun masih dapat ku lihat binar air mata berkaca-kaca di pelupuk matanya. Melihat itu. Aku jadi merutuki kebodohan ku sendiri, suami macam apa aku ini, menginginkan makanan yang enak, tapi tidak bisa memberikan nafkah yang cukup untuk istrinya. "Maaf, Syah. Aku terlalu banyak menuntutmu, sedangkan kamu saja tidak pernah protes, dan marah dengan nafkah 20 ribu/sehari yang ku berikan." "Tidak apa-apa, Mas. Aku mengerti kamu pasti bosan dengan makan telur mata sapi ini setiap hari." Ucap Aisyah. Dia adalah sosok istri yang soleha bagiku. Namaku Ryan. Sudah 10 tahun lamanya. Aku menikah dengan Aisyah. Namun kami masih belum juga di anugerahi seorang anak. Tuhan, mungkin belum bisa memercayainya pada kami, untuk memiliki seorang mahluk kecil, sedangkan per-ekonomian kami pun masih sulit dan mencekik. Aku yang berkerja sebagai kuli bangunan, hanya mendapat upah 120 ribu perhari. Bukan aku tak mau memberi semua upah ku pada Aisyah. Tapi nyatanya uang itu sudah terlebih dahulu di kuasai oleh ibuku. Gaji ku perhari itu, akan di berikan satu minggu sekali, setiap itu juga ibu selalu datang ke tempat kerja, untuk mengambil gaji anak sulungnya, aku pasrah, jika sudah dalam genggaman ibu, bagiku akan sulit rasanya untuk mengambilnya. Ibu hanya memberi 140ribu dari gaji ku. Aku tersenyum miris, saat aku memberikan uang itu pada istriku. Namun syukurnya ia selalu menerimanya dengan lapang d**a. "Cukuplah untuk seminggu, lagian istrimu itu jangan terlalu di kasih uang banyak, nanti manja, kalau bisa suruh dia kerja.Jangan ongkang-ongkang kaki aja di rumah. Bisanya cuma jadi beban suami doang." Ujar Bu Harti~ibuku. "Kapan. Ryan kasih Aisyah uang banyak, Bu?."Tanyaku. Ibu memang dari dulu tidak pernah menyukai Aisyah. Ia pun tak merestui pernikahan kami. Ibu Harti. Kebingungan atas pertanyaan putranya. Ia memutar otak liciknya untuk bisa menjawab pertanyaan dari Ryan. "Ya, intinya kamu itu jangan terlalu nurut sama Aisyah. Kalau istri sering di layani lama-lama dia bisa ngelunjak sama suami, kamu itu kepala keluarga jangan mau di atur sama istri." "Lagian Aisyah itu nga pantas menggang gaji kamu, yang pantas itu ibu, karena ibu yang sudah melahirkan kamu, kalau tidak ada ibu kamu tidak akan ada di dunia ini, Ryan." Sambungnya. Semakin ku ladeni ocehan ibu. Semakin panjang juga ia mengoceh, membahas jasa ibu yang sudah melahirkan dan membesarkan, dan bertanggung jawab atas kehidupan, Ibu, Bapak tiri, dan adik-adik tiriku. "Ryan. Kamu adalah tulang punggung keluarga yang harus bertangung jawab atas kehidupan Ibu, Bapak, serta Rani dan Rini" Ujarnya. Ayah kandungku memang sudah meninggal beberapa tahun yang lalu, namun tak lama ibu, mengabarkan akan menikah lagi dengan duda anak dua, yang sekarang menjadi ayah tiriku. "Kenapa aku yang bertanggung jawab, Bu?. Bukankah kedua anak tiri, Ibu. Itu masih punya Bapak. Lalu apa gunanya tua bangk*t itu di sini?." "Jaga ucapanmu, Ryan" Sentak ibu Dari situlah aku selalu pasrah, ibu mengambil uang gajiku untuk menyenangkan suami dan anak tirinya, ia sama sekali tidak memikirkan perasaan putra kandungnya, yang harus kesusahan menanggung semua kebutuhan adik-adik tirinya. _____ "Mas. Kok melamun." Ujar Aisyah menepuk pundak ku, membuyarkan lamunan menyakitkan itu. "Kamu nga makan, Dek?." Tanyaku. Aku baru menyadari bahwa hanya ada satu piring telur mata sapi, dan nasi di meja makan. "Aku puasa, Mas. Kan ini hari. Senin "Jawab tersenyum, Aisyah~istriku itu memang selalu menjalankan Sunnah puasa Senin dan Kamis. Aku sebagai suaminya merasa bahwa aku lah laki-laki yang paling beruntung yang bisa memiliki Aisyah. Ia istri yang cantik luar dalam, dia tak pernah meninggikan suaranya di hadapanku, sabar dan selalu melayaniku dengan sepenuh hatinya. Aku langsung menyatap makanan sederhana ini dengan terus menatap wajah teduhnya, yang membuatku selalu tenang dan nyaman di sisinya. "Ryan. Ibu mau bicara!" Tiba tiba suara teriakan ibu yang datang kerumah langsung menghancurkan ketenangan ku. 'Mau apa ibu kemari?' Batinku. "Ada apa, Bu?" Tanyaku. "Astaga, Ryan. Setiap hari makan telur mata sapi, nga bosan apa kamu?" Ujar Ibu. Seraya melihat isi piring makanku yang hanya berisikan nasi dan telur. "Sudahlah, Bu. Sebenarnya ibu mau apa kemari?. "Ibu butuh modal usaha, Ryan." "Ibu tidak lihat keaadan ku dan Aisyah bagaimana, mana ada kami uang untuk modal usaha ibu." "Bukan itu maksud ibu, Ryan. Ibu mau kamu menikahi Marni." Ujar ibu yang membuat ku kaget setengah mati. Ibu ingin aku menikah dengan Marni, janda kaya raya yang memiliki banyak tanah. Sewaktu dulu Marni memang selalu mengejar-ngejar Ryan. Janda itu terpesona oleh paras tampan dan gagah Ryan. Namun pemuda itu lebih memilih Aisyah gadis sederhana untuk menjadi istrinya. "Apa ibu sudah tak waras, Ryan ini sudah punya istri, Bu." "Ibu tahu, ibu tak akan meminta kamu menceraikan Aisyah, tapi dalam agama laki-laki boleh memiliki istri lebih dari satu bukan, maka ibu ingin kamu menikahi Marni. Demi ibu, Ryan" Bujuk Bu Harti, yangterus merayu putranya, untuk mau menikahi Marni, ia tidak akan menyerah sebelum keinginannya terpenuhi. "Aisyah kamu izinkan dan rayu, Ryan. Untuk menikahi Marni" Ujar Ibu pada Aisyah. Aku langsung menatap sendu wajah istriku. Aisyah yang sedari tadi hanya terdiam, saat mendengar permintaan gila ibu mertuanya, dari matanya bisa ku rasakan sehancur apa hatinya saat ini. Di saat mertuanya meminta sang suami untuk menikahi wanita lain.istriku hanya diam menunduk,lalu menyeka air mata dengan telapak tangan, kemudian gegas pergi melangkah masuk kedalam kamar. Aisyah yang selalu bersikap santun dan sopan, menjunjung tinggi hormatnya terhadap suami dan mertuanya, namun kali ini ia berlalu tanpa pamit dengan hati yang terluka, meninggalkan aku dan ibu yang masih terpaku di ruangan ini. 'Aku yakin ini adalah ide Bangk*t tua itu, dia pasti meminta ibu agar aku menikahi Marni. Untuk keuntungan pribadinya.'

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
188.7K
bc

TETANGGA SOK KAYA

read
52.2K
bc

DIHAMILI PAKSA Duda Mafia Anak 1

read
40.9K
bc

Setelah Tujuh Belas Tahun Dibuang CEO

read
1K
bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
155.8K
bc

TERNODA

read
198.7K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
233.8K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook