bc

Princess Yuken

book_age4+
0
IKUTI
1K
BACA
adventure
HE
kickass heroine
powerful
king
blue collar
sweet
bxg
lighthearted
mythology
another world
enimies to lovers
superpower
poor to rich
ancient
like
intro-logo
Uraian

Kikyo Hana bukanlah gadis biasa. Dia hobi ikut olahraga gulat bersama para pemuda di desanya, yaitu Desa Hondae. Namun, hidupnya benar-benar jungkir balik saat ibunya meninggal dan ia jadi terjerat utang besar pada seorang pedagang yang ternyata merupakan kaki tangan petinggi Kerajaan Hanju.

Untuk melunasi utangnya, Kikyo dipaksa menyusup ke Istana Seiju sebagai pelayan istana, dengan satu misi berbahaya:

Memata-matai sang raja.

Raja Seiryu. Penguasa muda yang 'katanya' tengah bersiap menyatukan tiga kerajaan: Seiju, Hanju, dan Byeolju dalam satu kekaisaran. Di daerah Seiju, dia dikenal tangguh, cerdas, murah senyum, dan terlalu ramah untuk ukuran seorang raja.

Namun, lama-lama...Kikyo jadi sadar sesuatu. Di balik tatapan hangat sang Raja, tersembunyi banyak sekali rahasia. Pria itu bukan sembarang raja; ada sesuatu dalam dirinya... Sesuatu yang membuatnya berbeda dari siapa pun.

Hal itu justru membuat Kikyo semakin kesulitan. Bukannya berhasil dalam misinya, ia malah merasa seperti kebakaran jenggot.

Soalnya, sang raja justru kepincut padanya.

Semakin lama berada di Istana Seiju, semakin Kikyo sadar bahwa ia bukan hanya sedang mempertaruhkan nyawanya...

...melainkan juga hatinya.

chap-preview
Pratinjau gratis
1. The Merchant’s Offer (1)
Chapter 1 : The Merchant’s Offer (1) ****** PADA zaman dahulu kala, Haewa merupakan sebuah pulau superbesar yang semua daerahnya merupakan satu kesatuan. Akibat tidak adanya sistem pemerintahan yang berkuasa, akhirnya seluruh manusia yang hidup di pulau tersebut memutuskan untuk membuat sebuah kerajaan dan memilih seorang raja melalui garis keturunan darah leluhur mereka yang melegenda. Kerajaan itu pun akhirnya diberi nama Kerajaan Haewa. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, terjadi banyak konflik di dalam negara: perang saudara, pengkhianatan dari para petinggi, kemarau yang berkepanjangan, raja palsu yang menyalahgunakan kekuasaan serta kekuatannya, perebutan kekuasaan, hingga munculnya sebuah doktrin bahwa manusia yang bisa ‘memimpin’ pada saat itu bukanlah manusia dengan darah leluhur saja. Hingga pada akhirnya sebuah pemberontakan besar-besaran pun terjadi. Kelaparan, kemiskinan, kehancuran lahan dan tempat tinggal, wabah penyakit, kebakaran hutan, tingginya tingkat kriminalitas, dan lain-lain. Semua krisis itu terjadi di Haewa; Haewa terasa bagaikan neraka, terutama bagi rakyat-rakyat biasa yang bukan merupakan keturunan bangsawan ataupun keluarga kaya. Pada akhirnya, hasil dari peperangan yang berlangsung selama dua puluh hari tersebut adalah: runtuhnya Kerajaan Haewa. Penduduk Haewa kembali hidup seperti sediakala; mereka hidup tanpa sistem pemerintahan dan tanpa kerajaan. Butuh waktu yang lama bagi seluruh rakyat untuk memperbaiki kehidupan mereka. Akan tetapi, akibat seluruh kekacauan itu, perlahan-lahan masyarakat mulai berhenti membicarakan tentang keturunan leluhur. Para orangtua masih menceritakan perihal darah leluhur itu ke keturunan mereka, tetapi mereka selalu menceritakannya seolah-olah itu adalah sebuah legenda yang mendekati mitos. Kemajuan zaman pun membuat mereka lama-kelamaan jadi benar-benar berhenti memercayai tentang keturunan leluhur tersebut, terutama tatkala generasi-generasi baru mulai lahir. Para generasi baru ini jelas meyakini bahwa cerita tentang leluhur tersebut hanyalah sebuah cerita rakyat turun-temurun yang tak tahu benar atau tidaknya. Kini Haewa sudah membangun sistem pemerintahan mereka kembali. Kerajaan kembali dibangun, tetapi sayangnya kerajaan itu tidaklah mencakup seluruh wilayah Pulau Haewa. Haewa kini terpecah menjadi tiga daerah kerajaan. Tiga kerajaan yang berbatasan dengan satu sama lain. Tiga kerajaan itu adalah Kerajaan Hanju, Seiju, dan Byeolju. Di sebelah timur berdirilah Kerajaan Hanju. Di Kerajaan Hanju terdapat beberapa suku, termasuk suku Heizhou, suku Hondae, dan suku Huaian. Di sebelah barat berdirilah Kerajaan Seiju. Di Kerajaan Seiju, suku-suku yang terkenal adalah suku Yun, suku Daisen, suku Hong, dan suku Shui. Sementara itu, di tengah-tengah dua kerajaan tersebut berdirilah Kerajaan Byeolju. Di Kerajaan Byeolju juga ada beberapa suku yang menonjol, yaitu suku Icheon, Sacheon, dan Gangcheon. Raja-raja dari ketiga kerajaan tersebut sudah berganti puluhan kali. Ada yang turun takhta karena meninggal dunia, ada yang turun takhta karena sakit berkepanjangan, dan ada juga yang turun takhta karena sebuah sengketa. Seiring berjalannya waktu, karena berbeda-beda suku, bahasa dari ketiga kerajaan itu pun jadi sedikit berbeda. Di daerah Kerajaan Hanju, tepatnya di dalam pedesaan luas milik suku Hondae, hiduplah seorang perempuan berambut hitam panjang yang bernama Kikyo Hana. Wajah dan namanya memang secantik bunga, tetapi kelakuannya seperti laki-laki. Dia tomboi; dia aktif dan penuh petualangan. Dia sering bermain bersama seorang pemuda seusianya yang bernama Kano—temannya sedari kecil—dan karena Kano adalah seorang laki-laki yang aktif juga, Kikyo pun akhirnya sering ikut bermain dengan teman-teman Kano yang lain. Namun, meskipun semua laki-laki dan perempuan di Desa Hondae tahu bahwa Kikyo itu tomboi, ada satu hal yang paling menonjol dari diri Kikyo di mata mereka semua, yaitu kenyataan bahwa gadis itu pintar olahraga gulat. Dia adalah salah satu pemain gulat yang top di desa itu; dia sering menang pertandingan gulat yang diadakan di desa itu! Laki-laki di sana jadi tidak pernah meremehkannya, terutama di dalam permainan gulat. Saking kuat dan aktifnya, para lelaki di desa itu seolah sudah menganggap Kikyo ini sebagai salah satu dari mereka. Namun, ini bukan berarti Kikyo benar-benar berhenti bermain bersama para perempuan di desanya. Dia juga hobi bermain jungkat-jungkit bersama perempuan-perempuan seusianya di desa itu. Jadi, sore ini, di sebuah tanah yang cukup lapang dan diapit oleh barisan toko-toko makanan di desa itu, tepat di depan toko yang menjual bakpao, tengah diadakan sebuah pertandingan gulat yang rutin diadakan di Desa Hondae setiap dua minggu sekali. Suasananya riuh, banyak orang yang ikut menjadi peserta dan banyak juga orang yang hanya menonton. Ada orang-orang yang menonton sambil makan bakpao, ada juga bapak-bapak pemilik toko di sekitar sana yang ikut mendekat dan menyoraki para pemain yang sedang bertanding. Orang-orang di sekitar sana hobi menonton olahraga gulat. Jelas saja Kikyo ikut di pertandingan kali ini. Kedua peserta yang sedang bertanding dan berusaha untuk menjatuhkan satu sama lain itu tampak dikelilingi oleh para penonton, wasit, dan peserta lainnya. Suara riuhnya tak berhenti sejak tiga jam yang lalu; terhitung sudah beberapa pemain yang telah selesai bertanding. Namun, Kikyo baru datang sekitar satu jam yang lalu. Dia tahu bahwa ada beberapa peserta yang selalu ingin bertanding dahulu, jadi Kikyo memilih untuk datang dua jam kemudian. Kikyo menonton pertandingan itu dari belakang kerumunan. Tidak terlihat dengan jelas, pastinya, tetapi dengan posisi yang agak jauh seperti ini, Kikyo jadi bisa mempersiapkan dirinya. Kikyo juga masih bisa menerka apa yang terjadi pada pertandingan yang ada di dalam sana (di balik kerumunan itu). Sorakan-sorakannya terdengar begitu bersemangat. Ramai. Riuh. Suasananya lagi seru. “Kikyooo!!!” teriak seseorang dari samping kiri Kikyo, suara teriakannya sedikit kalah dengan suara sorakan dari penonton gulat, tetapi Kikyo masih bisa mendengarnya dengan jelas. Refleks Kikyo menoleh ke asal suara tersebut dan ia melihat sosok Kano, temannya sejak kecil, tengah berlari menghampirinya seraya melambaikan tangan. “Kano?” Kikyo mulai bergerak dan menghadap sepenuhnya ke arah Kano. Kedua mata Kikyo tampak melebar tatkala memperhatikan Kano yang tengah berlari ke arahnya. Begitu Kano sudah sampai di depan Kikyo, pemuda itu pun tersenyum semringah kepada Kikyo. Dia tampak begitu bersemangat. “Eh, kau sudah tanding belum??!” “Belum, nih!!” teriak Kikyo berhubung suasana saat itu berisik sekali. “Rencananya habis ini aku mau maju!!” “Oh, begitu!” Kano balas berteriak. “Hati-hati! Lawanmu adalah si Noboru!! Bapak-bapak yang bertubuh besar itu!!” Kikyo menganga; matanya melebar sempurna. Sebetulnya, baru kali ini ia berhadapan dengan Pak Noboru. “Oh ya??!” Kikyo tiba-tiba jadi bersemangat. “Wah, bakal jadi asyik, nih!!!” “Dasar gadis gila!!!” teriak Kano. “Tubuhnya itu beratnya lebih dari seratus kilo!! Dia harusnya jadi pegulat sumo!!!” Kikyo tertawa keras, kepalanya sampai terdongak. “Kalau nanti aku ditimpa oleh Pak Noboru, kau harus menyelamatkanku, ya!! Aku belum mau jadi manusia gepeng!!” “Aku, sih, tidak masalah dengan kondisi badanmu yang gepeng, yang jadi masalah itu adalah organ-organ tubuhmu pasti akan berceceran karena tergencet!!” teriak Kano dengan keras sembari cengengesan dan ucapannya itu kontan membuat Kikyo ternganga. Gadis itu sontak memukul bahu Kano dengan kencang. “Heh, mulutmu itu!!! Kurang ajar!! Kau pasti kebanyakan mendengar cerita seram dari Kak Hao, ‘kan?!!” Dengan laknatnya, Kano malah tertawa terbahak-bahak. Kikyo lantas tertawa geli dan masih memukuli tubuh Kano—karena geram—sampai-sampai Kano mengaduh kesakitan dan berteriak, ‘Ow! Ow!!’ beberapa kali seraya mengusap punggungnya sendiri. Namun, ujung-ujungnya dia masih tertawa bersama Kikyo. Kikyo dan Kano masih asik bercanda satu sama lain tatkala tiba-tiba Kikyo merasa bahwa bahunya ditepuk. Bahu kanannya itu ditepuk dengan pelan, beberapa kali. Kikyo yang merasakan tepukan itu pun langsung menoleh ke belakang—ingin tahu siapa orang yang tengah memanggilnya itu—dan Kano yang melihat Kikyo tiba-tiba berhenti bercanda pun refleks ikut menoleh ke belakang. Tatkala Kikyo sudah menoleh ke belakang, kedua mata Kikyo kontan melebar. Di sana ia menemukan Tuan Dae, dengan pakaian serba coklatnya serta topi bundarnya, tengah memperhatikan Kikyo dengan serius. Tuan Dae adalah seorang pedagang yang sukses. Dia berdagang sayuran, ikan, dan bahan makanan lainnya. Tuan Dae biasa berdagang di Pusat Perniagaan Hyugana, tempat perniagaan terbesar di Kerajaan Hanju yang dekat dengan Pelabuhan Hanam. Sedikit fakta tentang Tuan Dae, yaitu: hampir semua orang di daerah Kerajaan Hanju mengetahui bahwa Tuan Dae ini adalah salah satu suruhan dari Menteri Perpajakan Kerajaan Hanju. Dia juga adalah seorang rentenir. Orang yang sering membungakan uang; lintah darat. Namun, setelah menatap Kikyo dengan serius, tiba-tiba Tuan Dae tersenyum simpul. Laki-laki paruh baya yang rambutnya telah memutih sebagian itu pun mulai membuka suara. “Kau Kikyo Hana, ‘kan? Aku adalah kenalan ibumu. Bisa bicara sebentar?” [] ****** Peta Haewa: https://jihanseptiveliaa.blogspot.com/2025/03/princess-yuken-haewa-map.html

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

(Bukan) Istri Simpanan

read
51.1K
bc

Takdir Tak Bisa Dipilih

read
10.2K
bc

Kusangka Sopir, Rupanya CEO

read
35.7K
bc

Jodohku Dosen Galak

read
31.0K
bc

Pacar Pura-pura Bu Dokter

read
3.1K
bc

Desahan Sang Biduan

read
54.0K
bc

Silakan Menikah Lagi, Mas!

read
13.5K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook