bc

Suamiku Dosen Kejam

book_age16+
986
IKUTI
6.1K
BACA
HE
opposites attract
dominant
badgirl
tragedy
bxg
nerd
campus
affair
like
intro-logo
Uraian

Ini kisahku dan semua ketidakadilan yang terjadi padaku. Berpura baik-baik saja adalah hal yang sering aku lakukan, apakah mereka percaya dengan ekspresiku? Ya, tentu saja mereka tertipu dengan muka polosku. Aku hanya berdiam diri menerima semuanya, karena aku tau tidak ada orang yang percaya padaku, bahkan orangtuaku meninggalkanku bukan? Namun, aku punya seseorang yang selalu ada untukku di setiap masa sulitku.

“Kania Fransiska,” ucap Daffa dengan nada beratnya.

“Nama yang saya sebut dalam ijab kabul, kalau kamu tidak lupa,” sambung Daffa, ia menatap ke lekat ke arah Kania, secara tidak langsung ia mengatakan bahwa Kania adalah istrinya.

“Saya ingat Pak,” jawab Kania masih menundukkan kepala. Ia tak tau bagaimana harus merespon perkataan Daffa.

“Bagus,” kata Daffa.

chap-preview
Pratinjau gratis
Tak Dianggap
Namanya Kania Fransiska, gadis manis dengan rambut panjang berwarna hitam kelam. Ia bisa dikatakan cantik namun ia selalu berpenampilan sederhana sehingga ia tak terlalu mencolok di kampus. Di rumah, hidupnya juga tidak sebahagia anak pada umumnya. Neneknya selalu saja memarahinya jika ia berbuat kesalahan kecil sekalipun. Neneknya selalu membandingkannya dengan Caludia—sepupunya baik dari segi kepintaran maupun kecantikan. Kania tidak sepintar sepupunya yang selalu juara umum di sekolah maupun sekarang bisa kuliah di universitas swasta favorit. Tapi Kania juga tidak bisa dikatakan bodoh. Entahlah ia selalu disalahkan dalam segala hal. Ayah dan Neneknya tidak menganggap ia ada, ayahnya lebih sayang kepada Claudia daripada Kania. Contohnya pagi ini, neneknya sudah siap menyemburkan kata pedasnya melihat tidak ada makanan di meja makan, untung saja Kania datang dengan cepat dan menyajikan makanan. “Makannya bangun tidur itu harus cepat, anak perempuan pemalas sekali,” marah Mila—Nenek Kania dan Claudia. “Kania udah bangun pagi Nek, masalahnya banyak banget pekerjaan yan—“ Belum sempat Kania berucap Mila langsung menyela. “Tidak usah banyak alasan kamu, bilang saja pemalas,” kata Mila—Nenek Kania dengan pedas. “Ma, udah, Kania udah masakin kita sarapan,” kata Dania—mama Kania. “Kamu Dania, masih saja membela anak manja kamu ini. Mau jadi apa besok lihat Claudia udah cantik pintar lagi, setidaknya Kania pandai dalam urusan dapur Dania,” tegas Mila sambil menyendokkan nasi goreng ke dalam piringnya. “Ma, bisa tidak jang—“ “Pagi semuanya,” sapa Claudia menyapa semua orang. Claudia berjalan menuju meja makan, tak lupa ia mencium pipi nenek dan terakhir Wahyu—papa Kania. “Sudah bangun sayang?” sapa Nenek dengan penuh kasih sayang. “Ia Nek, Clau bagadang nyiapin peralatan untuk ospek besok Nek,” keluh Claudia dengan nada dimanja-manjakan. “Anak om nggak boleh sedih,” ucap Wahyu—papa Kania. Kania yang sedang makan pun hanya diam melihat interaksi mereka. Ada rasa iri di hati Kania. Ia ingin merasakan itu tapi keadaan tidak mengizinkan. Ia tau ia hanyalah anak yang tidak diharapkan di keluarga ini, ia hanyalah parasit yang menumpang di rumah. Ingin rasanya Kania pergi tapi ia tidak punya tempat tujuan. Kania juga manusia yang punya hati, jika terus menerus diberlakukan tidak adil, tidak dianggap bahkan papanya sendiri tidak mengangapnya ada jangan salahkannya jika suatu saat nanti amarah yang ia pendam meledak. Kalian tau bom waktu bukan, ia bisa meledak kapan saja jika waktunya tiba. Jangan main-main dengan seseorang pendiam, ia memiliki banyak wajah sehingga kalian tidak bisa membedakan mana yang asli dan mana yang palsu. Kania bisa menjadi baik, jika seseorang itu baik. Bahkan ia bisa menjadi iblis jika ada yang mengusik hidupnya, jika ia tak sanggup lagi menghadapi ketidakadilan. Orang pendiam bukan lemah hanya saja mereka tau cara mengendalikan keadaan maupun membalikkan keadaan. Hati-hati mereka bisa menjadi iblis yang ganas jika mereka mau. “Om, kemaren Clau dipilih menjadi mahasiswa terbaik lho om,” kata Claudia, ia melirik sinis ke arah Kania yang sedari tadi diam menyimak pembicaraan keluarganya. “Benarkan? Selamat ya sayang,” ucap Wahyu—papa Kania. “Tante nggak ngucapin selamat ke Claudia?” tanya Claudia sambil mengarahkan pandangannya ke arah Dania—mama Kania. Sebelum menjawab Dania melirik sekilas ke arah Kania, ia tau anaknya sedih melihat pemandagan di depannya. Ia tau anaknya tertekan di tengah-tengah orang-orang yang tidak mengharapkan kehadirannya. Dania tak bisa melakukan apa-apa, jika ia membawa Kania pergi ia tak bisa menjamin kehidupan Kania. “Selamat, ya, Claudia,” ucap Dania sambil tersenyum. “Contohin Claudia, kiana, lihat dia bisa membanggakan Papa,” kata Wahyu menatap remeh ke arah anaknya. “Kamu mau hadiah apa sayang? biar om beliin,” tawar Wahyu dengan wajah sumringah “Claudia mau novel yang di beli Kania kemaren Om, sebenarnya Claudia mau beli tapi direbut sama Kania,” kata Claudia pura-pura sedih. Kania kaget mendengar perkataan Claudia, ia mendonggakkan kepala menatap Claudia dengan senyum mirisnya. Senyuman yang sangat tipis, sehingga tak ada yang menyadarinya. Sejak kapan Claudia menyukai novel, rasanya perempuan itu tidak menyukai novel. “Aku lupa satu hal, aku bukan siapa-siapa di rumah ini,” batin Kania miris. “Ayo, berikan Kania,” kata Mila. “Ma, Kania udah nunggu novel itu berbulan-bulan. Kenapa harus di berikan ke Claudia,” bantah Dania, membela anaknya. Ia tau Kania sudah menantikan novel itu berbulan-bulan, Kania juga sudah bersusah payah mendapatkan buku itu. Rasanya tidak adil jika novel itu diberikan ke Claudia. “Ikuti saja kemauan Claudia, Dania,” tegas Nenek, ia tidak ingin berbasa-basi. “Tidak bisa begitu Ma, Kania jug—“ “Cukup Dania! seharusnya kamu tidak membela anak bodoh ini. Beruntung kita punya Claudia yang bisa membanggakan keluarga kita!” marah Wahyu dengan suara ditinggikan kepada istrinya. “Papa nggak bisa gitu, Kania anak kita juga. Tidak sepantasnya Papa memperlakukan Kania begini,” bela Dania lagi, kejadian seperti ini sering terjadi. Sampai- sampai Kania muak mendengarnya. Dania dan wahyu sering bertengkar gara-gara masalah yang sama. Dania yang selalu membela Kania, sedangkan Wahyu membela Claudia. “Mama berani ngebantah Papa, Ma—“ “Ma, Pa, berhenti,” kata Kania menengahi perdebatan orangtuanya. Hati kania sakit Ma, melihat Mama selalu dibentak papa gara-gara Kania batin Kania. “Kania nggak apa-apa kok Ma, sebentar, Kania ambil novelnya,” kata Kania dengan senyum manisnya. Tidak terlihat raut kekecewaan di sana. Bukankah ia terbiasa dengan semua ini. “Gitu dong, sadar diri,” kata Nenek dengan sinis. Kania berbalik menuju kamarnya yang berada di lantai dua, raut wajah Kania berubah datar di kala ia tak terlihat lagi dari pandangan semua orang. Kania mempunyai seribu wajah untuk menipu semua orang. Ia bisa terlihat baik-baik saja di hadapan keluarganya, bahkan ia dihina sekalipun ia juga akan tetap diam. Tapi jika ia telah sendiri, baru ia menunjukkan wajah yang berbeda, datar, dingin dan tak tersentuh. Wajah ramah Kania hanya menutupi kesedihannya saja. “Ini novelnya,” kata Kania sambil memperhatikan bagaimana reaksi papanya. Ekpetasi Kania salah, ternyata papanya memang tidak peduli padanya dan tidak akan pernah peduli. Lihat saja sekarang papanya dengan semangat memberikan novelnya ke Claudia. “Kania ke kampus dulu, Ma, Pa, Nenek,” pamit Kania, menyelami satu persatu tangan anggota keluarganya.

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

Pacar Pura-pura Bu Dokter

read
3.1K
bc

(Bukan) Istri Simpanan

read
51.1K
bc

Kusangka Sopir, Rupanya CEO

read
35.7K
bc

Jodohku Dosen Galak

read
31.0K
bc

Takdir Tak Bisa Dipilih

read
10.2K
bc

Desahan Sang Biduan

read
53.9K
bc

Silakan Menikah Lagi, Mas!

read
13.4K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook