Jiwa yang menyatu

1514 Kata
“Selamat datang wahai anak manusia” Sebuah suara pria terdengar dari cahaya putih tadi, ketika cahayanya menghilang muncul seorang pria dengan mengenakan pakaian aneh serba putih dengan mahkota daun melingkar di atas kepalanya. “Engkau telah melewati kehidupan yang begitu pahit selama di dunia, aku tahu kau merasa putus asa dan sangat marah pada Tuhan karena telah di berikan takdir yang begitu pahit” ucapnya sambil menengadahkan tangannya. “Aku di beri perintah oleh-Nya untuk membuat kau terlahir kembali di dunia lain dan memberimu beberapa kekuatan agar kau dapat bertahan disana” tambahnya. Aku sangat marah ketika dia mengatakan nama Tuhan namun aku sadar saat ini aku tak bisa berbuat apa-apa kecuali pasrah. “Kalau begitu aku ingin di lahirkan dengan ingatan ku saat ini agar tidak ada penyesalan di kehidupan baru yang menunggu ku” ucap ku. “Hmm.... memang itu yang akan aku lakukan” jawabnya sambil menganggukkan kepala. “Dengan kehendak ku kau akan ku berikan skill Growth, Craft dan Enchant. Seharusnya aku hanya memberi 1 skill saja namun mengingat kau sudah terlalu menderita di dunia sebelumnya maka kali ini aku berikan kau pengecualian” tambahnya Tangan dari sang Dewa mengeluarkan cahaya yang sama seperti saat dia muncul, cahaya itu masuk ke dalam tubuh ku dan membuat tubuh ku mengeluarkan cahaya yang penuh warna. “Setelah ini kau akan segera di lahirkan kembali wahai anak manusia” “Tunggu dulu dewa, aku ingin bertanya satu hal” ucap ku. “Apa itu?” “Apakah tuhan itu ada?” tanya ku padanya Sambil tertawa kecil dia menjawab pertanyaan ku. “Anakku... Tuhan itu memang ada, dialah eksistensi tertinggi dari kita semua, kami para Dewa hanya melakukan tugas yang di berikan-Nya” Dewa itu mengeluarkan cahaya yang sama saat seperti saat dia muncul, dan perlahan-lahan lenyap seperti di telan oleh cahaya itu. Tubuh ku mulai terlihat transparan karena mungkin ini adalah proses dari kelahiran kembali ke dunia yang baru, tiba-tiba aku merasakan sebuah benda menabrak ku dengan keras namun aku tak ter pental olehnya. Di kepala ku muncul ingatan-ingatan dari seluruh kehidupan orang yang bernama Varen Asthopelle. Naga, kerajaan, peperangan bahkan seluruh kekuatan dari Varen aku mengetahuinya. ****** “Selamat datang wahai anak manusia” Sebuah suara pria terdengar dari cahaya putih tadi, ketika cahayanya menghilang muncul seorang pria dengan mengenakan pakaian aneh serba putih dengan mahkota daun melingkar di atas kepalanya. “Kau sudah berusaha keras dalam mengalahkan Lucifer pada saat itu meskipun kau mati karena racun Hydra cincin biru yang Lucifer gunakan pada jarum-jarum itu, bahkan kami para Dewa hampir mustahil dapat bertahan dari racun itu” ucap pria itu. “Varen Asthopelle, aku akan memberikanmu pilihan, kau dapat meminta di lahirkan kembali ataupun hidup abadi di dunia realm” tambahnya Aku masih agak bingung dengan situasi saat ini namun dari cara bicara pria ini aku yakin bahwa dia tidak membual sedikitpun. “Ya dewa, setelah aku berhasil membalaskan dendam, aku tak memiliki penyesalan satu pun, dari pilihan yang tadi aku tidak masalah untuk dilahirkan kembali atau oun hidup abadi di dunia Realm, semuanya kuserahkan padamu Dewa” ucap ku sambil berlutut layaknya kesatria. “Hmm.... karena kau berkata begitu maka aku akan menempatkanmu di dunia Realm” ucapnya sambil memegangi jenggotnya. “Kau akan berada di sana sebentar lagi” tambahnya Dewa itu mengeluarkan cahaya yang sama saat seperti saat dia muncul, dan perlahan-lahan lenyap seperti di telan oleh cahaya itu. Sebenarnya aku tidak peduli mau ditempatkan dimana saja bahkan aku sudah terlalu lelah untuk memulai kehidupan baru. Sebuah jalan cahaya kecil muncul di depan ku saat ini, mungkin ini jalan yang akan menuju ke dunia Realm. Aku pun menyusuri jalan itu dengan hati-hati sambil melihat pemandangan sekitar ku yang berubah ketika aku menapaki jalan itu, pemandangan nya seperti di angkasa, gelap namun penuh dengan cahaya dari bintang-bintang yang tak terhitung jumlahnya. Saat di tengah-tengah perjalanan aku terjatuh karena jalan cahaya yang aku naiki menghilang secara tiba-tiba “Arrrrrrghhhhhhhhh” aku berteriak sekuat tenaga (Brukk) Aku merasa jatuh di tubuh seseorang, dalam sekejap di kepala ku muncul ingatan-ingatan tentang orang yang bernama Tendou Kazuya. Semua hal tentangnya merambat cepat ke kepalaku dari saat dia bayi, orang tuanya yang di bunuh dan terakhir saat dia terbunuh. Aku tiba-tiba menangis karena ingatan dari orang ini sangatlah menyedihkan. “Ya Dewa, sungguh malang orang ini” ucap ku sambil menangis. Aku merasa sangat kasihan hingga aku berpikir untuk mengabdikan hidup ku padanya. Sesaat kemudian aku merasa bahwa jiwa kami bersatu, namun aku tak ingin kembali lagi pada dunia manusia disana. Keinginan hidup Dari Kazuya lebih besar dari pada aku, maka aku akan merelakan jiwa ini agar bisa bermanfaat baginya. “Berjuanglah” ucap ku padanya hingga akhirnya aku menghilang sepenuhnya dari dunia fana ini. ******* Aku merasa sesuatu mulai masuk pada jiwa ku, kekuatan, insting, intuisi dari Varen mulai masuk pada jiwa ku dan bersatu dengan kekuatan yang di berikan oleh dewa. Jiwa kami bersatu namun hanya kesadaran ku yang bertahan sedangkan Varen tidak, dia lebih memilih hilang dan menyerahkan semua hal pada ku. BERJUANGLAH Itu adalah kata-kata terakhirnya sebelum akhirnya menghilang sepenuhnya. “Terima kasih, akan ku manfaatkan baik-baik semua kebaikanmu ini” ucap ku. ****** “Gelap sekali disini” pikir ku saat ini yang kebingungan karena tak bisa melihat apa-apa di kegelapan ini. Sebuah cahaya mulai terlihat sedikit demi sedikit kian membesar. (Oaaa....oaaaa....oaaaa) suara bayi menangis. “Selamat Tuan dan Nyonya Claymore anak anda laki-laki yang sehat” ucap seorang perempuan tua yang mengangkat dan memberikan tubuh ku pada seorang perempuan yang sedang terbaring di kasur dengan penuh keringat. “Lihatlah betapa tampan nya dia sayang, dia mewarisi wajahmu” ucap wanita itu pada seorang pria yang sedari tadi menunjukkan senyumnya pada ku. Pria itu mulai mengangkat dan menggendong ku di pangkuannya, kemudian berkata. “Dia juga memiliki rambut indahmu sayang, lihatlah betapa imut nya dia” “Yosh ... namamu adalah Arvin” ucap pria itu “Delwyn... Elan... lihatlah ini adik baru kalian” tambahnya, dua orang anak laki-laki mulai berjalan masuk ke ruangan dan berlari ke arah ku. “wahh dia sangat kecil dan lucu” kata salah seorang anak itu. “Ayah bolehkah aku bermain di luar dengan adik baru ku” ucap seorang anak yang lebih kecil dari anak yang tadi. “Hahahaha...... tidak boleh dulu sayang, adikmu masih belum bisa bermain denganmu karena dia masih sangat kecil” jawabnya sambil tertawa terbahak-bahak. Kedua pasangan ini adalah orang tua ku di dunia ini, ayahku bernama Rodney Claymore seorang pria berwajah tampan dengan perawakan bagaikan seorang prajurit yang melakukan banyak pekerjaan fisik, nampak berotot dari pakaian yang di kenakan tidak terlalu kekar dan tidak terlalu kerempeng sangat pas menurut ku. Ibuku bernama Casey Claymore dengan wajah cantik dan sorot mata yang memancarkan kasih sayang seorang ibu, memiliki rambut yang agak kemerahan dengan tubuh ramping dia adalah wanita tercantik di dunia ini yang pernah aku temui karena aku masih belum pernah pergi keluar rumah. Keluarga Claymore memiliki lima anggota keluarga dengan aku sebagai anggota terbaru, selain ayah dan ibu, ada dua orang lagi yang merupakan kakak laki-laki ku. Delwyn Claymore seorang anak berumur 5 tahun, sangat pengertian dan sangat baik sebagai kakakku. Dan yang selanjutnya adalah Elan Claymore, dia juga sangat baik pada ku. Hanya Elan yang memiliki warna rambut seperti ayah, berwarna hitam sedangkan aku dan Delwyn memiliki warna rambut sama seperti ibu. Kami hidup di pedesaan yang bernama Acton, yang merupakan bagian dari kerajaan Barthley, sebuah kerajaan yang sangat padat yang mayoritas penduduknya adalah manusia. Waktu terus berjalan, setelah sekian lama terpenjara di tumpukan daging yang hampir tak dapat melakukan apa-apa, saat ini aku sudah bisa merangkak, akhirnya tubuh ini dapat melakukan suatu hal yang berguna. Aku terjatuh dari kursi dan lutut ku yang mendarat duluan ke lantai, tidak sampai terluka namun hanya lecet. “Ibuu..... Arvin terjatuh dari kursi dan lututnya luka” ucap Delwyn dengan mata yang hampir mengeluarkan air mata. “Astaga sini ibu obati dulu” jawab ibu. Ibu menggendong dan menaruh ku di kursi tempat aku jatuh tadi sambil malantunkan kata-kata yang menurutku aneh. “Dengan kebaikan seluruh dewa, tolong beri keberkahanmu pada orang yang telah kehilangan kekuatannya” ucap ibu sambil memejamkan matanya dan tangan yang mengarah pada lutut ku yang lecet. “HEALING” Tangan ibu mulai memunculkan cahaya aneh berwarna kehijauan dengan di susul oleh menghilangnya lecet di bagian lutut ku dengan sedikit demi sedikit. Aku hampir melupakan bahwa aku terlahir kembali di dunia yang ada sihir, aku juga di berikan skill oleh Dewa dan yang aku peroleh dari Varen. Namun dengan tubuh ku saat ini aku sadar bahwa aku tak bisa melakukan apa-apa terhadap skill-skill itu. Aku harus mencari pengetahuan tentang sihir, pengetahuan tentang dunia ini, pengetahuan tentang dia yang disebut tuhan. Tak peduli seberapa besar ambisimu jika kau kekurangan informasi maka kau bisa saja terjatuh ke jurang tanpa dasar. Aku akan membunuh dia yang disebut sebagai Tuhan, tak peduli seberapa lama waktu yang di perlukan, tak peduli seberapa banyak pengikut dan penjaganya, tak peduli seberapa kuat dirinya. Aku pasti akan membunuhnya. (Braakk) suara pintu di buka dengan keras. “Arvin ayo berlatih”
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN