6
Jika kamu jatuh cinta. Maka kamu harus siap menanggung rasa kebencian.
;
Seperti yang di rumorkan, hari ini hanya akan diisi lomba dan tak ada pembelajaran. Ada beberapa lomba yang akan di adakan. Seperti, tarik tambang, balap karung, lomba pidato, lomba bernyanyi hingga pentas seni.
Jam masih menunjukkan pukul tujuh lewat, namun kelas 10 IPS-2 sudah sibuk dengan pemilihan kandidat yang akan mengikuti lomba. Fira dan Dimas lah yang menentukan siapa saja yang akan turun lapangan.
Adel sibuk dengan ponselnya yang tampak snagat serius. Sedangkan Alesha sibuk menatap keriuhan suasana kelasnya. Ya, beberapa anak yang di tunjuk tidak setuju dengan keputusan yang Dimas putuskan.
"Dim, gue gak mau ikut volly." protes Umi saat namanya di tulis di barisan lomba volly putri.
"Lo kan jago Volly Mi, lagian lo gak sendirian. Gue juga ikut ko." timpal Nindi.
Ya, sudah menjadi rahasia umum jika Umi dan Nindi memang lebih menonjol di bidang olahraga terutama Volly. Lagipula mereka berdua juga sudah beberapa kali mengikuti lomba serupa untuk mewakili sekolah.
Umi menggeleng "Gak, gue gak mau wakili kelas. Yang jago cuma gue sama Nindi, yang lain? gak ada kan?! udah pasti kalah, gue gak mau nanggung malu!"
Dimas menghela nafas, Alesha tersenyum memperhatikan ketua kelasnya itu yang sudah pasti sabarnya seluas samudra "Kalah atau menang itu gak penting Mi, kita cuma ngeramein."
"Oke. Kalo kalah jangan salahin gue!" finalnya. Dimas tersenyum tipis. Fira mengangguk lalu menuliskan nama Umi di papan tulis di barisan pemain Volly lainnya.
Dimas kembali mengedarkan pandangannya "Al, lo ikut tarik tambang bisa?" tanya Dimas.
Alesha yang memang belum mendapatkan jatah lomba hanya mengangguk setuju "Del, lo gimana?" tanya Dimas menatap Adel yang masih sibuk dengan ponselnya.
"Gue setuju semua keputusan elo."
Fira tersenyum, sekedar informasi Fira, Alesha, Wati dan Adel dulunya memang satu sekolah dan pernah satu kelas yang sama. Jadi Mereka cukup akrab meski Fira cenderung memilih memiliki teman baru.
Dimas menepukkan telapak tangannya "Oke keputusan gue udah final ya, kalian udah bawa kaos olahraga kelas juga kan?" tutur Dimas, semalah ia memang sudah menyuruh teman sekelasnya untuk membawa kaos kelas hari ini lewat grub chat.
"Ge baca ulang ya, Feri, Ferdi, Dimas, Ipul sama Galang ikut futsal putra. Gue, Vanessa, Dinda, Ayu sama Anggi ikut Futsal putri. Setelah bel pertama langsung ke lapangan futsal. Kapten sesuai diskusi kalian aja."
Nama-nama yang di sebutkan langsung bangkit dari tempat duduknya lalu mengeluarkan kaos kelasnya "Alesha, Adel, Alin, Fitri, sama Winda ikut tarik tambang putri. Romi, Fino, Alex, Rio, sama Slamet ikut tarik tambang putra. Jangan lupa minta sarung tangan di panitia."
Fira terus membacakan nama temannya yang akan mengikuti lomba, bahkan dua orang ada yang ikut dua lomba sekaligus. Seperti Vanessa, gadis cantik itu juga ikut pentas seni, ia akan bernyanyi dengan Dimas nanti.
"Oke, kita siap-siap ganti pakaean dulu abis itu kita keluar ke lapangan." perintash Dimas.
Seluruh manusia yang berada di kelas mengikuti perintah Dimas. Adel juga langsung memasukkan ponselnya kedalam ransel miliknya "Lo bawa bekel Al?"
Alesha mengangguk "Tumben."
"Gue males ke kantin, pasti banyak kakak kelas nongkrong." ucap Alesha.
"Balik sekolah jenguk Wati mau gak Al?"
"Naik grabcar mau? gue gak enak sama cowok lo." ucap Alesha.
Adel tersenyum, ia paham dengan ucapan Aelsa. Ia tahu jika gadis itu memang tak terlalu nyaman dengan cowok yang belum ia kenal dekat "Gue sama Riko udah mau dua tahun, lo masih gak enak sama dia."
"Gue gak suka aja. Maaf."
"Santai aja kali, lo gak benci sama dia aja gue udah bersyukur banget. Lagian gue juga gak maksa lo harus deket sama cowok gue, Riko emang cowok gue tapi lo tetep ada di hati gue dan gak bakal ada yang gantiin posisi lo dan Wati."
Alesha tersenyum "Makasih ya Del."
----
Hampir semua penghuni SMA garuda berkumpul di lapangan utama, mereka membentuk gerombolan kelas masing-masing. Semua lomba di adakan di lapangan utama jadi wajar jika sebagian besar anak-anak berada di sana selain Volly, Basket dan Futsal.
Alesha duduk di tangga dengan teman kelasnya. Adel juga selalu berada di sampingnya, Gadis berambut sebahu itu mengambil ponselnya yang berada di saku celana trening miliknya "Anjir!" kejut Alesha.
"Kenapa Al?" Tanya Adel.
"Gue di kirimi duit liama belas juta anjir." timpal Alesha sedikit berbisik agar teman-temannya tak terlalu mendengarnya.
Adel membungkam mulutnya tampak terkejut saat melihat notifikasi di ponsel sahabatnya itu "Alain? lo ada masalah apa sama dia Al?"
"Gak ada, gue ngasih rekening gue ke dia aja engga."
"Salah kirim kali Al, serem anjir dari Alain. Balikin aja Al."
Alesha mengangguk lalu menuruti ucapan Adel untuk mengembalikan uang Alain tanpa kurang satu perak pun "Udah gue balikin."
"udah gak usah di pikirin. Berdoa aja kalo dia bener salah kirim."
"Semoga aja."
Alesha memasukkan kembali ponselnya "Bagi yang mewakili kelas untuk mengikuti lomba tarik tambang putri mohon perwakilan satu orang untuk mengambil undian." suara pemandu lomba terdengar jelas.
"Al, lo aja sana yang maju. Badan lo kan kecil bisa nyempil-nyempil." ucap Winda.
Alesha mengangguk, lagipula mengambil undian bukanlah hal yang sulit. Gadis itu bangkit lalu menuju sumber suara yang berada di tengah lapangan utama "Doain biar lawan kita gak senior." ucap Alesha lalu berlari.
Pergerakan Alesha tak pernah lepas dari mata elang dari sang empu yang duduk tak jauh dari kelompok kelas Alesha.
Ia tak sendirian, beberapa temannya juga duduk di sekitarnya. Meski hanya duduk, Alain tetap menjadi pusat perhatian dari banyak mata kaum hawa tentunya "Al, lo gak jadi ikut basket?" tanya Bagas yang berada di sampingnya.
"Enggak, gue ikut tarik tambang aja." ucapnya lalu terkekeh setelahnya.
"Anjir, kalo lo gak ikut kelas kita udah pasti kalah bego." timpal Aldo.
"Gue gak peduli."
Mereka lupa dengan siapa mereka berbicara, Alain masuk sekolah saja sudah menjadi keajaiban apalagi mengikuti lomba. Mungkin otak cowok itu sedang konslet "Do, Alesha kelas berapa." tanya Alain dengan mata yang terus menatap Alesha tanpa lepas.
Aldo melongo "Alesha kelas sepuluh atau kelas sebelas? nama Alesha banyak bego di Garuda."
Bagas terkekeh "Alesha temen ceweknya Nino? kelas sepuluh IPS dia."
Alain menatap Bagas yang juga menatap Alesha "Lo kenal?" tanya Alain.
"Kenal, Wati sering ngajak dia ke cafe depan markas. Tuh, cewek rambut sebahu dengan senyum manis itu kan?" jelasnya sembari menunjukkan dengan matanya kearah Alesha yang tengah tersenyum lebar setelah menadapatkan nomor undian.
Aldo yang penasaran ikut menatap Alesha "Cantik, manis juga. Gak heran ketua Corvus kepincut." kekehnya.
Persahabatan mereka memang sudah lama, jadi tak heran jika mereka sudah tahu seluk beluk satu sama lain "Gue punya nomornya, lo mau?" tanya Bagas.
Alain langsung memberikan ponselnya kearah Bagas, dengan sennag hati Bagas memberikan nomor ponsel Alesha "Duit lo di balikin nih sama Alesha."
"Udah tau."
"Gue juga mau nomor dia dong Gas." ucap Aldo.
Alain menatap tajam kearah Aldo "Dia punya gue."
Aldo terkekeh "Bercanda gue."
"Jangan buat mainan Al, Alesha cewek baik-baik." ucap Bags lalu mengembalikan kembali ponsel milik sahabatnya setelah memberikan nomor Alesha.
"Tergantung sikap dia."
"Gue gak yakin Gas." ucap Aldo.
"Gue juga." sahut Bagas.
---
See you next part
salman
sellaselly12