bc

My i***t Husband

book_age16+
1.6K
IKUTI
17.2K
BACA
love after marriage
dare to love and hate
comedy
sweet
humorous
wife
husband
like
intro-logo
Uraian

Bagaimana jadinya? Ketika gadis berusia 21 tahun dijodohkan dengan pria yang memiliki kelainan (Autism Spectrum Disorder). Diusianya yang masih labil ia harus menjadi istri dari pria yang bertingkah seperti anak kecil, alih-alih menjadi seorang istri, justru ia malah seperti beby sitter. Belum lagi, ia menemukan seorang bayi yang membuat kerepotannya bertambah berkali-kali lipat.

Walaupun sudah menikah, ia tetap nekad menjalin hubungan dengan pria yang dicintainya.

***

"Dosa besar apa sih, yang gue lakuin? Sampe gue harus punya suami i***t kayak, lo!" Audrey melempar buku tugasnya yang basah karena tertumpahan minuman yang dibawa oleh suaminya.

"Maaf," cicit Toby pelan. Suaranya parau dengan mata yang mulai berkaca-kaca.

***

"Toby? Lo tau siapa nama manusia yang paling gue benci di dunia ini?" tanya Audrey seraya menoleh ke arah suaminya.

"Siapa?" tanya Toby penasaran.

Audrey kembali menatap lurus ke depan, lalu berkata, "Toby Kayamba."

Toby tersenyum manis, tatapan matanya tak dapat berbohong, hatinya sakit mendengar ucapan Audrey barusan.

"Tapi Audrey Julyana manusia yang paling Oby sayang," ucapnya tulus dengan senyuman manis yang masih tercetak jelas di bibirnya.

"Gak peduli," timpal Audrey tak acuh.

***

"Ody, cowok itu siapa?" tanya Toby ketika melihat seorang pria yang berdiri di samping Audrey.

"Cowok gue," jawab Audrey.

"Malam ini lo tidur sendiri, gue mau tidur sama Faisal." Audrey pergi ke kamar diikuti oleh Faisal di sampingnya.

Toby menatap punggung Audrey dengan nanar, "Bunda, Oby sayang sama Ody tapi dia jahat," cicitnya pelan seraya menyeka air mata yang hampir menetes di pipinya.

chap-preview
Pratinjau gratis
Dijodohkan di Hari Ulang Tahun
Audrey Julyana gadis yang lahir di bulan Juli itu baru saja menginjakkan usianya yang ke-21 tahun. Namun, bukannya mendapatkan hadiah spesial ataupun hanya sekadar ucapan selamat ulang tahun. Ia justru dikejutkan dengan keputusan orangtuanya yang akan menjodohkan Audrey dengan pria yang tidak ia kenali. Audrey tidak habis pikir dengan keputusan sepihak dari orangtuanya, mereka sama sekali tidak memberinya kesempatan untuk menolak, ia memang suka membaca buku atau novel yang menceritakan tentang perjodohan. Namun, dia tidak menyangka bahwa hal itu akan terjadi juga dalam hidupnya. *** "Kami minta kamu menikah secepatnya dengan putra sahabat Ayah," ujar ayahnya. "Apa sih, Yah? Aku gak mau dijodohin!" tolak Audrey tak terima, bagaimana mungkin ia menikah dengan pria yang tidak dicintainya. "Ayah gak perlu persetujuan dari kamu, Ayah hanya ingin kamu mempersiapkan diri, untuk tanggal pernikahan dan urusan yang lainnya sudah kami siapkan dari jauh-jauh hari," ujar ayahnya dan berniat pergi begitu saja karena tidak ingin mendengar kata penolakan dari putrinya. Namun, teriakan Audrey menghentikan langkahnya. "Ayah! Aku gak bisa, aku udah punya pacar dan dia yang akan menikahi aku bukan pria lain ataupun pria pilihan Ayah!" kata Audrey dengan napas memburu menahan luapan emosinya agar tidak meledak berlebihan, setidaknya ia masih tahu sopan santun sedang berbicara dengan siapa ia saat ini. Ayahnya berbalik seraya tersenyum miring menatap Audrey, "Oh, ya? Tadinya Ayah tidak akan menerima penolakan darimu tapi jika kekasihmu itu lebih baik dari pria pilihan Ayah, mungkin semuanya masih bisa dipertimbangkan," ujar ayahnya remeh, kemudian melanjutkan langkahnya menjauh. Audrey menghela napas lega dan tersenyum senang, "Bu, bilang sama ayah kalo aku bakalan bawa pacar aku ke rumah secepatnya." "Iya, Sayang. Maafin Ibu, ya? Ibu gak bisa berbuat apa-apa, karena ini juga sudah menjadi janji ayah kamu dan sahabatnya untuk menjodohkan kalian. Karena kamu satu-satunya anak perempuan kami, jadi kamu yang terpaksa harus dijodohkan dengan putra semata wayang pak Ibrahim," tutur ibunya dengan nada getir. Di sisi lain ia juga tidak tega melihat putrinya harus menikah dengan pria yang tidak dicintainya, tetapi apa boleh buat? Janji tetaplah janji dan tak mungkin diingkari. *** Audrey sedang berada di apartemen milik kekasihnya untuk membicarakan tentang pernikahan. "Sal, kamu mau 'kan nikahin aku?" tanya Audrey pada Faisal—kekasihnya. Faisal yang sedang berkutat dengan laptopnya itu menoleh cepat ke arah Audrey, "Hah? Nikah?" Faisal tertawa seolah pertanyaan Audrey itu hanyalah sebuah lelucon. "Kamu ini aneh deh, kok tiba-tiba minta nikah." "Sal, aku serius!" "Ya, aku juga serius. Lagian 'kan kamu tahu kalo aku gak siap jika harus nikah muda, hidup ini masih panjang, ngapain sih buru-buru nikah?" "Kamu sayang gak sih, sama aku?" "Lho, kok nanya gitu. Ya, jelas sayang 'lah" "Kalo kamu sayang sama aku, kamu harus datang ke rumah dan bilang sama orangtua aku, kita bakalan nikah," tegas Audrey. "Iya, nanti kalo aku udah siap, ya? Sayang." "Sekarang, Sal!" "Kamu stres? Kok gak paham juga dari tadi maksud aku gimana, aku gak mau nikah!" bentak Faisal, kini emosinya mulai terpancing, ia belum ingin menikah tapi Audrey malah memaksanya untuk menikah dalam waktu dekat. Faisal itu tipe pria yang tidak suka terikat dalam pernikahan, walaupun usianya sudah 24 tahun, tetapi menurut dia itu masih terlalu muda untuk berumah tangga. Ia tidak ingin menghadapi permasalahan yang sering terjadi antara suami-istri, menurutnya pacaran saja sudah sangat merepotkan, apalagi jika ia menikah? Sudah dipastikan ia tidak akan kuat nantinya. Menikah itu butuh persiapan lahir dan batin, segala sesuatunya harus dipikirkan secara matang. Audrey menggeleng tak percaya menatap Faisal, matanya mulai berkaca-kaca, padahal dari dulu Faisal tidak pernah membentaknya. Bahkan, kekasihnya itu adalah pria paling sabar yang pernah Audrey temui, tetapi hanya karena ia membahas soal pernikahan, Faisal jadi berani membentak Audrey. Ia tahu bahwa kekasihnya itu tidak pernah mau menikah dalam waktu dekat dan Audrey dapat memakluminya. Akan tetapi, andai saja ini bukan karena perjodohan itu ia juga tidak akan meminta Faisal untuk melamarnya sekarang, ia juga tidak menyangka jika respon Faisal akan seperti ini. 'Ya Tuhan, lalu aku harus bagaimana? Apakah aku harus menerima perjodohan ini' bisiknya dalam hati. *** Hari ini Audrey terpaksa harus menghadiri acara makan malam bersama keluarga dari calon suaminya. Karena Faisal tidak mau menikahinya, jadi ia terpaksa menerima perjodohan ini. Acara makan malam kali ini juga sebagai pertemuan pertama antara mereka, Audrey tidak tahu bagaimana bentukan pria yang akan menjadi suaminya. Apakah tampan atau tidak? Masih muda atau justru sudah tua bangka? Entahlah ia tidak tahu, tetapi mungkin saja tebakan yang terakhir itu salah. Karena ayahnya mengatakan bahwa calon suaminya itu satu tahun lebih tua darinya, yang artinya pria itu masih muda 'kan? "Sayang, kamu sudah siap?" tanya ibunya sedikit berteriak, seraya mengetuk pintu kamar Audrey yang terkunci dari dalam. Tadinya Audrey memutuskan untuk kabur tapi ia mengurungkan niatnya karena ia tidak ingin hidup susah di luaran sana. Mengingat dirinya yang masih kuliah dan belum memiliki pekerjaan, jadi ia tidak mau menerima risiko jika dia harus menjadi gelandangan setelah kabur dari rumahnya. "Iya, Bu. Aku sudah siap," jawab Audrey seraya membuka pintu kamar. Ibunya tersenyum manis ketika melihat penampilan anaknya yang terlihat sangat cantik malam ini. "Kamu cantik sekali, Nak," puji ibunya. "Ayo kita kebawah sekarang, keluarga calon suamimu sudah datang." Jantung Audrey terasa berdetak lebih cepat dari biasanya, dadanya berdebar kencang karena akan bertemu dengan seseorang yang akan menjadi suaminya nanti. Ia takut apa yang dipikirkannya menjadi kenyataan. 'Semoga saja dia tidak seburuk apa yang aku pikirkan' bisiknya dalam hati. Kemudian mengikuti langkah sang ibu yang merangkulnya untuk berjalan ke lantai bawah, dimana ia akan bertemu dengan pria itu untuk pertama kalinya. *** Sedari tadi seorang pria terus mondar-mandir di dalam apartemennya, kamar yang berantakan dengan barang yang tidak diletakkan di tempat yang seharusnya. Bekas kaleng minuman berserakan di lantai, puntung rokok dimana-mana, entah sudah berapa banyak ia menghisap benda itu. Pria itu adalah Faisal, beberapa hari setelah kejadian dimana kekasihnya itu meminta untuk dinikahi berakhir dengan hilangnya komunikasi. Entah kemana kekasihnya itu, apakah sebegitu marahnya 'kah dia? Sampai tidak bisa dihubungi hingga saat ini. Namun, jujur saja. Ia menyesal sekarang, ia tidak sanggup jika harus kehilangan kekasihnya, karena ia begitu mencintai Audrey. Akan tetapi, ia juga tidak bisa untuk menikah dalam waktu dekat. Apakah Faisal tidak tahu? Jika yang dibutuhkan seorang wanita itu hanya satu, yaitu kepastian. Ia harus siap jika sewaktu-waktu harus kehilangan orang yang ia sayangi, karena ketakutannya itu sendiri. Ya, Faisal memiliki trauma tersendiri terhadap pernikahan, karena melihat pertengkaran hebat antara kedua orangtuanya sendiri yang mengakibatkan rumah tangga mereka kandas di masa lalu.

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

Hasrat Meresahkan Pria Dewasa

read
30.3K
bc

TERNODA

read
198.7K
bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
155.8K
bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
188.6K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
233.7K
bc

Setelah 10 Tahun Berpisah

read
58.0K
bc

My Secret Little Wife

read
132.1K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook