episode 14.

1208 Kata
Kemacetan adalah hal yang biasa terjadi di kota besar, bukan hal aneh memang mau itu terjadi kapan saja. Apa lagi seperti jam pulang kantor benigi , para pengendara roda dua mau pun roda empat saling mencoba mendahului. Tin Tin Tin. suara klakson saling membalas satu dengan yang lainnya, Rama pun melakukan hal yang sama dengan para pengendara yang lain.Sudah hampir lima belas menit tapi mobilnya masih belum beranjak secenti pun dari tempat itu. Hari ini rencananya Rama akan pergi ke rumah Camelia, ia akan membujuk camelia untuk memaafkan kesalahannya. Ini juga kesempatan bagus, karena Siska sedang tidak ada di rumahnya hari , karena ia beberapa hari ini pergi keluar kota untuk urusan kantor. kesempatan ini ia gunakan untuk merayu Camelia lagi, supaya ia mau tetap berhubungan dengannya walaupun ia sedang menjalin hubungan dengan Siska. Katakan lah dirinya b*****n karena menginginkan kedua kakak beradik itu sebagai miliknya. Ia menyukai siska tapi ia juga sangat menyukai Camelia, gadis yang selalu ceria dan energik sehingga membuat harinya menyenangkan. Dua gadis yang memiliki ke lebihan masing - masing, sang adik ceria dan energik sementara sang kakak dewasa dan mengerti segala sesuatu tentang yang menyenangkan. Ah Rama pusing memikirkan dua kakak beradik yang sangat menyita otaknya itu. Sepanjang perjalanan Rama memikirkan kemungkinan - kemungkinan yang akan terjadi, tapi ia sangat berharap bahwa Camelia akan memaafkannya. Rama melihat bunga lili putih yang sudah ia belikan untuk Camelia di jok samping tempat ia duduk , Camelia pasti akan sangat senang menerima bungan kesukaannya itu. Memarkirkan kendaraannya di luar pagar rumah ke dua orang tua Camelia, Ram keluar dengan percaya diri, ia menekan bel kemudian berdiri dengan wajah yang menampilkan senyum. Ia sudah tidak sabar untuk melihat Camelia terkejut yang melihat ke dagangannya. Cecklek.. Bunyi pintu yang terbuka membuat Rama menampilkan senyum lebarnya, berharap bahwa Camelia sang kekasih yang membukakan pintu untuknya. Tapi senyumnya langsung surut di ganti dengan wajah kaget, yang buru - buru ia ubah jadi senyum manis walau agak paksa. " Rama..? " terdengar suara yang agak terkejut. " Kok kamu kesini gak bilang sih sayang. " Siska terdengar senang. Rama yang masih terkejut, dan menampilkan senyum aneh hanya mengerjapkan matanya beberapa kali, ia tidak menyangka bahwa yang membukakan pintu adalah siska bukan Camelia. Ia pikir siska masih ada di luar kota makanya ia kesini untuk merayu Camelia lagi. " Hei..!! " ucap Siska menyadarkan Rama dari keterkejutannya. Refleks Rama langsung tersenyum , berusaha tidak membuat Siska curiga. " Hai.. Kejutan " ucap Rama tiba - tiba. karena tidak ingin membuat siska curiga. " Kamu romantis banget sih, datang tiba - tiba terus repot - repot bawain bunga lagi " Siska tersipu malu melihat sikap Rama yang sangat romantis menurut Siska. Rama mendengar Siska menyebutkan bunga langsung melihat kearah tangannya yang memegang buket bunga lili putih. Ia sedikit meringis dan bersusah menormalkan raut wajahnya yang tegang. Ia menampilkan senyum lebarnya. " Ah iya, bungan cantik untuk gadis tang cantik pula " goda Rama pada Siska. Siska yang mendengar rayuan dari Rama tak bisa menahan semburat merah muda di pipinya. Ia menerima bunga lili putih itu dengan wajah berseri - seri. " Terimakasih " kata siska dengan tersenyum malu. " Oh ada nak Rama ternyata ?" ucapan Hana mengagetkan mereka berdua. " Iya tante, apa kabar ?" rama mengambil tangan Hana untuk di cium setelah menormalkan rasa terkejutnya. " Kok gak di suruh masuk sih kak ?" tanya Hana pada putri sulungnya. " Ayo masuk nak Rama, pasti mau ketemu Lia ya ? tapi Lia ya belum pulang tuh. " ucapan Hana mengagetkan mereka berdua ,yang membuat wajah keduanya berubah cemas. " ga_ gak apa - apa tante, sya menunggu saja boleh ?" kata Rama agak gugup, apalagi setelah melirik kepada Siska yang menatapnya resah. " Ya boleh donk masa gak boleh " Hana berkata dengan senyum ramah yang tak lepas dari bibirnya. " Ya udah kakak temenin nak Rama dulu ya, bunda mau bikin minum dulu " pamit Hana yang langsung pergi ke dapur. Huh Mereka menghembuskan nafas lega ketika Hana sudah pergi ke dapur meninggalkan mereka berdua. " Hubungan kamu sama Camelia sudah berakhir kan Ram ? " tanya Siska tiba - tiba setelah beberapa saat hening. Rama yang di tanya begitu mengerutkan keningnya bingung, Siska yang melihat Rama manatapnya bingung mengulang kembali pertanyaannya. " Kamu sama Lia sudah putuskan Ram? kamu udah gak ada rasa lagi kan sama Lia ? " tanya Siska dengan tak sabar. " Entah lah , waktu itu memang Lia sudah bilang putus tapi aku gak tau itu beneran apa gimana, soalnya kan waktu itu Lia kan lagi emosi !" jawab Rama dengan tak yakin . Mereka terdiam dengan pikiran masing - masing, Rama yang berpikir untuk mempertahankan hubungannya dengan Camelia walau pun ia juga menjadikan Siska sebagai kekasih. Sedangkan Siska sangat - sangat ingin kalau memang hubungan Lia dengan Rama memang sudah benar - benar berakhir, karena ia sudah benar - benar mencintai Rama, walaupun ia harus membuat sang adik terluka. #### Camelia menekuk wajah cantik nya lantaran kesal dengan kelakuan Desi, bagaimana tidak kesal, tugas yang seharusnya Desi kerjakan sendiri akhirnya jadi melibatkan dirinya dan juga Laras. Karena Desi salah mengerjakan laporan keuangan. Yang seharusnya bulan lalu menjadi lima bulan lalu. " Lo sih Des, kalau kerja jangan mikirin marathon drakor mulu, jadi gini kan " Omel Laras tanpa henti. " Gue kan mau kelonan Desi sama guling gue lo gak tahu yah.. " kali ini Camelia yang mengomel. Desi yang merasa bersalah pun jadi tak enak lantaran karenanya, kedua temannya itu harus ikut lembur juga. " Iya - iya maaf deh, kemaren kayaknya gue salah ngambil berkas. " Desi mengalah karena ini memang kesalahannya. " Lah emang salah Dedes bukan kayaknya " Camelia menimpali dengan dengan ekspresi jengkel. " Sudah - sudah yuk balik ini udah mau selesai, besok pagi aja kita lanjut lagi. Gue capek banget nih " Kata Laras yang sudah menyandarkan punggungnya di kursi yang ia duduki. " Ya usah yuk gue juga capek " Camelia juga melakukan hal yang sama seperti Laras. Desi yang melihat teman - temannya, kelelahan dirinya juga merasakan hal yang sama, " Ya udah yuk balik, besok gue datang pagi - pagi buat beresin ini " balas Desi dengan ekspresi wajah yang sama lelah. Yang di balas dengan anggukan dari kedua temannya. " Lo balik naik apa Lia? " tanya Laras sambil berdiri setelah selesai membereskan meja kerjanya. " Lia bareng gue " Desi menjawab pertanyaan yang di tujukan untuk Camelia.Camelia yang mendengar hanya menatapnya seakan bertanya " kenapa gue balik bareng lo ". Desi yang mengerti arti dari tatapan camelia menjawab. " Lo kan jomblo ,jadi gue takut lo kesepian " jawab Desi dengan ekspresi pura - pura sedih. " S****n lo ..." Camelia memelototkan matanya mendengar perkataan Desi. Sedangkan sang pelaku mengangkat kedua jari tangannya berbentuk huruf V, yang di susul tawa keras dari kedua temannya. " Kayak lo bukan jomblo aja " ejek balik Camelia, yang di balas dengan wajah tak terima. " Eh gue bukan jomblo tapi singel ya " elak Desi yang di bilang jomblo juga. Ha ha ha Tawa Laras pecah mendengar kedua temannya tak ada yang mau di bilang jomblo. " Sudah - sudah sesama jomblo di larang bertengkar " canda Laras yang mengundang tatapan tajam dari dua temannya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN