episode 13.

1170 Kata
Suasana aula pertemuan terdengar sangat ramai, walau pun Arya masih berada agak jauh dari tempat yang akan ia masuki. Saat ini ia bersama beberapa orang direksi yang yang bergabung dengan perusahaan ayahnya ini. Sepanjang perjalanan mereka tampak berbincang ringan mengenai banyak hal, karena ia orang baru jadi ia berusaha untuk mengarahkan diri supaya tahu sifat dan watak setiap orang yang berada di sekitarnya. Suasana langsung hening begitu rombongan yang membawa Arya masuk, seketika membuat suasana yang tadinya ramai jadi senyap. Arya berjalan dengan percaya diri walau pun ia sedikit agak risih karena tatapan mata yang memandangnya, ia juga bisa mendengar Bisik - bisik yang membicarakannya, tapi sebisa mungkin ia mengacuhkannya. Arya mendudukan b****g nya di kursi yang di sediakan untuk dirinya. " Banyak yang bening nih , Ar.. !" bisik Toni yang duduk tepat di samping kursi yang ia duduki dengan menaik turunkan alisnya. Arya yang mendengarnya hanya menggelengkan kepalanya, mendengar apa yang di ucapkan sahabatnya itu. Arya mulai memperhatikan setiap orang yang hadir di tempat ini, matanya memandang terus menjelajahi aula tempatnya saat ini tanpa minat. Hingga ia langsung membulatkan matanya begitu ia melihat wajah yang tak asing di matanya, yang sedang menatap ke arahnya dengan wajah terkejut. Arya tersenyum miring melihat wajah yang sedang menatapnya dengan pandangan terkejut, sehingga tanpa sadar ia malah tersenyum, yang membuat semua staf wanita memekik tertahan melihat senyuman dari sang bos baru. " Kita ketemu lagi Camelia " gumam Arya dengan senyum yang tak ia coba untuk ia sembunyikan. Sementara Camelia yang melihat Arya yang ada di depan sana mencoba menyembunyikan wajahnya supaya Arya tidak bisa melihatnya. " Jerapah " ucap Camelia kaget. " Kenapa Jerapah nyebelin bisa di sini. ?" Gumam Camelia. Desi yang melihat Camelia bergerak tidak nyaman merasa heran, " Loe kenapa sih Lia " tanya Desi dengan wajah khawatir. " Eh.. Gak apa - apa. Itu bos baru yang mana, trus siapa namanya loe tahu gak " tanya Camelia beruntun gak sabar. " Kalau gak salah namanya Arya Hermawan, kayaknya sih itu yang duduk paling tengah. " Desi menjawab dengan tidak yakin. " Loe gak tahu? " tanya Camelia lagi, berusaha untuk menyangkal pikirannya. " Kan gue belum liat langsung, cuman dari gosip karyawan aja. Kenapa sih loe, penasaran ya ?" Goda Desi pada Camelia. " Enak aja gak ya, gue gak penasaran cuma mau tahu aja !!" elak Camelia sambil mengalihkan pandangannya ke lain arah supaya Desi tidak menggodanya lagi. " Baik kepada bapak Arya Hermawan silahkan memperkenalkan diri, dan mungkin ada kata - kata yang ingin di sampaikan kepada para staf yang hari ini berada di sini. " kata - kata pembawa acara menyadarkan Camelia yang dari tadi tidak fokus. Arya yang merasa di panggil pun akhirnya berdiri untuk memperkenalkan diri sebagai direktur yang baru menggantikan ayahnya. " Selamat siang semua, saya Arya Hermawan yang akan memimpin kalian mulai dari sekarang, menggantikan pak Heru Hermawan yang merupakan papa saya. Mohon kerja samanya dan terima kasih. " ucap Arya singkat sebagai kata - kata perkenalannya, tapi tatapan Arya fokus pada satu titik dimana Camelia berada. Sepanjang acara perkenalan itu Camelia berusaha bersikap santai, " Gak mungkin kan dia inget gue, kan gue sama dia cuman ketemu sekali doank. Tapi kayaknya dia kenal gue deh." hibur Camelia pada dirinya sendiri. " Ah bodo amat deh gue, emang kalau dia inget gue kenapa ? kan gue gak saling kenal. Iya gue gak saling kenal " Camelia yakin bahwa Arya akan lupa dengan dirinya, karena kan mereka gak saling kenal. Lain halnya dengan Arya selama acara berlansung ia masih memperhatikan Camelia di sela - sela iya menanggapi obrolan dengan beberapa manager yang mencoba mencari perhatiannya. Ia tersenyum memikirkan apa yang akan ia lakukan pada gadis itu nanti. " tunggu saja Camelia " batin Arya bicara.Toni yang melihat sahabat sekaligus bosnya itu tersenyum misterius merasa aneh. " loe kenapa sih, dari tadi gue liat loe senyum terus? " Toni bertanya dengan penasaran, karena tidak biasanya sahabatnya ini banyak tersenyum. " Ntar loe juga tau " ucap Arya masih dengan senyum misterius. Toni yang mendengar ucapan Arya hanya mendengus jengkel. Tanpa memperdulikan kejengkelan temannya, Arya berniat pergi meninggalkan aula karena acara sudah selesai. Walau pun masih banyak para staf yang masih berada di aula tersebut. Camelia merasa lega karena tidak melihat Arya lagi di aula. " Huft " helaan nafas lega hembuskan karena merasa bebas , entah untuk hal apa. Yang pasti ia merasa lega. " Balik ke ruangan lagi yuk !" ajak Camelia sambil berdiri kepada kedua temannya. " Ayo gue masih banyak kerjaan nih, belum beres ntar keburu di tagih pak Teguh " Desi berdiri menyusul Camelia yang sudah berdiri dari tadi. " Ayo... Kami duluan ya semua! " pamit mereka kepada staf HRD yang masih ada karena mereka masih mengobrol " Oke.. Bye " lambaian tangan sebagai tanda perpisahan. Sepanjang perjalanan mereka menghidupkan bos baru mereka, " Pak Arya ganteng banget ya ? cool gimana gitu bikin penasaran. " Laras berbicara secara tiba - tiba. " Iya ganteng banget, sumpah parah " Desi dengan semangat menjawab pertanyaan Laras. Camelia tidak menanggapi apa yang di bicarakan oleh kedua temannya, " kalian belum tahu saja dia punya sifat yang menyebalkan " batin Camelia. Tapi gak mungkin ia mengatakan kalau ia pernah bertemu dengan bos menyebalkannya itu. " Udah ah buruan gue capek pengen pulang cepet," Camelia berjalan cepat meninggalkan teman - temannya yang masih asik membicarakan Arya. ### " Saya rasa cukup materi untuk hari ini, kita akan bertemu kembali tiga hari mendatang dan saya akan melakukan kuis untuk melihat apakah kalian sudah paham atau belom, dengan materi yang saya ajarkan hari ini.. Kelas hari ini saya tutup terima kasih. " ucap seorang dosen mengakhiri kelasnya. " Baik pak.. " ucap bersemangat terdengar dari para mahasiswa yang hadir. Setelah mendengar jawaban dari para muridnya ia kemuliaan meninggalkan ruangan kelas. " Pak Rama " panggil seseorang, membuat yang di panggil kembali kan badannya untuk melihat siapa yang memanggil namanya. " Iya ada apa? " tanya Rama setelah mengetahui ternyata salah satu mahasiswi yang memanggilnya ternyata. " Maaf pak saya mau tanya jadwal bimbingan untuk skripsi saya ,kapan ya pak? " tanyanya dengan sedikit malu, karena sang dosen menatapnya dengan bibir menampilkan senyum ramah. " Oh itu besok ya, kamu datang datang ke ruangan saya. karena jadwalnya ada di sana dan saya agak lupa ! Tidak apa - apa kan ? " tanya Rama dengan raut menyesal karena tidak bisa langsung beri tahu jadwal nya langsung. Mendengar nada tak enak dari Dosennya sang mahasiswi merasa tak enak hati juga, kemudian menggelengkan kepalanya. " Eh gak apa - apa pak ,harusnya saya yang minta maaf, karena saya yang lupa bukan bapak. Baik pak besok saya akan ke ruangan bapak saja " jawab sang mahasiswi dengan menampilkan raut wajah semangat. " Baiklah kalau begitu, saya duluan ya !" pamit Rama kemudian. Senyum terbit dari bibir sang gadis ,karena senang bisa mendapatkan dosen pembimbing yang menjadi salah satu dosen idola di kampusnya. " Ah ... Andaikan gue jadi ceweknya " monolog sang gadis tertawa senang. by cha88.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN