Chapter 07

1259 Kata
Yi Tan memasuki kawasan pasar, di mana aktivitas penduduk di daerah itu cukup padat. Hal itu membuatnya sedikit kesulitan untuk menemukan keberadaan Yi Seok. Yi Tan menghentikan langkahnya di depan sebuah toko kain. Sejenak memperhatikan area sekitar hingga pandangannya menemukan sebuah tandu yang sempat ia hadang berada tidak jauh dari tempatnya berdiri saat ini. Yi Tan kembali memandang sekitar. Namun kali ini bukan Yi Seok yang ia cari, melainkan wanita muda yang pergi dengan tandu itu. Dan tanpa Yi Tan sadari bahwa wanita muda yang ia cari justru berada di balik punggungnya. Wanita muda itu keluar dari toko kain. Namun langkahnya harus terhenti karena seorang bangsawan menghalangi jalannya. Tak langsung menegur, wanita muda itu sejenak memperhatikan Yi Tan. Merasa asing dengan wajah itu karena memang tak banyak bangsawan muda di sana, begitupun tak banyak wanita muda keturunan bangsawan yang belum menikah seperti dirinya. Wanita muda itu hendak menegur Yi Tan, namun perhatian semua orang teralihkan oleh keributan yang terjadi di ujung jalan. "Minggir semua! Buka jalannya!" pekik seorang pria yang tengah menunggang kuda. Namun pria itu tak sendirian karena ada beberapa kuda yang menyusul di belakang. Semua orang berhamburan mencari tempat yang aman untuk berlindung. Yi Tan yang berdiri di pinggir jalan mengambil langkah mundur ketika beberapa orang hampir menabraknya, namun karena hal itu dia kehilangan keseimbangannya. Wanita muda di belakang Yi Tan yang melihat hal itu refleks mengulurkan tangannya untuk menolong sang Pangeran. Wanita muda itu mendapatkan kedua lengan Yi Tan, namun karena kekuatannya tak lebih kuat dari Yi Tan. Wanita muda itu justru ikut jatuh bersama Yi Tan. Keduanya jatuh menimpa etalase dengan tumpukan kain yang kemudian menindih mereka ketika etalase itu patah. Namun saat itu kepala Yi Tan justru menimpa lengan sang wanita muda yang hendak menolongnya. "Aigoo! Apa-apaan mereka!" Protes penduduk setempat mulai terdengar. Namun dunia Yi Tan seakan berhenti ketika sebuah kain yang menutupi wajahnya terangkat. Menemukan wajah asing yang untuk kali ke dua ia lihat hari itu. Keduanya sama-sama terkejut dan belum bisa memberikan reaksi lebih terhadap apa yang terjadi sana. Namun wanita muda itu lebih dulu menyadari posisi kepala Yi Tan sehingga ia langsung menarik tangannya dan membuat kepala Yi Tan terbentur etalase. Sang Pangeran langsung memegangi kepalanya, berusaha untuk tidak merintih. "Aigoo! Nona Si Hyeon!" pekik wanita paruh baya pemilik toko kain saat baru saja keluar dari dalam toko dan melihat sang Nona Muda berbaring di atas tumpukan kain. Wanita itu segera menghampiri wanita muda yang baru saja ia panggil dengan nama Si Hyeon. Dan jika begitu, tidak salah lagi. Wanita muda itu adalah Kim Si Hyeon, anak perempuan bangsawan Kim yang telah dijodohkan dengan Yi Tan. "Nona Si Hyeon, Nona baik-baik saja?" Wanita pemilik toko kain itu membantu Si Hyeon bangkit. Namun saat itu, sekali lagi tanpa disadari oleh para manusia. Benang merah kembali mengikat jari kelingking Yi Tan. Namun kali ini benang merah itu memiliki ujung yang juga mengikat jari kelingking wanita muda bernama Kim Si Hyeon itu. Dengan bantuan dari sang pemilik toko, Si Hyeon terduduk di atas kain yang berserakan. "Aigoo ... bagaimana Nona bisa sampai terjatuh seperti itu?" Sang pemilik toko kain tampak khawatir. Saat itu Yi Tan bangkit tanpa menerima bantuan dari siapapun. Dan saat itu sang pemilik toko kain baru menyadari keberadaan Yi Tan. "Tuan Muda baik-baik saja?" "Aku baik-baik saja. Aku minta maaf atas kekacauan ini. Aku kurang berhati-hati," ucap Yi Tan dengan tulus. "Eih ... itu bukan salah Tuan Muda. Orang-orang itu memang sering membuat keributan di sini." Si Hyeon menengahi. "Aku akan mengganti semuanya." Sang pemilik toko segera menolak. "Tidak ... Aigoo! Nona Si Hyeon tidak perlu melakukan hal itu. Tunggu sebentar, aku akan mencari orang-orang itu." Sang pemilik toko kain beranjak dan pergi untuk mencari keempat pembawa tandu yang datang bersama Si Hyeon. Dan setelah kepergian wanita paruh baya itu, suasana canggung tak bisa dihindari. Dengan ragu tatapan keduanya saling bertemu, namun dalam waktu bersamaan langsung berpaling. Tangan Si Hyeon perlahan mencengkram roknya karena merasa terlalu gugup, dan hal itu membuat benang merah yang menghubungkan jari kelingking keduanya sedikit tertarik. Yi Tan kemudian menjadi orang pertama yang bangkit. Dan ketika Si Hyeon berada dalam kebimbangan untuk menentukan sikap, kala itu sebuah uluran tangan datang padanya. Perlahan Si Hyeon mengangkat wajahnya, kembali bertemu dengan tatapan teduh sang Pangeran. Yi Tan kemudian berkata, "jika Nona tidak keberatan, izinkan aku menawarkan bantuan kepada Nona." Sempat terlihat bimbang. Pada akhirnya Si Hyeon menerima uluran tangan itu dengan ragu. Dan dengan bantuan dari Yi Tan, wanita muda itu kembali berdiri. Kedua tangan yang saling bertautan itu lantas terlepas. Yi Tan berbicara dengan sedikit canggung. "Aku meminta maaf atas kecerobohanku. Aku harap Nona tidak terluka." "Aku baik-baik saja. Tapi ... sepertinya Tuan Muda harus berhenti." Dahi Yi Tan sedikit mengernyit, merasa bingung dengan ucapan Si Hyeon. "Apa yang sedang Nona bicarakan?" "Tuan Muda harus berhenti untuk berdiri di tengah jalan." Si Hyeon tersenyum di akhir kalimat guna terlihat lebih sopan saat memberikan sebuah peringatan kepada bangsawan asing yang ia temui hari itu. Yi Tan terlihat serba salah dan merasa kesulitan untuk menjawab hingga tanpa sadar dia justru tersenyum lebar sembari meraba tengkuknya. THE PRECIOUS KING AND THE NINE TAILED// Yi Tan memperhatikan tandu yang membawa Si Hyeon meninggalkan tempat itu. Tanpa adanya perkenalan, keduanya berpisah begitu saja dan tetap menjadi orang asing. "Bukankah dia sangat cantik?" Yi Tan langsung menoleh ke sumber suara yang berasal dari arah samping. Dan di sanalah ia menemukan Yi Seok yang baru saja berbicara. "Ke mana saja Pangeran? Kenapa tiba-tiba menghilang?" ucap Yi Tan sedikit menuntut. Yi Seok justru tersenyum. "Aku tidak pergi jauh-jauh. Sedari tadi aku berada di sekitar sini." Yi Tan memandang tak percaya. "Jika begitu kenapa Pangeran tidak memanggilku? Aku mencari Pangeran sejak tadi." "Aku minta maaf, Hyeongnim. Tapi Hyeongnim belum menjawab pertanyaanku." "Pertanyaan mana yang Pangeran maksud?" "Bukankah dia sangat cantik?" Pandangan Yi Seok mengarah pada tandu yang membawa Si Hyeon pergi. Yi Tan mengikuti arah pandang Yi Seok. "Siapa yang Pangeran maksud?" "Tidak ada yang lebih cantik di sini jika dibandingkan dengan Nona Kim Si Hyeon." Yi Tan memandang penuh tanya. "Pangeran mengenal wanita bangsawan itu?" Yi Seok menggeleng. "Aku hanya sekedar tahu namanya dan juga keluarganya. Aku tidak pernah bertamu secara pribadi ... bagaimana menurut Hyeongnim?" "Apa yang sedang Pangeran bicarakan?" Yi Seok tersenyum tak percaya melihat Yi Tan yang benar-benar tidak peka. "Hyeongnim sungguh tidak tahu?" Yi Tan mulai terlihat bingung. "Pangeran jangan membuatku bingung, tolong katakan dengan jelas." "Wanita bangsawan yang baru saja pergi ... dia adalah calon kakak iparku." Dahi Yi Tan kembali mengernyit. "Apa maksud Pangeran?" "Nona Kim Si Hyeon, putri dari bangsawan Kim yang paling terkenal di daerah ini. Dialah wanita yang akan menikah dengan Pangeran." "Apa?" Yi Tan tertegun, selama beberapa detik tak bisa menunjukkan reaksi apapun. Sementara Yi Seok justru menertawakannya. "Hyeongnim benar-benar tidak tahu?" "Lalu kenapa Pangeran membawaku kemari?" "Aku ingin Hyeongnim merasakan bagaimana rasanya jatuh cinta sebelum menikah. Sekarang bagaimana perasaan Hyeongnim setelah bertemu langsung dengan calon kakak ipar?" "Pangeran tidak seharusnya melakukan hal ini. Jika Yang Mulia tahu—" "Tidak akan ada yang tahu jika kita berdua tidak mengatakan apapun." Yi Seok menyela. Selalu seperti ini. Yi Seok adalah orang yang terlihat paling santai di antara saudara-saudara Yi Tan yang lain. Seakan tak akan ada ambisi yang bisa menghancurkan pemuda itu. Yi Tan kemudian memandang ujung jalan yang sebelumnya dilewati oleh Si Hyeon. Dan meski ia merasa terganggu dengan apa yang dilakukan oleh Yi Seok, tak memungkiri bahwa saat ini pikirannya mencoba melukis sosok Si Hyeon agar dia tidak melupakan wajah itu dalam pertemuan mereka setelah ini. THE PRECIOUS KING AND THE NINE TAILED//
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN