You Know

1393 Kata
Happy Reading. * Sinar matahari merembat masuk kedalam ruang ganti Musik Bank. Sinarnya lumayan terik hingga Jimin yang tertidur mulai terusik. Mengusap pelan matanya dan mencoba mengumpulkan nyawanya. "Ugh!" Jimin bangkit dari posisinya setelah melenguh lelah. Jimin mencoba menyesuaikan matanya dengan cahaya matahari yang menusuk matanya. Terdiam beberapa saat sampai sekelabat ingatan melintas difikiranya. Memeriksa kondisi tubuhnya dan cepat-cepat memakai pakaianya dan berlari keluar. * Member Bangtan sedang beristirahat di Dorm, hari ini mereka Free karena selesai mempromosikan album baru. Lagi pula mereka juga akan melakukan Tour ke Jepang. Dan untuk pasangan mereka juga sibuk dengan jadwal masing-masing. "Kemana Jimin Hyung?" Tanya Jungkook yang tidak melihat Group Maknae Linenya. "Entahlah! Terakhir aku melihatnya dengan Hanjung" jawab Namjoon. "Mungkin mereka latihan bersama!" Tambah Hoseok mencoba berfikir positive. "Handphone-nya mati!" Kata Taehyung yang mencoba menghubungi Jimin. "Mungkin sibuk!" Tambah Jin singkat. "Ara Hyung!" Kata Jungkook pasrah. "Kalian istirahat saja. Besok kita ada Fan Meet!" Semuanya mengangguk mendengar ucapan Namjoon. * Jimin mengendarai mobilnya dengan kecepatan diatas rata-rata. Tidak peduli sumpah serapah yang dilontarkan semua orang karena cara mengemudinya. Yang ia inginkan satu, yaitu sampai pada tempat tujuanya. "Angkat Aliya!" Gumam Jimin yang terus mencoba menghubungi Aliya, tapi sialnya tidak diangkat. Brakk! "s**t dimana dia?" Umpat Jimin sambil membanting Handphone-nya. "Sial!" Geram Jimin yang semakin menambah kecepatan kemudinya. Flasback. Aliya masih mencoba melepaskan dirinya dari kungkungan Jimin, tapi tenaganya tidak sekuat Jimin. "Kenapa kau menolakku hem? Bukankah kau sudah pernah dimasuki?" Pertanyaan Jimin membuat Aliya menghentikan pergerakanya. Menatap iris pekat Jimin dengan pandangan dalam. "Wae? Bukankah kau sudah menjual dirimu demi menjadi Dancer Senior!" Serasa ditekam ribuan pisau saat ucapan Jimin kembali terdengar. Kali ini lebih menyakitkan dan membuat Aliya bungkam. "Kau terlalu hina!" Aliya tersenyum miris dan meraih tangan Jimin untuk menyentuh dadanya. "Buktikan jika aku hina!" Kata Aliya dan kembali mencium bibir Jimin dan semua itu berlajut ketahap yang lebih intim dan nikmat. Jimin terus menjajah tubuh Aliya sampai saat dirinya menanamkan senjatanya pada tubuh Aliya dan saat itulah Jimin sadar jika Aliya masih suci, dengan keluarnya darah dipenyatuan mereka dan Jimin jadi bungkam seketika. "Wae? Teruskan saja!" Kata Aliya yang mencoba menahan sakit yang ia alami. "Neo~~~" Aliya hanya tersenyum simpul dan meraih kepala Jimin dan menyatukan bibir mereka, melumat pelan dan melepaskanya. "Aku janji tidak akan mengganggumu lagi!" Flasback End. Jimin sampai di Apartemant Aliya dengan nafas yang memburu. Menggedor-gedor pintunya seperti orang kesetanan begitupun dengan interkom yang menjadi sasaran Jimin hingga interkom tersebut rusak. "Aliya kau didalam!" Jimin masih mencoba memanggil Aliya tapi hasilnya nihil. "Maaf Tuan Nona Kim tidak kesini selama 1 minggu dan beliau juga tidak menampakkan dirinya disini!" Jimin menoleh saat mendengar ujaran seorang Satpam. "1 minggu? Dia tidak disini?" Tanya Jimin kaget. "Ya Tuan. Nona Aliya memang jarang pulang kemari!" Tanpa banyak bertanya lagi Jimin langsung berlari keluar dari sana. * Jimin meneruskan pencarianya menuju ruang Dance Agensi, tempat favorit Aliya. Jimin mencoba membuka pintunya, tapi sayang dikunci, mau tidak mau Jimin harus mendobraknya. "Sial!" Geram Jimin saat masih tidak bisa membukanya, sampai akhirnya 'Brakk' Tubuh Jimin terjatuh dilantai dingin ruang Dance, dengan cepat bangkit dan memerikasa setiap sudut ruang Dance dan mata tajamnya menemukan Aliya yang sedang tertidur dipojokan dengan selimut tipis. Jimin merasa seperti orang bodoh, apalagi melihat jika Aliya yang berpenampilan acak-acakkan. Jelas sekali Jimin tahu apa yang Aliya alami, karena ini semua adalah ulahnya. Jimin berjalan perlahan mendekati Aliya, tentu saja tanpa menimbulkan suara langkah kaki. Tepat saat sampai disisi Aliya, Jimin sontak berjongkok. Tanganya reflex menyingkrikan poni dan mengusap kening Aliya. Terlihat jelas jika bibir Aliya bengkak dan yang lebih parah ada bekas luka gigitanya. Jimin menghela nafas pelan dan perlahan mengangkat tubuh kecil Aliya. Membawanya keluar dari Ruang Dance. * Acara Fan Meet sedang digelar, semua Member Bangtan sibuk menandatangani album atau pun Foto yang disodorkan para Fans. Semua terlihat ceria, tapi minus Jimin. Terlihat sekali jika Jimin tidak fokus. Bahkan Jimin terlihat beberapa kali ditegur Fans. Taehyung yang kebetulan ada disamping Jimin tentu saja menyadarinya dan karena ketidak fokusan Jimin membuat Taehyung curiga. Apalagi seharian kemarin Jimin tidak datang ke Dorm, tentu saja otak Taehyung dipenuhi berbagai pertanyaan. * "Kemana kau kemarin?" Baru saja Jimin hendak pergi, Taehyung lebih dulu menahanya dengan pertanyaan yang demi Tuhan tidak ingin Jimin jawab. "Aku pulang ke Apartemant!" Jawabnya singkat. "Pribadi?" Tanya Taehyung lagi. "Hem!" Jawab Jimin malas. "Lalu apa gunanya kau membeli baju wanita?" Jimin sontak menatap Taehyung kaget. "Tidak perlu kaget! Aku melihat semuanya tadi dan jangan coba sembunyikan apapun dariku. Jawab jujur! Apa yang kalian lakukan didalam ruang ganti Music Bank? Kalian tidak keluar dari sana semalaman dan mungkinkah~~?" Tanpa mendengar kelanjutan dari pertanyaan Taehyung, Jimin langsung menariknya menjauh. Jimin tidak mau ada yang mendengar Taehyung yang sedang mengintrogasinya. "Akan kujawab nanti. Tapi tolong jangan banyak tanya sekarang! Aku dalam keadaan buruk!" Gumam Jimin sambil terus menarik Taehyung. "Kutebak kau sudah meniduri Aliya!" Langkah kaki Jimin terhenti saat mendengar ucapan Taehyung. Kakinya terasa kaku untuk meneruskan langkah. "Benarkan? Kau memalukan!" Desis Taehyung sambil menghempaskan tangan Jimin dan berjalan mendahuluinya. Sementara Jimin masih diam dengan tatapan kosong. Bagaimana Taehyung tahu semuanya? * Aliya mengusap pelan lenganya yang terasa dingin. Dirinya ada dibalkon dengan kondisi yang lumayan baik dari pada terakhir dirinya tertidur. Kemeja Putih yang menempel ditubuhnya sampai paha, tanpa dalaman pasti. Rambut masih terurai berantakan dan wajah yang masih terlihat lelah. Aliya baru bangun beberapa jam yang lalu, menyadari jika dirinya tidak ada diruang Dance dan tersadar jika dirinya ada di Apartemant Pribadi Jimin. Tidak melakukan banyak hal, hanya berdiri diam sambil menatap pemandangan luar. "Aku menjijikkan!" Desisnya datar. "Cih Dancer Senior? Aku bahkan sekarang benci mengakuinya!" Gumam Aliya sambil mengacak-acak rambutnya. "Sialan!" Umpat Aliya yang berjalan meninggalkan Balkon, tentu saja dengan langkah tertatih. "s**t! Kenapa sangat sakit!" Geram Aliya kesal. "Oh Aku Benci seperti ini!" * Jimin berjalan masuk dalam kamar pribadinya dengan hati-hati, matanya menangkap sosok gadis yang tengah terlelap diatas ranjangnya yang berukuran king size, menghela nafas pelan dan berjalan masuk kedalam. Meletakkan bingkisan yang ia bawa diatas sofa dan berjalan kearah kamar mandi. Tempat saat pintu tertutup Aliya membuka matanya. Aliya malas bertemu Jimin jadi ia pura-pura tidur. Jangan kira Aliya tidak tahu datangnya Jimin tadi. "Sialan" Aliya menyingkap selimutnya dan berjalan keluar baru saja tangannya meraih knop pintu suara Jimin lebih dulu menghentikan langkahnya. "Kau mau kemana?" Aliya sungguh ingin berlari tapi itu juga sangat tidak sopan, memutuskan berbalik dan menatap Jimin. "Pulang, ini bukan rumahku" Jimin menghela nafas pelan menghampiri Aliya dan menarik tangan Aliya lalu membawanya duduk di atas ranjang. "Kita harus membicarakan ini" ujar Jimin tegas. "Bicara apa?" Tanya Aliya. "Hubungan kita apalagi?" Ujar Jimin tegas. "Hubungan yang mana?" Tanya Aliya. "Jangan bilang kau tidak ingat ke~~~" "Stop this! Aku tidak ingin membahas itu" sela Aliya yang tahu arah pembicaraan Jimin. "Apa maksudmu?" Aliya memutar bola matanya jengah. "Apa yang ingin kau bahas Jimin-shi? Tidak ada gunanya dan tidak akan merubah apapun. Aku sudah jadi bekas, dan kau tidak pemperjelasnya" desis Aliya sinis. "Aku~~~" Aliya menyunggingkan senyum sinis yang penuh dengan memori yang pahit. "Jangan pernah peduli padaku dan jangan melihat kearahku. Aku sungguh tidak peduli padamu lagi dan juga jangan ingatkan tentang kondisiku yang sangat menyedihkan ini" Aliya melepaskan pegangan tangan Jimin dan berjalan keluar dari kamar Jimin. Sepeninggalan Aliya, Jimin diam membisu ditempat. "Aku seorang b******n" desisnya kosong. * Aliya berjalan masuk kedalam ruangan Bang PD dengan santai, Aliya sangat tahu jika ia akan kena amukan Bang PD karena bolos tanpa keterangan yang jelas selama 3 hari. "Aku sudah menunggumu dari tadi. Duduk" Aliya duduk dengansantai dan menatap Bang PD dengan biasa. Mengambil mug yang berisi air yang ada diatas meja kerja Bang PD dan minumannya dengan santai. "Aku sudah tidak asing lagi dengan istilah hilangnya kau tanpa keterangan yang jelas. Langsung saja Kim, kau akan jadi pasangan menari Jimin dalam sexy dance yang akan ditampilkan untuk acara Minggu depan di KBS show" Aliya hampir saja menyemburkan cairan putih yang masuk kedalam mulutnya setelah Bang PD menyelesaikan ucapannya tadi. Aliya tidak salah dengarkan? Sexy dance,? dengan Jimin? oh yang benar saja. "Jimin sudah setuju dan aku tidak peduli dengan jawabanmu yang jelas kalian akan menampilkan sexy dance itu. Mengerti?" Aliya rasa ini gila. Apa-apaan ini? Kenapa Jimin menyetujui usulan gila ini. "Datanglah keruangan dance setengah jam lagi dan juga jangan lupa untukmu selalu menjaga bibirmu agar tidak salah bicara apapun. Kau mengerti?" T.b.c Afamdima is back
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN