Pov : Gaza Aku tak pernah menyangka jika gantungan kunciku yang hilang beberapa waktu lalu kini berada di tangan ummi. Satu hal yang jauh lebih membuatku tak percaya, bisa-bisanya ummi menuduhku sengaja membakar outlet martabak milik Azka dan Rania. "Ummi nggak habis pikir, Za. Teganya kamu menghancurkan usaha adikmu sendiri," ucap ummi lirih bahkan nyaris tak terdengar. Ummi benar-benar terlihat shock, menangis tergugu di atas ranjang sementara abah hanya bisa geleng-geleng kepala saat ummi menjelaskan duduk perkaranya. Sungguh, baru kali ini aku mendengar kekecewaan ummi dan abah. Baru kali ini juga kudengar mereka begitu memuji Azka yang rela banting tulang mengurus usaha dari nol hingga semaju sekarang. Biasanya ummi tak pernah seperti ini. Dia selalu memujiku di setiap hal bahk

