37. Permen Kapas Harum Manis

1415 Kata

"Kamu pendiam. Sejak dari alun-alun kemarin, makin pendiam lagi. Ada apa?" Laksa bertanya ketika Naya sedang menyiapkan lauk makan malam ke meja. Ia menangkap ada hal ganjal terjadi pada istrinya. Sikap Naya biasa saja. Hanya mulutnya sekarang seolah terkunci rapat. Naya menyiapkan segala keperluan Laksa. Baju, makan, menemani tidur, pun interaksi dengan anak-anak tak ada yang berubah. Naya masih secerah biasanya. Kecuali, pada Laksa. Ia diam seribu bahasa. "Sungguh malam begitu kelam. Pendar bulan tak nampak bagai purnama." Naya melengos. Bu Sukma dan kedua anak yang baru menggeser bangku, mematung. Tak pernah Bu Sukma melihat Laksa yang tiap harinya memasang muka datar, kini bagai pujangga sedang melakukan kontes puisi di meja makan. Pipi Naya kian merah. "Saya ambil ayam gorengn

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN