Delapan Puluh Dua

1508 Kata

Musik mengalun dengan lembut, mengiringi para pedansa di ballroom itu. Hampir semua orang meliuk-liuk hanyut dalam dekapan pasangan masing-masing. Laura yang sedang mengikuti gerak kaki Richard tidak sadar, bahwa ada sepasang bola mata yang memperhatikan dengan tatapan menyipit bagai kilatan pedang siap membelah apa pun. Padahal, dalam dekapanannya ada Faullina ia genggam tangannya dan telapak tangan satunya memeluk pinggang erat. Tinggi badan Faullina yang hanya berjarak beberapa senti saja dari Alaric itu, tidak perlu mendongak untuk terus saja menatapnya. Rahang tegas ditumbuhi bulu-bulu halus, seolah bisa mengusik gejolak hasrat yang ada dalam dirinya. Garis wajah Alaric yang begitu menggoda. Sayangnya, pergerakan perempuan itu sama sekali mendapat respon ketika mata Alaric terus

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN