bc

Masked Heroes: Behind The Wall

book_age18+
47
IKUTI
1K
BACA
dark
tragedy
twisted
mystery
straight
bold
expert
supernatural
dystopian
war
like
intro-logo
Uraian

Ryou Rouza, seorang gelandangan dengan kesadaran terbagi menjadi dua akibat determinasi untuk tetap hidup ketika diambang batas kematian. Jiwa lamanya sebagai agen rahasia terkurung di dalam dimensi kegelapan, penuh dengan kedengkian. Sedangkan jiwa barunya berkembang menjadi Ryou yang riang gembira, namun lupa dengan tujuan hidupnya. Hingga suatu waktu kedua jiwa itu bergabung menjadi satu, memperebutkan satu tubuh. menjadikan Ryou sang pahlawan kegelapan sering hilang kendali atas keputusannya.

Bersama rivalnya, Peter Miracle. Ryou mengungkap misteri getir kehidupan kota Batul dari kelompok separatis Undernity-Movement yang berjargon akan membalas gores sejarah tragis warga Batul di masa perang sipil kedua negara Kuzech. Dan perlahan, Ryou sadar dirinya ditakdirkan tidak hanya untuk bertarung memuaskan ego setelah labirin di benaknya satu-persatu terpecahkan.

chap-preview
Pratinjau gratis
Prolog - Chapter 1: Splendid Preparation
Terdengar suara hembusan nafas besi tua di telingaku. Asapnya terhirup masuk ke dalam paru. Sorotan mata besi tua menyilaukan, membangunkanku dari tidur sore yang singkat, “Oh kereta jam delapan.” Waktunya diriku pergi dari jalur kereta bawah tanah tua ini. Seperti biasa aku berjalan keluar melalui lorong-lorong sempit di mana para preman biasa berkumpul. “Sudah kubilang berkali-kali jangan lewat sini!” teriak mereka. Lagi-lagi diriku menjadi ajang latihan bagi mereka sang penguasa jalan. Tak apa, aku sudah biasa hidup seperti ini. Setelah berhasil lari dari kejaran mereka, kutarik nafas beberapa kali. Berharap menghirup udara segar setelah keluar dari dalam bawah tanah. Namun lagi-lagi aroma asap yang kuhirup. Asap di jalan sepi ini berasal dari aktivitas pabrik di kota, kota Batul City. Kota mati penuh dengan jeritan warganya. Aku terus berjalan, menyusuri beberapa ruko berpagar besi berhias kawat duri. Pintunya dibuka sedikit, kalian tanya mengapa? Akan kutunjukkan sebentar lagi. Tiga orang polisi tiba-tiba melayang dan jatuh tepat di depan jalanku. Mereka berlumuran darah, meminta tolong padaku. “Kaukah pahlawan itu… Ryou Rouza… tolong…,” seorang polisi paruh baya menjulurkan tangannya tepat di kakiku, dia sekarat. Tapi aku terus berjalan melewatinya begitu saja sambil mempercepat langkah, “Maaf.” Terdengar teriakan anak perempuan tak lama aku pergi. “Tolong! Tolooong!.” Ibu pemilik ruko kabur dari dalam ruko menyelamatkan diri. Tangannya menarik kaki kanannya berlumur darah. Roknya berlubang tanda peluru bersarang di paha. Dia mengejarku, namun langkahku lebih cepat. Pandangan si ibu mulai gelap, diriku hilang ditelan malam. Hitam malam di matanya berubah menjadi jingga, tak lama berubah kembali menjadi hitam. Ibu pemilik ruko berbalik arah dan melihat api membara membakar para bandit yang merampok rukonya. “Terima kasih…,” ucap ibu itu melihat seseorang pria mengenakan topeng merah bercorak api. Dia berdiri di depan ruko sambil menggendong putri sang ibu yang sekarat. “Tolong putriku, kumohon....” Ibu itu memelas. “Damailah di dalam kehampaan.” Pria bertopeng merah menolong gadis kecil dengan menyembelih leher mungilnya. Membebaskannya dari segala penderitaan. “Tidaaakk!.” Ibu itu berteriak histeris. Pria bertopeng merah hilang dalam kobaran api, meninggalkan ibu itu sendiri di tengah malam tragis.   Kulihat sesaat dari jauh tangisan sang ibu. Kutolehkah pandanganku ke depan dan melanjutkan perjalanan malamku. Malam seperti itu sangat biasa di kota Batul. Ini baru jam delapan, masih terlalu dini untuk hal spektakuler yang sesungguhnya. Beberapa ratus langkah telah ku lewati, suasana kota Batul masih tak berubah. Hening tanpa kata, dingin sedingin salju, kotor seperti sampah, dan busuk seperti bangkai. Begitu mengerikan sehingga hanya segelintir yang berani keluar menyusuri malam. “Kau!” seseorang dari sudut jalan memanggilku. Baju orang itu compang-camping, rambutnya dihinggapi lalat. Jari kurusnya mengajakku untuk mendekatinya. Aku tak ragu, jalanan sepi ini tak akan berkata apa pun pada malam. Dugaanku benar, seseorang itu adalah mayat yang dimasuki roh atau esensi jiwa. Biasa disebut secara umum sebagai hantu. Pria muda sepertiku ini sering dijadikan sasaran para makhluk halus untuk dijadikan tempat tinggal. “Badan tua bangka ini lamban, aku ingin badanmu!” Mayat hidup itu menerkamku seperti binatang buas. Aku melangkah ke belakang tiga langkah dengan cepat, menghindari gigitan mayat hidup. “Punya nyali ju…” Belum selesai omong kosong zombi itu, api membara menyambar seirama dengan tinjuku. Membebaskan mayat malang itu dari kendali hantu. Jangan tanya ke mana perginya hantu itu setelah persemayamannya ku hanguskan. Yang ku tahu hanya cara meneruskan hidup rumitku di kota ini. Kota Batul, kota terinjak oleh tirani negeri.

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

Marriage Aggreement

read
86.9K
bc

Rise from the Darkness

read
8.3K
bc

Rebirth of The Queen

read
3.7K
bc

FATE ; Rebirth of the princess

read
35.9K
bc

Pulau Bertatahkan Hasrat

read
639.8K
bc

Life of An (Completed)

read
1.1M
bc

Scandal Para Ipar

read
707.7K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook