EMPAT

1361 Kata
Kian hari, Elizabeth tumbuh menjadi anak kecil yang menyenangkan. Ia menjadi primadona di kampungnya karena parasnya yang rupawan. Melihat potensi akan direbutin banyak cowok, Mbok Yem makin kerja keras melindungi Elizabeth secara diam-diam. Gak mau anaknya yang cakep itu jadi santapan raksasa k*****t penghuni hutan yang bercita-cita jadi Uranus... Eh Kronos, ah sama aja lah! Pokoknya Elizabeth gak boleh dimakan Buto Ijo!! Mbok Yem berkata lantang di dalam hati. "Mbok, kenapa sih aku tu gak boleh ikut yang lain cari kayu bakar di hutan?" Tanya Elizabeth pada suatu hari. Elizabeth sedih, temen-temennya pada eksplorasi hutan, lha dia cuma sebatas pematang sawah sama pinggiran sungai doang. "Bahaya, nak!" Ucap Mbok Yem lembut sambil mengusap rambut Elizabeth. "Ah tapi itu yang lain pada pulang aman dan tentram aja, Mbok?!" "Iya, soalnya mereka jelek, kamu kan cantik. Kalo mereka yang mau nyulik juga ogah." "Ohh, pantes si Mbok berani aja ke hutan sendirian." Asem! Seru Mbok yem. "Ya terserah, tapi pokoknya kamu ndak boleh main atau pergi ke hutan ya? Bahaya!" "Iya, mbok!" Ucap Elizabeth patuh. *** Seperti biasa, sudah rutin kegiatan sepasang Ibu dan anak ini. Elizabeth ke pasar, Mbok Yem pergi ke hutan, mereka selalu berbagi tugas untuk meringankan beban hidupnya. "Cari makanan enak yaa!" Mbok Yem memberikan sapu lidi dan gula aren yang dibuatnya kepada Elizabeth untuk ditukar dengan makanan lain di pasar. "Iya Mbok, siap!" Keluar bareng dari gubug, mereka berpisah di tengah jalan karena sudah memiliki tujuan masing-masing. Mbok Yem dengan semangat menuju ke hutan untuk mencari kayu bakar, sambil cari-cari, kali aja ada tumbuhan pakis yang bisa dimasak olehnya untuk teman makan malam. "Hay Yem!" Mbok Yem terlonjak kaget ketika melihat Buto Ijo muncul tiba-tiba dari balik pohon. "Sampeyan nih raksasa apa siluman sih? Kok ya bisa tiba-tiba muncul ngagetin aku? Kan biasanya juga bikin gempa lokal kalo dateng!" Seru Mbok Yem sambil mengelus dadanya. Deg-degan diatu. "Waah? Berhasil nih jurus gue!" Buto nyengir. "Jurus? Jurus apa?" Mbok Yem kepo. "Jurus tak terdeteksi!" "Bisa?" "Tadi gue diajarin sama dewa caranya matiin vibrate sama matiin GPS!" "Apa tuh?" "Manusia goa kaya lo mah gak bakal tau!" "Duh pusing aku!" "Eh iya, Elizabeth apa kabar?" Tanya Buto sok akrab. "Kok sampeyan tau-tauan Elizabeth? Tau dari mana??" "Yee lo kira gue kudet? Sorry-sorry to say nih yaa! Gue follow lambedusun kali!" "Yaa gitu lah, Elizabeth cakep banget. Masa depannya pasti cerah!" "Inget perjanjian kita!" "Mending cari anak lain aja dah buat dimakan, Elizabeth gak bakal enak dimakan, dia tuh kurus!" Ucap Mbok Yem. Aslinya, Elizabeth gak kurus, ia langsing, tubuhnya proposional untuk ukuran anak seumurnya. "Yaudah biar dia gemuk kasih makan yang banyak, Yem! Jangan ikan asin mulu!" "Ya gimana? Wong kalo barter dapetnya itu terus kok!" "Tar! Tunggu di sini lo, jan kemana-mana!" Ucap Buto. Menurut, Mbok Yem mengangguk sambil memunguti ranting kayu yang ada di sekitarnya. Ranting kayu yang Mbok Yem kumpulkan sudah memenuhi karungnya, mau pulang tapi takut disusul Buto ke rumah, Mbok Yem ndak mau Elizabeth ketemu Buto, jadilah Mbok Yem menunggu Buto yang belum kembali ini. Duduk di akar-akar pohon yang menonjol di lantai hutan, Mbok Yem mengeluarkan air minum yang ia bawa untuk membasahi tenggorokannya yang kering. "Hey Yem!" Tumpah minuman Mbok Yem gara-gara dikagetin Buto. "Gak pake ngagetin bisa gak sihhh?!" Ucap Mbok Yem kesal. "Hehhee sorry! Nih buat lo!" Kata Buto sambil melempar seeokor rusa yang sudah mati. "Widihh?!" "Masak ya?? Biar si Elizabeth makan enak, terus gemuk dan lezat pas jadi santapan gue." "Oke!" Mbok Yem berseru senang. Bukan, itu bukan oke meng-iyakan Elizabeth jadi santapan, melainkan oke untuk memasak rusa. "Yauda, sono lo pergi, bau badan lo tuh pait tau gak!" Usir Buto. Mengangguk, Mbok Yem menarik tanduk rusa menuju jalan keluar dari hutan, meninggalkan Buto Ijo. "Gak bilang makasi lo?!!" Seruan Buto terdengar ketika Mbok Yem sudah berjalan cukup jauh. "OH IYAA! THANK YOU VERY MUCE-MUCE YHAA!" Mbok Yem balas berteriak. ** Hari-hari berikutnya, Mbok Yem dengan kurang ajar nyuruh-nyuruh Buto untuk berburu, alasannya sih biar Elizabeth makan enak, padahal mah mbok Yem bikin Buto jadi jongos pribadinya. Kapan lagi, ngadalin raksasa! Batin Mbok Yem. Segala macam hewan hutan diburu oleh Buto untuk kesejahteraan perut Elizabeth, entah itu rusa, babi hutan, ayam hutan, bahkan kalo ada harimau sudah pasti akan diburu oleh raksasa itu demi Elizabeth. Apapun akan kulakukan untukmu, Eliss! Ucap Buto Ijo pada suatu hari. Elizabeth yang gak tau apa-apa ya seneng-seneng aja mamam enak, dagangannya juga laris kalo ke pasar bawa olahan daging, orang-orang pada rebutan. Apalagi ayam hutan saus darah ular, top lah, favorite semua umat. Hari-hari berlalu begitu saja. Elizabeth sudah semakin besar dan minggu depan adalah ulang tahunnya yang ke tujuh belas, dan Elizabeth pengin dirayain. "Akutu yang paling cantiq mbok, mau akutu bikin sweetseventeen party ala-ala, biar pamor aku makin naik dikalangan orang-orang sini!" Ucap Elizabeth. "Dirayain gimana atuh, nduk? Bingung, kita pan misqueen." "Bok-ya cari babi 3 ekor gitu di hutan, biar bisa bikin babi guling, makan-makan deh kita!" Mbok Yem galau. Pengin wujudin keinginan anaknya ini, tapi... di hutan ada Buto Ijo yang sudah menunggunya untuk memberikan Elizabeth untuk disantap. Gimana ini? "Mbok! Aku tuh tujuh belas tahun cuma sekali loh!" Seru Elizabeth ketika Mbok Yem tidak jua menyahutinya. "Yaudah iya, nanti Simbok cari yaaa!" "Gitu doong!" Elizabeth tersenyum senang. ** Pada hari ulang tahun Elizabeth, pagi-pagi sekali Mbok Yem pergi ke hutan untuk berburu, sengaja pagi-pagi biar gak ketemu Buto, Si raksasa hijau itu kan bangunnya siang. Mbok Yem masuk ke dalam hutan, memeriksa jerat yang sudah dipasang dari 3 hari lalu, tapi ternyata perangkap itu kosong, masih rata di tanah, tidak ada hewan apapun yang didapatkan. Sedih, Mbok Yem terus berjalan, memeriksa jeratnya yang lain sampai ke dalam hutan. "Yem?? Ngapain pagi-pagi?" Mbok Yem langsung jatuh ke tanah ketika dicegat oleh Buto. Duh? Mending ketemu singa deh daripada ketemu bocah satu ini. Kan lumayan bisa bikin singa guling, lha si Buto? Malah dia yang mau makan anak inyong. "Nyari babi hutan." "Lha? Kan kemarin udah gue cariin rusa." "Elizabeth pengin babi, 3 ekor buat pesta ulang tahunnya." Jelas Mbok Yem. "Hemmm, yaudah gue cariin tapi abis pesta lo anter ke sini ya si Elis? Biar dia kenyang, baru dah jadi makanan gue." Ucap si Buto. "Iya bossque, siap!" Berkat Buto Ijo, Elizabeth berhasil merayakan pesta ulang tahunnya dengan meriah. Semua warga dusun yang diundang kenyang dengan jamuan yang disediakan. Pokoknya Elizabeth jadi idola pisan lah. Sementara itu, di hutan, Buto Ijo menanti kedatangan Mbok Yem yang berjanji akan mengantar Elizabeth untuk jadi santapan makan malamnya. Hari sudah gelap, Buto kesal menunggu Mbok Yem yang tak kunjung datang. Inisiatif, Buto berjalan keluar dari hutan, menuju pemukiman untuk mencari Elizabeth. Buto sudah kelaparan, ia sengaja hari ini tidak makan demi bisa menyantap Elizabeth dengan lahap. Tanah di sekitar kampung bergetar ketika Buto berjalan mendekat, membuat warga dusun panik. Mbok Yem yang sudah tahu kalau ini bukan gempa bumi melainkan tanda-tanda kedatangan Raksasa langsung menarik Elizabeth ke belakang rumah. "Mbok kenapa sih??!" Elizabeth bingung. "Itu raksasa yang mau nyari kamu, nak!" "Dia pasti mau ngucapin selamat ulang tahun buat aku ya? Eksis banget aku Mbok! Ngefans kali ya dia sama aku?" Elizabeth melonjak-lonjak girang. "Bukan semprul! Fans dengkulmu! Dia itu kemari mau makan kamu!" "Hah?!!" "Iya, dia mau makan kamu nduk! Ini, lari! Bawa ini untuk melindungi dirimu!" Seru Mbok Yem. Elizabeth membuka telapak tangannya, ada sebuah terasi, biji timun, dan beberapa buah duri dalam bungkusan. "Ini apa, Mbok?!" "Itu s*****a, Mbok dapet bertahun-tahun lalu dari Ki Gunung Sakti!" "Terus aku harus apa?!" Elizabeth panik. "Lari! Lawan dia pake itu! Mbok berusaha nahan dia dari sini." Elizabeth masih pusing. Selama ini hidupnya baik-baik saja. Tapi kenapa saat ia berumur 17 tahun malah jadi begini? Kenapa ada Raksasa yang ingin memakannya? Memangnya salah menjadi cantik? Elizabeth bingung. "ELISSS??? MANA KAU ELISSS??! AKU LAPARRR!!" Seruan itu terdengar di seluruh penjuru dusun, tanah tempat perpijak makin terasa getarannya. Buto Ijo mendekat. "Aku harus gimana, Mbok?!" "Banyak nanya lo! Udah sana lari kalau mau selamet!!" Seru Mbok Yem. Elizabeth menarik kainnya, kemudian berlari sekencang yang ia bisa. Tanpa tahu tujuannya ke mana, Elizabeth malah lari ke dalam hutan, tempat yang selama ini tak pernah ia tapaki. Dan di sinilah, petualangannya dimulai. ***** TBC Thanks for reading
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN