"Kenapa kau dikejar oleh pria-pria tadi?"
Aria tertawa puas, "Aku meludahinya." Elo terperangah tak percaya, lalu menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Harusnya aku membiarkan mereka menangkap mu"
Aria mengerucutkan bibirnya, "Hey! Itu hanya bentuk perlawanan, jika tidak mungkin mereka sudah berbuat yang tidak-tidak padaku."
"baiklah-baiklah"
Akhirnya motor Elo sampai di Hotel, dia memarkirkan motornya di depan gedung hotel, "Dimana kau tinggal?" tanya Aria saat turun dari motor pria itu.
"Tidak jauh dari sini, aku tinggal di The Setai." jawabnya.
"Apa itu sebuah motel?" Elo mati-matian menahan tawanya. Bisa-bisanya ada seorang wanita tidak tahu nama hotel terkenal itu.
"ya.. Kira-kira sejenis penginapan" Elo lebih memilih mengiyakan pertanyaan gadis itu, dia tidak ingin menjelaskan panjang lebar lagi.
"Baiklah.. Sampai jumpa! " kata Aria dan langsung masuk kedalam gedung.
Elo tersenyum melihat kepergian gadis yang beberapa jam ini menyusahkan nya hingga tak terlihat oleh matanya lagi "oh.. s**t! I forgot to ask her name." sesalnya dan pergi meninggalkan gedung itu.
***
Aria masuk kedalam hotel, baru saja dia menginjakan kakinya selangkah, tubuhnya sudah dalam pelukan erat sahabatnya, yaitu Angeline.
"Astaga, kau baik-baik saja, kan?" kata Angeline, dia melepas pelukannya. Kemudian memeriksa keadaan Aria.
Setelag memastikan sahabatnya tak terluka sedikitpun, tangan Angeline terulur untuk memukul kepala Aria. "Bodoh! Kau tau tidak betapa khawatirnya aku? Aku minta maaf oke, aku akui aku salah karena melanggar privasi mu. Tapi kau juga telah menganggu waktu tidurku kau tahu?! Astaga.. Aku bahkan harus bangun lebih awal. Dan lihat, ini pukul 11 malam!" gerutu Angeline panjang lebar. Aria merespon amukan Angeline dengan cengiran lebarnya.
***
Kini jam telah menunjukan pukul 10 pagi, Angeline membawa Aria pergi ke pusat pembelanjaan. Aria semalam bercerita tentang kejadian kemarin termasuk alasannya marah pada Angeline. Angeline menyesal karena kelakuannya kemarin. Jadilah dia mengajak Aria berbelanja untuk menebus kesalahannya walaupun rasanya mustahil. Angeline tahu seberapa berartinya pakaian yang dia rusak bagi Aria. Dan dia benar-benar meminta maaf pada gadis itu.
Dia telah mendatangi beberapa butik membeli Gaun yang akan Aria dan dirinya pakai nanti malam. Angeline akan memastikannya sendiri jika mereka akan tampil dengan sangat mempesona.
Tak hanya gaun, Angeline juga membelikan Aria beberapa setel pakaian untuk gadis itu kenakan nanti.
Setelah sibuk mencari pakaian, mereka pergi ke salon untuk melakukan perawatan rutin Angeline, dan untuk pertama kalinya bagi Aria mendatangi salon untuk melakukan perawatan yang seperti Angeline lakukan.
Aria tidak habis pikir, bagaimana bisa Angeline begitu loyal untuk perawatan seperti itu, sekali perawatan saja sudah sangat mahal.
Mungkin jika uang perawatan Angeline ditabung, dia sudah bisa membeli mobil semewah Lamborghini.
"Apa tidak apa-apa kita menghabiskan uang seperti ini?" tanya Aria, dia menatap pantulan dirinya yang sedang dirias, setelah selesai melakukan perawatan. Entah hanya perasaan Aria saja atau ini benar-benar nyata. Dia merasa wajahnya berubah menjadi cantik.
"Tentu saja, ini adalah hal yang wajar bagi seorang wanita." jawab Angeline enteng.
"entah mengapa aku merasa menjadi cantik" jujur Aria, wajahnya memerah malu karena telah mengucapkan kata-kata narsisme.
Sedangkan Angeline tertawa lepas mendengar ungkapan Aria, "Kau tahu? Kau itu memang cantik Aria. Sangat cantik, tapi kau saja yang tidak merawat kulit mu dengan benar. Bahkan kau jarang sekali mencuci wajahmu. Sebagai wanita yang telah menghabiskan uang dan waktuku agar terlihat cantik, Aku iri dengan wajahmu yang selalu terlihat indah walau tidak memakai apapun." tutur Angeline.
"Benarkah?"
Angeline mengangguk, Aria merasa aneh saat dipuji, rasanya... Ingin terbang tinggi.
"Terimakasih Angeline, hanya kau yang berkata seperti itu."
Angeline tersenyum penuh arti, "Sebentar lagi, semua orang akan memujimu. Tunggu saja!" katanya dengan yakin.
Aria hanya mengangguk, dia tidak ingin berharap lebih. Karena sejak dulu tidak ada yang bagus dari hidupnya, keberuntungannya cuma satu. Yaitu bisa mengenal orang sebaik Angeline dan keluarganya.
Setelah 3 jam di dalam salon akhirnya Angeline Dan Aria selesai. Kini jam telah menunjukan pukul 2, 1 jam lagi acaranya akan dimulai.
Aria dan Angeline dijemput oleh sebuah mobil dan langsung pergi ketempat Acara. Tidak lucu bukan jika sang pemilik acara tidak datang tepat waktu.
Dia harus menyambut tamu nanti, perjalanan dari pusat kota ke South Beach memakan waktu 15 menit. Masih ada sekitar setengah jam untuknya merapikan diri dan meyiapkan segala sesuatu yang kurang. Atau dia akan mengabsen satu persatu persiapan. Dia tidak ingin ada yang kurang di acaranya yang sempurna ini.
Acara itu diadakan di sebuah kapal pesiar, dan nantinya akan berpindah ke tepi pantai. Dia telah menyewa salah satu gedung di dekat pantai untuk tamu yang ingin menikmati malam bersama keindahan pantai ditemani dengan makan malam romantis.
Dan akan berakhir dengan pesta ala clubbing pada puncak acara. Dia telah menyewa dj terkenal dan beberapa penyanyi Hollywood.
Hanya dengan membayangkan saja betapa sempurnanya pesta itu nanti sudah membuat mata Angeline berbinar dan jantungnya yang berdetak tidak karuan. Dia juga akan bertemu dengan pria yang dijodohkan dengannya nanti.
fyi, Angeline memang sudah dijodohkan saat usianya masih belia, dan acara ini dibuat dengan tujuan utama melamar Angeline. Dan dia belum bercerita pada sahabatnya Aria.
Biarlah Angeline memberikan Aria sedikit kejutan, dan dia juga akan mencarikan pasangan untuk Aria disana. Pria kaya yang siap menjamin kebutuhan hidup Aria.
Diluar perkiraan Angeline. Saat ini jalanan begitu macet, mobilnya terperangkap ditengah kemacetan itu, mungkin acaranya juga mempengaruhi kota ini.
Dan bisa Angeline pastikan dia akan terlambat. Dan Angeline membenci kenyataan itu.
***
Angeline turun dari mobil, dia langsung diserbu oleh puluhan wartawan yang tak sedikit melakukan siaran langsung. Angeline tersenyum.
Para tamu undangan sudah banyak yang datang, walau dia tidak dapat menyambut tamu dengan baik, setidaknya acara ini sukses.
Beberapa wartawan meminta pendapat Angeline sebagai pemilik acara mengenai pesta mewah yang ia adakan. "Saya puas dengan persiapan pesta, saya yakin pesta saya akan menjadi pesta terbesar tahun ini." Angeline berkata dengan begitu percaya diri. Dia mengangkat bahunya dan berjalan dengan angkuh.
Tak lama Aria keluar dari mobil yang sama dengan yang dinaiki oleh Angeline, hal itu cukup menyita perhatian para wartawan.
Aria begitu cantik dan anggun, banyak dari mereka yang memotret Aria. "Ah.. Kenalkan, dia adalah sahabatku Alexandria."
Aria hanya tersenyum tipis saat Angeline memperkenalkan dirinya, hal itu tak luput dari pandangan para tamu. Kehadiran Aria cukup mencuri perhatian. Melihat betapa pangling nya mereka. Aria bahkan menjadi wanita tercantik disana.
Angeline juga tidak menyangka jika Aria akan secantik ini hanya dengan riasan tipis diwajahnya. Memang gadis itu selalu tak memperdulikan penampilannya hingga banyak yang tidak sadar jika dia itu berlian yang berada di lumpur.
Tapi kedatangan seorang tamu lain lebih mencuri perhatian wartawan dan para tamu yang berada disana. Tamu yang baru datang dengan mobil Audi A8 berwarna putih terkesan mewah dan elegan.
Mereka semua tahu siapa pemilik mobil itu, terkecuali Aria. Dia hanya bingung dengan para wartawan yang langsung pergi menuju pemberhentian mobil itu, walau masih ada beberapa yang tetap mewawancarainya.
Tak lama sebuah sepatu putih terlihat keluar dari pintu yang telah dibukakan oleh beberapa penjaga yang bertugas membukakan pintu mobil untuk tamu , tampaklah seorang pria dengan kedua tangannya merangkul dua orang gadis yang Berdiri di samping kanan dan kirinya.
Dua wanita cantik dan seksi, salah satunya nampak terlihat elegan dan yang satunya nampak terlihat terbuka.
Aria mengernyitkan matanya merasa familier dengan wajah si pria.
"Tuan E-Louis Logan, bagaimana menurut anda pesta yang anda jumpai kali ini. Dan bisa anda jelaskan siapa dua orang yang anda bawa sekaran?" tanya salah satu wartawan.
Aria terbelalak, matanya membulat sempurna. 'Itu Louis? Louis Logan, yang menolongnya kemarin malam? Kenapa dia jadi sangat berbeda? ' Batin Aria.
TBC