"Hiks ...." Isakan itu terus keluar dari bibir laki-laki tampan yang tengah duduk bersandar pada headboard, menelusupkan kepala di celah lekukan kaki yang di peluknya. Dia Genta, laki-laki yang tengah di selimuti rasa bersalah amat dalam atas kepergian kembarannya. "Maaf Gal, hiks ... maaf Galih, hiks ... k-kalau saja aku tak mengatakan itu pada mama, hiks ... k-kalau saja aku tak tertidur, k-kalau saja ...." Begitulah keadaannya, sejak kemarin dia tumbang karna shock, kini dia tak pernah keluar kamar. Hanya berdiam diri di atas kasur, meratapi penyesalan yang jelas saja tak berguna. Ceklek~ "Gen ...," panggil seseorang dari arah pintu kamar nya. Sontak Genta nendongak, melihat siapa sang gerangan yang masuk dengan mata sembab dan hidung memerah. "Tang ...," lirih nya. laki-laki

