bab 4

1563 Kata
Ellen melajukan motornya perlahan ke arah rumah ibu mertua. Sampai depan rumah, Ellen sedikit terkejut, karna ada ramai-ramai. Banyak tetangga berkumpul di teras rumah. Padahal saat ini sudah jam 10 malam. Ada apaan sih?. Gumam Ellen, setelah itu Ellen bergegas masuk kedalam rumah. Berfikir bahwa apakah ada keluarga suaminya yang meninggal. Tapi, alangkah terkejutnya Ellen, baru melangkahkan kaki masuk kedalam rumah, sudah disambut omongan pedas dari Ibu mertuanya. "Lihatlah Ibu-Ibuuuu. Menantuku yang tidak tau diri sudah pulang, jam segini baru sampai rumah, itu pasti dari kencan sama laki-laki lain diluar sana. Bukannya di rumah nungguin kakak iparnya pulang, eeh malah kluyuran." Ibu mertua Ellen berka dengan lantang dan tangannya dilipat ke depan d**a. Ellen hanya diam, tak menjawab apapun yang dilontarkan Ibu mertuanya. Tapi, walaupun begitu, Ellen bukan wanita lemah, Ellen akan pergi dari rumah Ibu mertuanya, jika suatu saat suaminya menghianati kesetiaan yang diberikan Ellen. "Dari mana mbak Ellen ? " Tanya Ibu Iva. "Tadi dari makan bakso, Mbak Iva." Elen menatap Mbak Iva, dan tersenyum tipis. "Wah, lagi ngidam ya, mbak Ellen?. Sahut salah satu Ibu-Ibu Yang ada disana. "Tidak bu, belum dikasih sama Tuhan. Doakan saja bu, semoga secepatnya dikasih kepercayaan untuk menimang bayi." Ellen melirik Ibu itu, lalu berbalik menuju kamarnya. "Mau hamil gimana, dia kan mandul." Cletuk Ida, kakak ipar Ellen sambil senyum menghina. Walaupun Ellen terlihat tegar dan kuat, tapi hatinya hancur berkeping-keping mendengar hinaan dari orang-orang yang seharusnya memberikan dukungan dan perhatian padanya. Sampai didalam kamar, Ellen memikirkan kata-kata dari kakak iparnya, apakah memang benar dia mandul dan tidak akan pernah memiliki keturunan?. Karna terlalu pusing dengan keadaan, Ellen tidur karna udara malam juga semakin dingin. _______________ Pagi datang, Ellen berniat berangkat bekerja pagi-pagi sekali agar tidak berpapasan langsung dengan yang lain. "Mas aku berangkat." Pamit Ellen pada suaminya yang masih tertidur pulas diatas tempat tidur. "Em. Baru jam 6, sudah berangkat?" Tanya Meki sebelum melanjutkan lagi tidurnya. "Iya mas, ada acara sponsor, jadi harus berangkat pagi. Aku belum persiapan apa-apa." " ooh, ya hati-hati." Bergegas Ellen melesat dan membuka pintu pelan, berharap tidak ada yang mendengar kepergiannya. "Selamat pagi mandul." seru kakak ipar acuh. Ellen menghela nafas berat. "Masih pagi Mbak, tidak usah cari gara-gara." Sembur Ellen dengan melipat kedua tangannya. "Kenapa? Tidak terima?" Ledek Ida. Ida tersenyum licik melihat Ellen memendam amarah. "Masih pagi buta mbak, tidah usah cari gara-gara. Mandi sana lho. Mulutnya di sikat, biar tidak ada cabe. Mulut kok pedas amat." Sahut Ellen dengan terkekeh. "Kamu berani?. Mandul saja bangga!" Ledek Ida. "Kalau saya mandul, kenapa kamu yang repot?" "Bagus lah, sadar diri kalau kamu mandul. Sial sekali adek ku dapat cewek jelek, mandul lagi." Sindir Ida sambil bergidik ngeri. Ellen segera berbalik badan dan pergi meinggalkan Ida sendirian. "Ada apa, pagi-pagi sudah ribut!. " Tegur Meki mendekat. "Itu, istrimu yang mandul, pagi-pagi mengajak ribut." Kekeh Ida dengan menunjuk Ellen yang baru keluar dari rumah. "Dasar menantu tidak tau diri Ellen itu, disini juga cuma numpang. tapi lagaknya kaya majikan!" Potong Ibu mertua dari adapur. karna tidak fokus mengendarai motor, tiba-tiba tidak tau dari mana arahnya, di sebelah motor Ellen ada yang berteriak. Karna jalur berhenti lampu merah, ternyata bukan untuk pengguna kendaraan roda dua, tapi roda empat. "Kalau berkendara yang benar Nona Ellen, bahaya berkendara dengan melamun!" Tegas Pak Ady. "Ma, maaf pak." Mohon Ellen dengan sedikit tergagap, karna merasa bersalah. ___________ Tanpa terasa, ternyata begitu cepat Ellen sampai kantor. Tapi belum ada satupun karyawan lain yang datang. Karna masih terlalu pagi. Dengan bermalas-malasan,Ellen menyeret kakinya menuju sofa depan. Seperti biasa, hanya game online yang dimainkan untuk menunggu teman-temannya datang. Saat lagi asyik-asyiknya bermain game online, Ady datang "segeralah bersiap, sebentar lagi kita berangkat keacara event." ucap Ady tegas dan cepat. "Hah! Kok sama Bapak! Kan harusnya sama Destri dan Amel." Protes Ellen. "Segeralah bersiap Nona Ellen, 5 menit lagi berangkat." Lontar Ady sambil melangkahkan kakinya menaiki tangga. "Dasar bos keras kepala! Lagian di sana pasti saya yang repot pak. Karna tidak ada temannya bebenah dan beres-beres." Desah Ellen dengan menghela nafas berat. "Ayo Nona." Ajak Ady tiba-tiba. Ellen yang belum siap sangat gugup, karna Ellen belum melakukan persiapan apapun. "Sebentar Pak!" Teriak Ellen. "Bukannya seharusnya jam 9 pagi, ya Pak? Tapi ini saja belum ada jam 8 pagi lho Pak?" Protes Ellen dengan mengedip-ngedipkan mata "Kalau tidak mau ikut, terserah anda Nona, saya berangkat duluan." Pamit Ady. Ellen yang merasa bawahan, dan itu adalah tugasnya. Mau tidak mau berlari mengikuti Ady. "Saya ikuuuut!." Teriak Ellen sambil berlari terbirit-b***t. Ady yang melihat tingkah Ellen, hanya menggeleng-gelengkan kepala dengan senyum tipis diwajah tampannya. _______ Didalam mobil Ady. Kali ini event bertempat di stadiun. Ada acara dangdutan yang akan di hadiri, Tasya Rosmala dan Heppy Asmara. "Mampir beli sarapan dulu ya, Nona Ellen." Ajak Ady. "Buat Bapak? Apa buat saya?" Tanya Ellen antusias. Karna Ellen juga belum sarapan dan saat ini sedang lapar. "Kamu sudah makan?" Tanya Ady balik. "Ya, belum pak." Kekeh Elen. Ady tersenyum dan menengok kearah Ellen. "Wahh... Gantengnya ciptaanmu ya Tuhan." Gumam Ellen dengan mulut terbuka lebar. "Saya memang ganteng Nona." Sahut Ady dengan fokus menyetir mobil. "Eh, i- itu." Ellen yang ketahuan mengagumi Ady sontak tergagap dan mukanya memerah. "Mau makan dimana?" Ady yang mengetahui Ellen malu, memilih mengalihkan pembicaraan. "Kira-kira masakan padang sudah buka apa belum, ya Pak?" Ujar Ellen dengan clingak-clinguk mencari penjual nasi padang pinggir jalan. "Cari yang buka 24 jam, pasti sudah buka." Jawab Ady. "Iya iyalah pak. Namanya juga buka 24 jam. Pasti tidak pernah tutup." Runtuk Ellen. "Itu di depan, kayaknya ada Pak. Wamai." Seru Ellen antusias dengan menunjuk kearah rumah makan masakan padang. Ady hanya mengangguk-anggukkan kepala, dan mengarahkan mobilnya ke rumah masakan padang yang dimaksud Ellen. Sampai di rumah makan, bergegas Ellen dan Ady mencari tempat duduk. Tak berselang lama, pelayan rumah makan datang menghampiri. "Selamat pagi mbak, mas. Mau pesan apa?" Sapa ibu penjual nasi padang. "Nasi pake rendang, sate kikil, sayur,pergedel, sama sambal ijonya yang buaaanyak ya bu ." jawab cepat dan antusias. "Iya Mbak. Minumnya?" "Es jeruk 1, sama es teh 1." "Suaminya pesen apa, Mbak ??" "Hah?" ellen terasa tenggorokannya tercekik mendengar kalau Ady adalah suaminya. "Samakan kaya punya istriku Bu, jangan pakai sambal ya? Minumnya teh hangat saja." Potong Ady dengan cepat. "Apaan sih Pak? Mengaku-ngaku Bapak suamiku, nanti suka lho sama saya." Protes Ellen dengan mencondongkan sedikit badannya mendekat kearah Ady. "Kenapa? Yang mulai bukan saya Nona Ellen." Jawab Ady tanpa rasa bersalah sedikitpun. "Gak tau ah Pak! Ngomong sama Bapak, bikin pusing, gak mau mengalah. Ujung-ujungnya saya yang kalah." Tebak Ellen. "Kalau pusing, nanti berobat dulu sebelum ke tempat event." Ledek Ady. Ellen yang sudah geram dengan perlakuan Ady memilih diam tak menyahuti pernyataan ady. Ellen hanya memutar kedua bola matanya malas, sambil tangannya di sedakepkan di atas meja, menunggu makanannya datang. "Ini mbak, Pak, makanannya, selamat menikmati, semoga suka, dan cocok dilidah." Harap Ibu penjual nasi padang, sambil meletakkan makanan di atas meja. " iya bu, terimakasih." Ucap Ady. Tak lupa sebelum makan, Ellen berdoa dulu. Dan tanpa tunggu lama-lama, Ellen langsung melahap makanan didepannya. Selama makan. Ellen maupun Ady, tak ada satu pun yang memuai obrolan. Makan selesai. Ellen dan Ady, melanjutkan perjalanan menuju tempat Event. Didalam mobil, Ellen yang malas berbicara sama Ady, Ellen lebih memilih bermain game online. Dan tanpa terasa, sampai tempat event jam 8.30. Karna mampir sarapan, terlebih di jalan tadi macet. _______ Ditempat event. "Semua sudah di bawakan, Nona Ellen?" Tanya Ady dengan melipat kedua lengan kemejanya. Ellen terkesima, karna saat lengan kemejanya dilipat, Ady terlihat lebih keren dan tambah ganteng. "Sungguh sangat luar biasa ciptaanmu Tuhan." Cletuk Ellen. "Baru tahu Nona?" Goda Ady. "Eh." Ellen memerah, karna ketahuan mengagumi Ady. "Apa ada yang masih kurang, Nona?. Tanya Ady, mengulangi pertanyaan yang sama pada Ellen. "Iya Pak. Sudah semua." Jawab Ellen lantang. Beberapa pasang mata reflek menatap kearah Ellen, karna disana banyak sekali orang yang berlalu lalang ingin menonton acara konser. Ellen yang merasa malu, menutup mukanya dengan kedua tangannya. Ady tertawa terpingkal-pingkal melihat tingkah Ellen, yang menurutnya lucu. "Sini biar saya yang bawa." Pinta Ady dengan mengangkatkat barang didepan Ellen. "Tidak apa-apa, Pak?" Tanya Ellen merasa bersalah, karna Ady adalah Bosnya. walaupun Ellen adalah perempuan, tapi itu adalah tugasnya. "Tidak apa-apa, ini berat, Nona Ellen." Ujar Ady menenangkan. Karna sudah ramai dan banyak orang, Ellen berjalan dibelakang Ady, dengan memegang kemeja bagian belakang. Dalam perjalanan, Ellen mengungkapkan kalau sebenarnya ada barang yang tak terbawa. "Pak! Sebenarnya ada yang ketinggalan. Belum di bawa pak." "Apa yang belum? biar di antar orang kantor kesini." Jawab Ady, tanpa menengok kebelakang. "Barangnya tidak ada di kantor, Pak." Tiba-tiba Ady berhenti mendadak, sontak Ellen menabrak Ady dari belakang. "Aduh! Benjol kepalaku pak!." Crocos Ellen dengan memegangi kepalanya. Ady bergegas berbalik badan, dan melihat Ellen. Karna Ellen terlihat baik-baik saja Ady membiarkan saja Ellen mengelus-elus keningnya sendiri. "Apa yang masih ketinggalan?" Tanya Ady datar. "Cemilan dan minuman!" Jawab Ellen dingin dan melihat kearah lain. "Anda masih lapar Nona?. Tidak takut gendut?" Ledek Ady dengan melihat Ellen dengan lekat. "Saya itu selalu lapar pak! Kalau gendut biarin saja lah pak. Yang penting saya kenyang." Protes Ellen. Ady yang pusing mendengar Ellen berbicara panjang lebar. Sontak langsung memotong pembicaraan Ellen. "Iya. Nanti ku carikan cemilan." Ady geleng-geleng kepala. Dan menggaruk-garuk kepala bagian belakang. Setelah persiapan untuk event selesai, dan semua sudah tertata rapi. Ady memotret diberbagai bagian. Sebagai laporan Untuk kantor. tak berselang lama, ada 2 wanita datang menghampiri Ady dan Ellen.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN