bc

Temptation

book_age18+
294
IKUTI
1.0K
BACA
dark
possessive
HE
age gap
dominant
bxg
betrayal
childhood crush
lies
secrets
like
intro-logo
Uraian

Siena Lovey dan Aaron Ackerley memiliki hubungan yang rumit dan berbahaya.

Ketika Aaron terobsesi pada Siena, menjebaknya dan menggodanya dengan cara terkejam, membuat Siena luluh pada rengkuhannya.

Apapun yang Siena rencanakan, Aaron mengetahuinya. Mengintainya dan mengawasinya dari sisi tergelapnya dengan cara yang gila.

Ketika cinta dan obsesi menjadi samar, Siena justru mencari tahu apa yang sebenarnya Aaron sembunyikan dari publik dan siapa Aaron Ackerley yang sebenarnya?

chap-preview
Pratinjau gratis
Chapter 1
"Siena, bulan depan aku akan ke New York." "What?" "Aku sudah memberikan surat pengunduran diri, pamanku mengajakku ke New York, disana aku bisa melamar di perusahaan arsitektur tempat pamanku bekerja." Dua gadis cantik itu sedang berbincang, di halte bis yang cukup ramai dengan orang-orang yang pulang bekerja. Di sore hari dengan langit yang menguning, dan burung-buru yang mulai kembali ke sarang mereka, melintasi langit kota London. Siena, gadis cantik bertubuh molek dan tidak terlalu tinggi, dengan wajah yang cantik, mata coklat keemasan, bibir kecil dan dagu ramping. Juga rambut panjangnya yang coklat. Wajahnya nampak lelah, bibir berlipstik peach nya maju dengan sebal. "Julie, aku akan sendirian disini," balas Siena pada temannya. Gadis disampingnya memiliki mata yang biru dan rambut pirang. Julie meraih bahu Siena dan memeluknya. "Kalau kau mau, kita bisa pergi bersama," tawar Julie. Siena meliriknya sebentar kemudian menggeleng. "Aku tidak bisa meninggalkan orang tuaku juga Kiara," balas Siena. "Ya sudah, berarti kita tak akan jadi rekan kerja lagi. Lucu ya, padahal sejak sekolah kita selalu bersama. Ah tapi, kita bisa sukses dengan jalan masing-masing. Ayo semangat!" ujar Julie. Gadis itu bangun dan menarik tangan Siena agar berdiri, membuat Siena hampir kehilangan keseimbangan tubuhnya karena high heels-nya. Kemudian dua gadis itu tertawa bersama, membuat orang-orang disekitar halte memandang heran. "Sebagai pesta perpisahan, bagaimana kalau aku traktir?" ujar Julie. Siena berbinar. "Really?" Namun kemudian meredupkan lagi pandangannya. "Tapi aku tak ingin berpisah denganmu," lanjutnya. Juliet tersenyum lebar, gadis itu menangkup wajah Siena. "Ayo, aku traktir. Nanti aku akan pulang ke Inggris setahun sekali. Kita masih bisa bertemu." Dengan berat hati Siena pun mengangguk, gadis itu berjalan mengikuti Julie yang menarik tangannya. Mereka berlarian di trotoar dengan senang, diantara orang-orang yang berlalu lalang. (*0*) Siena dan Julie adalah dua gadis baik-baik yang selalu berpakain sopan, mengenakan jeans panjang, blouse dan dibalut blazer dengan sepatu hak tinggi. Mereka tak pernah berpenampilan seksi sekalipun. Sore ini, menjelang malam mereka pergi ke bar. Duduk di meja bar, meminum minuman tanpa alkohol dan berbincang dilatari dengan musik country yang mengalun lambat. "Jangan pilih pria Amerika, pulanglah dan cari pria Inggris." kata Siena seraya meneguk minumannya. Julie terkekeh. "Ey, aku sukanya pria Korea." Siena mendengus dan menyenggol bahu Julie. "Memangnya ada pria Korea yang mau denganmu." "Siapa tahu ada. Kan kau juga pernah memiliki mantan kekasih pria Korea." Siena terkekeh dan meminum kembali minumannya. Julie turun dari kursinya dan menaruh gelas minumannya, gadis itu menarik tangan Siena. "Ayo kita berdansa, disana banyak pria tampan." Siena menggeleng. "Tidak, kau saja sana. Aku sedang tak ingin berdansa." Juliet pun berlari meninggalkan Siena ke panggung kecil untuk berdansa dengan beberapa orang yang sudah berdansa. Awalnya Siena hanya tersenyum melihat Julie yang sangat menikmati dansanya. "Berdansa bisa menghilangkan penat setelah seharian bekerja." Sebuah suara rendah dan dalam menyapa pendengaran Siena. Siena pun berbalik dan menoleh pada pria tinggi dan bertubuh gagah disampingnya. Dahinya mengerut, melihat pria itu yang entah berbicara dengan siapa. Dia sangat tampan, dengan tubuh tinggi, bahu lebar, d**a kokoh dan bidang. Rahangnya tegas dan kokoh, dengan wajah yang tampan dilihat dari samping. Sesaat Siena terpaku dan terpesona dengan sosok tampan di sampingnya. Damn! Dia terpesona. Dia sangat tampan, andai aku bisa memiliki kekasih setampan ini, gumam Siena dalam hati dengan mata tak mengedip. "Kau menatapku, nona cantik," ujar pria tampan itu lagi. Pria itu berbalik dan menatap Siena dengan mata hijaunya yang seksi dan tajam. Oh s**t! Dia tampan sekali, umpat Siena dalam hati. Buru-buru Siena menggeleng dan membalikan badannya dengan wajah merona malu, karena ketahuan mengagumi seseorang. "Kau ingin berdansa denganku?" tawar pria tampan itu. "Huh?" Siena menoleh dengan wajah tak mengerti. Si tampan itu bangun dan mengulurkan tangannya pada Siena, membuat Siena sedikit gugup. Meski wajahnya merona namun gadis itu menerima uluran tangan si pria tampan. Mereka berjalan ke panggung untuk berdansa, di panggung Siena kebanyakan gugup dan hampir saja mematahkan heels dari sepatunya. Pria tinggi dan kekar itu merengkuhnya, mengerat pinggul Siena dan berdansa dengan lambat. Sedangkan Siena menggenggam sebelah tangan pria itu dan menikmati alunan musik country yang lambat. Juga wangi mint bercampur kayu-kayuan yang kuat dan khas. Tanpa sadar Siena terlena tubuh kekar ini, menaruh kepalanya di d**a bidang dan kokoh. Mereka berdansa, sampai tak terasa tangan besar pria tampan itu meremas b****g Siena, membuatnya terkejut dan melepaskan tubuhnya. "Sorry," ujar si pria tampan. Siena mengangguk dengan wajah memerah, sambil merutuki dirinya yang bisa-bisanya terlena pria tampan didepannya. "Namaku Aaron. Aaron Ackerley," ujar pria itu. Siena mengerjapkan matanya dengan wajah merona, di ajak berkenalan dengan pria tampan dan berpenampilan eksekutif, bagi Siena itu luar biasa. "Saya Siena Lovey," ujar Siena kemudian menundukan kepalanya. Pria itu menatp wajah cantik Siena kemudian menyeringai dengan tatapan mata misterius. "Kita minum lagi, silahkan," ajak Aaron. Siena mengangguk dan mereka turun dari panggung rendah itu dan berjalan kembali ke meja bar. Saat kembali duduk, Siena mencari-cari keberadaan Juliet namun tak ditemukan. "Silahkan." Aaron menyodorkan segelas orange juice pada Siena. Lagi-lagi Siena hanya mengangguk dan meminum orange juice nya dengan gugup dan hampir saja menjatuhkannya. Tegukan pertama, semuanya berjalan normal. Di tegukan kedua, Siena mulai merasa ada yang aneh dengan tubuhnya. Gadis itu pun menghabiskan minumannya sekaligus. Kepalanya sedikit memberat dan pandangannya tidak begitu jelas. Akal sehatnya pun mulai diambil secara perlahan dan mata bulatnya mengerjap beberapa kali. Tangan Siena terulur untuk meraih rahang Aaron dan menangkupnya. "Kenapa kau sangat tampan?" katanya dengan suara lembut. Wajahnya pun berubah sayu. Aaron menyeringai kecil dengan wajah penuh misteri. Pria tampan itu mendekatkan wajahnya pada Siena dan memegang pipinya, kemudian memagut bibirnya. Hanya kecupan, dan berubah menjadi sedikit lumatan. Siena yang merasa tubuhnya memanas dan aneh, merasakan sensasi yang menggairahkan dalam ciuman Aaron. Kedua tangannya merangkul leher Aaron, sedangkan tangan Aaron merengkuh pinggulnya. Mereka berciuman dengan penuh gairah tanpa mempedulikan tempat mereka berada. "Kita pergi," bisik Aaron ditelinga Siena, membuat gadis itu melenguh dengan mata terpejam dan wajah sayu. Aaron menyeringai dan membawa tubuh Siena keluar dari club. Tanpa Siena sadari apa yang dia lakukan bersama pria yang baru saja ia temui. (*0*) Siena terbangun di pagi hari, dengan keadaan kepala yang pusing dan sakit. Ia membuka matanya dan menggeliatkan tubuhnya. Secara perlahan bulu mata lentik itu terbuka, matanya bergerak menatap pada seluruh ruangan. Dengan segera Siena bangun dan melebarkan matanya saat kamar yang tak ia kenal menyapa penglihatannya. Pandangannya turun ke bawah, dimana tubuhnya hanya ditutupi dengan selimut putih yang lembut dan tebal. Dengan d**a yang berdegup cepat Siena menyibak selimutnya, hingga nampak tubuh telanjang tanpa apapun. Bahkan di atas dadanya terdapat noda merah yang tak ia kenali. Pakainnya berserakan di lantai, dan keadaan sprei nampak berantakan. "Tidak mungkin," bisiknya dengan suara tercekat dan air mata yang mengalir. Tangannya gemetar meremas selimutnya dengan kuat. Air mata mengalir dari mata indahnya yang kini berpendar sendu, ia tak menyangka pertemuannya dengan pria tampan semalam membawa bencana baginya. Bahu putihnya gemetar hebat dengan isakan yang terus mengalun, menangisi kebodohannya sendiri. Tiba-tiba matanya menangkap sebuah kertas dan kartu diatas meja nakas. Dengan tangan gemetar Siena meraihnya, sebuah note dan black card. Siena Lovey, beautiful girl, beautiful name. Thank you for beautiful night. Siena meremas kertasnya dan menggenggam black card dengan nama Aaron Ackerley. "AAAARRGGG ... PRIA b******k!!" Siena berteriak dengan keras dan kembali menangisi kebodohannya. Selama ini ia sangat menjaga harta berharganya, hanya untuk suaminya kelak. Namun pria setampan dewa Yunani datang dan menjeratnya, kemudian menyeretnya dalam godaan yang kejam. (*0*) Sebulan sejak kejadian itu Siena berubah, tak banyak bicara dan lebih memilih selalu diam. Semua orang beranggapan bahwa kepergian Juliet ke New York membuatnya murung. Bahkan sampai membuat Juliet berat meninggalkannya. "Siena!" Suara panggilan menyentakkan Siena dari lamunannya. Siena buru-buru menyembunyikan sebuah black card di tangannya dan menaruhnya diatas meja riasnya. Gadis itu menyisir rambut coklatnya yang panjang kemudian mengikatnya. Wajahnya pun nampak pucat dan sayu. Setelah selesai kemudian keluar dari kamarnya. Siena menuruni tangga dan mengulas senyumannya saat melihat seorang gadis berambut pirang dan pendek sedang berdiri memunggunginya. Ada kedua orang tuanya dan juga seorang pria tinggi dengan punggung lebar, membelakanginya. Tiba-tiba Siena menghentikan langkahnya saat melihat postur tubuh kokoh itu. Senyumannya lenyap, digantikan dengan wajah yang semakin memucat. "Siena! Kemari." Gadis pirang itu mendekati Siena. "Kiara, ada apa ini?" tanya Siena. "Aku membawa kekasihku, dia melamarku!" ujar Kiara dengan wajah bahagia. Ia memeluk Siena dan tersenyum bahagia. Melihat itu, Siena pun tersenyum lagi, meski getir. "Congrats," balas Siena. "Ayo, aku kenalkan padanya," kata Kiara lagi. Kiara menarik tangan Siena dan membawanya ke hadapan orang tua mereka, kemudian tiba didepan pria yang tadi memunggunginya. Sampai mereka berhadapan, senyuman Siena lenyap seutuhnya. menyisakan wajah yang terkejut dan juga terluka. Menatap pria tinggi dan gagah dalam balutan jas, dengan rambut coklat yang disisir ke belakang, mata hijaunya yang tajam dan rahangnya yang kokoh. Sosok pria itu mengulurkan tangannya. "Aaron Ackerley," katanya. Siena terpaku. Mata bulatnya bergerak gelisah, menatap wajah itu dan tangan yang terulur. "Siena Lovey," balas Siena tanpa menjabat tangannya. "Aku akan ke kamar," lanjutnya kemudian meninggalkan keluarganya. Siena menangis di perjalanan menuju kamarnya. Tanpa mereka sadari, bibir seksi Aaron menyeringai samar dan tatapan matanya berkilat misterius. (*0*)

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

TERNODA

read
198.7K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
233.8K
bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
155.8K
bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
188.6K
bc

Hasrat Meresahkan Pria Dewasa

read
30.4K
bc

Setelah 10 Tahun Berpisah

read
58.9K
bc

My Secret Little Wife

read
132.1K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook