Jenguk Ali

1908 Kata
Prilly menggeliat kecil dalam selimutnya. Diregangkannya ototnya yang terasa kaku karna ntah sudah berapa lama ia terlelap.   Menjadi host inbox pagi dan siang membuat Prilly merasa lelah, belum lagi ia harus basah-basahan kemudian kembali panas-panasan.   Prilly mengambil ponselnya. Kebiasaannya saat bangun tidur dan masih ingin bermalas- malasan di ranjangnya. Tadi setelah sholat subuh Prilly langsung melanjutkan tidurnya.   Prilly mengecek instagramnya, namun tiba-tiba mata Prilly membulat sempurna saat melihat banyak sekali foto yang mentagnya dan sebagian besar memperlihatkan foto Ali yang sedang di opname. Prilly langsung terduduk dari tidurnya. Segera di carinya nama Ali di kontak ponselnya dan langsung menelfon Ali, ditunggunya telfon itu tersambung dengan gelisah.   Ali: assalamualaikum   Suara serak Ali terdengar menjawab panggilan Prilly nembuat Prilly bernafas lega.   Prilly: waalaikumsalam. Ali! Kamu kenapa? Kok gak kasih tau aku kalau di opname? Kamu anggap aku apa sih? Bukannya pulang inbox udah istirahat? Terus kenapa tadi aku lihat ada foto kamu malah main hp bukannya istirahat?   Ali terkekeh mendengar deratan pertanyaan Prilly yang tak ada henti.   Ali: Satu-satu dong nanyanya sayang. Aku makin pusing nih mau jawab yang mana.   Prilly: Ya maaf, namanya juga aku khawatir. Kamu gak biasanya kayak gini. Sakit banget ya?   Ali: aku gak papa kok, cuma biar lebih fit aja makanya di opname. Aku mau kabarin kamu, tapi takut ganggu kamu tidur. Pasti kamu baru bangun tidur kan?   Penjelasan Ali itu terdengar sangat pelan, suara seraknya sangat mendominasi pertanda ia sedang benar-benar tak dalam keadaan baik.   Ali: jangan nangis! Cengeng.   Ali menyadari Prilly yang terdengar sudah terisak. Prilly merasa kasihan pada Ali, harusnya saat ia libur seperti ini ia bisa menggunakan waktunya untuk melakukan hal-hal yang dapat membahagiakan dirinya, namun kini ia malah terbaring lemah di ranjang rumah sakit. Ali: jangan nangis sayang.   Prilly: iya gak nangis kok. Sekarang keadaan kamu gimana? Ali: alhamdulillah udah enakan kok. Prilly: jangan main hp terus dong.   Ali: akukan mau ngode kamu biar kamu tau aku lagi sakit. Jengukin dong.   Prilly: iya sayang, ntar aku jenguk ya. Tapi selesai aku olahraga, soalnya udah bikin janji sama pelatihnya. Gak lama kok.   Ali: oke, aku tunggu ya.   Prilly: yaudah sekarang kamu istirahat ya. Bye. Assalamualaikum. Ali: waalaikumsalam. Telfonpun terputus, Prilly segera bergegas bersiap-siap untuk berolahraga. Memang badan Prilly sudah termasuk ideal, namun Prilly ingin tetap mejaga kebugaran tubuhnya dan menjaga agar tubuhnya masih terlihat bagus.   ***   "Ma jenguk Ali ya" ucap Prilly saat memasuki mobil setelah selesai berolah raga.   "Iya mama juga udah beliin Ali buah sama kue ni" balas mama Uli memperlihatkan belanjaannya yang sengaja ia beli saat menunggu Prilly tadi.   Akhirnya Prilly dan mama Ulipun segera bergegas menuju rumah sakit dimana Ali dirawat.   Sesampainya disana ternyata ada budhila dan beberapa saudara Ali yang sedang menemani Ali. Prilly melirik Ali yang tampak sedang tertidur.   "Gimana keadaan Ali dil?" Tanya mama Uli. "Alhamdulillah cuma butuh istirahat, kecapekaan aja" Merekapun terlibat perbincangan kecil sembari menunggu Ali bangun. "Prill" Panggil Ali saat baru terbangun dari tidurnya. Prilly langsung bangkit dari duduknya dan segera menghampiri Ali. Sementara mama Uli dan saudara Ali masih tampak bercerita. "Kamu udah dari tadi?" Tanya Ali saat Prilly sudah ada disampingnya. "Enggak juga. Kamu gimana?" "Aku baik. Liat sendiri kan"   Prilly mengerucutkan bibirnya lalu mencubit pelan hidup mancung Ali membuat Ali terpejam.   "Makanya jangan pecicilan. Jadi kecapekaan kan"   Ali hanya tersenyum mendengar omelan Prilly itu. Ntah kenapa rasa berat pada bagian matanya yang membuat ia sedari tadi ingin selalu terlelap untuk mengusir segala rasa tak enak di badannya hilang begitu saja saat melihat Prilly ada di hadapannya.   "Udah makan?" Tanya Prilly. "Udah kok tadi" "Mau makan buah gak? Aku kupasin"   "Disuapin gak nih?" Tanya Ali sembari tersenyum menggoda Prilly. "Mau banget disuapin?" "Suapin" rengek Ali pelan membuat Prilly terkekeh. Prilly tak pernah lupa sifat Ali yang satu ini. Ali benar-benar bisa menjadi sangat manja bila di hadapan Prilly apalagi dalam keadaan seperti ini.   "Husssh, gak malu apa ntar didenger saudara kamu sama mama aku" "Bodo! Buruan" Prillypun akhirnya menyuapi Ali dengan berbagai buah bawaannya. Ali terlihat lebih bersemangat berbeda jauh dari sebelumnya. Hal itu mampu membuat Prilly merasa sedikit lebih lega.   ***   "Aku gak bisa lama-lama, ntar malam aku ada di happy show. Aku harus pulang sekarang" ucap Prilly disela obrolannya dengan Ali. Ali tampak menghela nafas kecewa. Jujur kalau boleh ia ingin Prilly selalu dengannya. Namun itu tidak mungkin. Apalagi mengingat setelah tamatnya ggsr jadwal Prilly akan sangat padat.   "Yaudah kamu hati-hati ya" balas Ali kemudian menggenggam tangan Prilly. "Akunya di bolehin pulang tapi tangan aku di pegangnya kuat banget pak" ledek Prilly melirik tangannya membuat Ali tertawa.   "Jangan nakal ya. Aku sering nonton kamu di happyshow tapi selalu bikin nyesek kamunya digoda terus" Ali mengerucutkan bibirnya.   "Cieeee baper. Profesionalitas aja sayang"   "Iya aku tau kok. Lagian aku percaya sama kamu"   "Eh foto dulu yuk, semenjak kelar syuting ggsr aku jarang foto sama kamu" Ali mengangguk setuju kemudian Prilly mengeluarkan ponselnya.   Mereka tampak berselfie ria dengan berbagai pose, mata Prilly dan Ali berbinar saat melihat pose mereka dimana Prilly yang sedang bersandar didada Ali yang sedang berbaring sementara Ali menopang dagunya di pucuk kepala Prilly.   "Share yang itu dong, terus captainnya cepat sembuh sayangku, berani gak?" Tanya Ali membuat Prilly menatapnya heran.   "Kamu mau bikin ig atau twitter kita pecah" "Ya kalau kamu mau aku juga berani" "Apaan sih, belum waktunya sayang" "Kamu gak sayang aku ya?" Pertanyaan Ali itu sukses membuat Prilly yang sedari tadi fokus dengan ponselnya yang hedak mengupload salah satu fotonya dengan Ali tadi langsung terhenti dan mematap Ali.   "Kamu kok ngomong gitu?"   "Ya gak kenapa-kenapa. Kayaknya gak mau banget ada yang tau tentang hubungan kita" balas Ali lirih.   Prilly menghela nafasnya sejenak kemudian mengelus rambut Ali lembut.   "Aku sayang sama kamu, sayang banget malah. Tapi kan kamu tau, kita gak bisa publikasi hubungan kita gitu aja, lagi pula kita udah pernah omongin tentang ini kan? Ada saatnya dimana nanti ig aku dipenuhi sama foto aku bareng kamu" jelas Prilly membuat Ali tersenyum. Ia tak serius dengan ucapannya tadi. Ia hanya ingin melihat respon gadisnya itu.   "Prill udahan belum? Kitakan mau ke happy show" ucap mama Uli yang tiba-tiba datang. "Udah kok ma" "Cepat sembuh ya mantu. Prillynya dibawa pulang dulu" goda mama Uli sembari mengelus pucuk kepala Ali membuat Ali tersenyum.   "Makasih ma"   "Salam ya nanti buat mama kamu" "Iya ma" "Li aku pulang ya. Kamu pokoknya harus istirahat total. Jangan bandel. Oke captain?" Ali terkekeh geli saat lagi-lagi Prilly memanggilnya dengan sebutan itu.   "Oke" balas Ali mantap.   Prilly dan mama Ulipun bergegas pergi setelah berpamitan pula dengan keluarga Ali.   ***   Makin hari Prilly makin disibukkan dengan jadwalnya mengisi berbagai acara. Prilly bersyukur ia masih diberikan Tuhan limpahan berkah dalam hidupnya.   Prilly menghempaskan tubuhnya diranjang kemudian memejamkan matanya sejenak. Tiba-tiba saat sedang sepi seperti ini pikiran Prilly terfokus pada satu orang. Sudah lama Prilly tak mendapat kabar darinya. Terakhir mereka berkomunikasi adalah saat Prilly menjenguknya dirumah sakit beberapa hari yang lalu. Yang Prilly tau ia sudah keluar dari rumah sakit dan kini sedang berada di luar kota. Itupun Prilly ketahui dari hasil stalknya di berbagai media sosial. Rindu rasanya dengan sosok itu. Tiba-tiba saja air mata Prilly jatuh. Apa lelaki itu tak ada niat untuk mengabarinya? Apa keadaannya sudah baik-baik saja? Dimana dia sekarang? Perntanyaan itu berputar-putar dalam benak Prilly.   "Aku kangen kamu Li"   ***   Ali mengedarkan pandangannya keselilingnya. Suara air terjun yang bergemuruh bukannya membuatnya terusik malah membuatnya terasa tenang. Namun ketenangan itu langsung lenyap sesaat saat mengingat gadisnya. Sudah beberapa hari ini tak berkomunikasi dengannya. Bukannya Ali lupa. Ali hanya sengaja tak mengaktifkan ponselnya beberapa hari belakangan ini. Lagi pula Ali fikir Prilly tak akan mengingatnya karna kesibukannya. Namun Ali tak bisa membohongi dirinya sendiri bahwa ia sangat merindukan gadisnya. Bukan hanya gadisnya saja, tapi juga para penggemarnya.   Ali menatap saudara-saudaranya yang tampak sedang bercanda ria bermain air dibawah air terjun. Ali beralih mengambil ponselnya disakunya. Di aktifkannya kembali ponselnya. Tak berapa lama muncul berbagai notif dari seluruh akun media sosial maupun aplikasi chat yang Ali punya. Namun Ali mendesah kecewa saat tak ada satupun yang berasal dari gadisnya. ***   Prilly membolak balikkan badannya mencari posisi yang nyaman untuk beristirahat. Namun tak ada yang pas. Tiba-tiba ponsel Prilly berbunyi. Dengan segera Prilly meraih ponselnya. Mata Prilly membulat saat melihat nama Alilah yang tertera disana. Prilly merasakan jantungnya berdebar kencang. Dihelanya nafasnya sejenak untuk menenangkan dirinya kemudian di angkatnya panggilang dari Ali.   Assalamualaikum Waalaikumsalam Prill Sesaat mereka sama-sama terdiam setelah saling mengucapkan salam.   Apa kabar Prill?   Alhamdulillah baik, kamu gimana? Alhamdulillah udah mendingan. Lagi-lagi mereka sama-sama terdiam.   Kamu lagi dimana?   Pertanyaan itu akhirnya keluar juga. Jujur Prilly penasaran dimana Ali sebenarnya.   Lagi diluar kota.   Oh gitu.   Mendengar jawaban Ali yang terkesan tak spesifik membuat Prilly enggan bertanya lebih jauh. Ntah kenapa mereka sama-sama merasa canggung.   Kangen. Kangen. Tiba-tiba mereka mengucapkan hal yang sama sehingga saling terkekeh geli.   Aku kangen kamu Prill, maaf gak ngabarin beberapa hari ini. Aku cuma lagi bener-bener mau istirahat total dan gak mau ganggu kamu.   Aku ngerti kok. Yang penting kamu bisa cepat sembuh. Aku kangen banget.   Iya sayang aku juga. Makanya aku langsung kabarin kamu saat aku rasa aku udah enakan. Suasana di antara mereka kembali menghangat.   Cepat pulang sayang. Kasian alicious kangen banget sama kamu. Yang kangen aku itu alicious atau kamu?   Pertanyaan Ali yang terkesan menggodanya itu berhasil membuat Prilly bersemu.   Aku kan alicious juga.   Iya sih. Aku juga Prillvers. Bentar lagi aku pulang ya. Tunggu abang neng. Iyeee bang. Mereka sama-sama tertawa lepas saling melepas rindu. Bertukar cerita dan membuat suasana menjadi menghangat. Terkadang mereka bingung kenapa sebagian orang-orang diluar sana selalu berfikiran buruk tentang hubungan mereka. Apakah kenyaman yang mereka rasakan ini mengusik orang lain? Rasanya tidak. Mereka selalu berusaha untuk tidak mendengarkan hal- hal yang dapat mengusik kenyaman yang mereka bangun sejak lama ini.   ***   Prilly merasa deg-degan, baru kali ini ia menjadi bintang tamu segrogi ini. Apalagi mendengar ucapan mas Ferry yang hampir sebagian besar benar. Prilly hanya mampu tersenyum menanggapi karna ia tak tau lagi harus merespon seperti apa.   Prilly bernafas lega saat acara itu telah usai. Hari ini Prilly menjadi bintang tamu di acara Mata hati. Ntah kenapa Prilly terpikir ucapan mas Ferry yang membahas tentang hubungannya dengan Ali. Apa benar selama ini ia terlalu takut sehingga membohongi dirinya sendiri bahwa sejujurnya ia juga sangat ingin menjalin hubungan dengan Ali?   Tiba-tiba ponsel Prilly berbunyi pertanda ada sebuah pesan WA yang masuk.   Mungkin selama ini kamu terlalu menjaga perasaan orang lain dan membuat ingin membuat orang lain bahagia, tapi bukankah bahagia bersama itu lebih baik? Kalau kamu memang menginginkan aku juga, kenapa kamu harus takut? Apa yang aku lakuin selama ini kurang meyakinkan kamu kalau aku benar-benar mencintai kamu? Percaya sayang. Aku cinta kamu. Tapi kalau kamu nyaman dengan status hubungan kita yang sekarang gak papa kok. Kalau alasan kamu takut putus gak papa kok. Aku bakal tunggu, tunggu kamu putusin, putusin kalau kamu mau hidup bahagia sama aku selamanya. Kita jalanin aja yang sekarang, yang harus kamu ingat, aku cinta kamu dan aku juga akan selalu ingat kalau kamu cinta aku :)   Prilly tersenyum haru membaca pesan dari Ali. Kenapa Prilly sempat meragukan cintanya. Seharausnya sebagai orang yang merasakan cinta Ali ia harus yakin akan cinta itu. Bukannya mendengar perkataan orang yang terkesan sok tau dan selalu menerka-nerka apa yang terjadi di antara mereka. Prilly tersenyum kecil kemudian jarinya terarah membalas pesan dari Ali.   Aku yakin kok sama cinta kamu. Kita jalanin aja ya. Aku akan bikin kamu selalu nyaman sama aku sampai aku bisa putusin kamu, putusin biar kamu jadi pasangan hidup aku selamanya. Aku cinta kamu :)
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN